Konflik Rusia Vs Ukraina
Pakai Granat Kejut hingga Senjata Api, Beredar Video Tentara Rusia Bubarkan Demonstran di Ukraina
Beredar di internet sebuah video menampilkan aksi tentara Rusia membubarkan demonstran di Kota Kherson.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Bahkan mereka tak mempedulikan tank dan kendaraan lapis baja milik pasukan Rusia yang memenuhi jalan.
Diberitakan sebelumnya, Kherson merupakan kota pelabuhan penting yang terletak di jalan masuk dari Laut Hitam di Ukraina selatan.
Wali Kota mengatakan di Facebook Rabu (2/3/2022) bahwa militer Ukraina tidak lagi di Kherson, dan penduduknya sekarang harus melaksanakan instruksi dari "orang-orang bersenjata yang datang ke administrasi kota" - menunjukkan bahwa kota telah jatuh di bawah kendali Rusia.
Pengumuman di halaman Facebook-nya menyusul beberapa hari tekanan terhadap Kherson oleh pasukan Rusia yang telah mengepung kota itu.
Simak videonya:
Pasukan Rusia Dituding Pencitraan
Sejak invasi dimulai pada 24 Februari 2022 lalu, hingga Rabu (9/3/2022), pasukan militer Rusia telah menguasai sejumlah kota di Ukraina.
Satu di antaranya adalah Kota Melitopol yang berada di bagian selatan Ukraina.
Walikota Melitopol, Ivan Federov pada Senin (7/3/2022) telah mengumumkan lewat Facebook bahwa pasukan militer Rusia telah menguasai Melitopol, termasuk jaringan komunikasi kota tersebut.
Baca juga: Kakek Asal Inggris Kecewa Ditolak seusai Daftar Pasukan Sukarelawan Ukraina Lawan Rusia
Baca juga: 3 Skenario Akhir Rusia Vs Ukraina, Putin Pakai Taktik Anaconda hingga Potensi Perang Senjata Kimia
Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, Federov kemudian meminta warganya untuk berhati-hati dalam menerima informasi baik di televisi atau radio.
Lantas bagaimana sikap para warga sipil yang masih berada di Melitopol setelah kota mereka dikuasai oleh pasukan Rusia?
Yuliya Kovaliova (33) seorang warga sipil sekaligus pengusaha toko elektronik bercerita, saat ini di kotanya setiap hari terjadi protes.
"Dalam beberapa kasus, tentara Rusia mulai menembaki kami yang kemudian mengenai seorang pria tetapi kami tidak berhenti protes," ujar Kovaliova.
"Kami tidak takut untuk protes karena kami bersama. Kami takut untuk berjalan sendirian di malam hari, tetapi kami tidak takut untuk melakukan protes."
Terakhir pada Selasa (8/3/2022), sebanyak lima ribu orang berkumpul di pusat Kota Melitopol untuk melakukan protes.