Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kecanggihan Rudal Hipersonik yang Dipakai Rusia Bombardir Ukraina, 5 Kali Lebih Cepat dari Suara

Rusia disebut-sebut telah mengeluarkan senjata hipersonik untuk meluluhlantakkan sejumlah sasaran di Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Foto oleh Handout/Kementerian Pertahanan Rusia/AFP
Pengambilan video handout yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 19 Februari 2022, menunjukkan sebuah pesawat tempur MiG-31K angkatan udara Rusia membawa rudal jelajah hipersonik Kinzhal. 

TRIBUNWOW.COM - Rusia disebut-sebut telah mengeluarkan senjata hipersonik untuk meluluhlantakkan sejumlah sasaran di Ukraina.

Rudal tersebut rupanya memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan rudal balistik lain.

Pasalnya, rudal yang dibuat dengan bahan khusus tersebut bisa melampaui kecepatan suara hingga lima kali lipat.

ICBM Topol milik Rusia dipamerkan di luar Moskow dalam parade tahunan nasional Hari Kemenangan 9 Mei. Terbaru, pihak Rusia mengklaim telah menyiagakan pasukan dan persenjataan nuklir untuk melakukan serangan ke Ukraina, Senin (28/2/2022).
ICBM Topol milik Rusia dipamerkan di luar Moskow dalam parade tahunan nasional Hari Kemenangan 9 Mei. Terbaru, pihak Rusia mengklaim telah menyiagakan pasukan dan persenjataan nuklir untuk melakukan serangan ke Ukraina, Senin (28/2/2022). (AFP/Dima Korotayev)

Baca juga: Tak Henti Gempur Ukraina, Ternyata Segini Jumlah Senjata Nuklir Rusia, Bandingkan dengan Milik NATO

Baca juga: Pesawat Kiamat Putin Terbang di Langit Rusia, Tanda Perang Nuklir akan Terjadi di Ukraina?

Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, Selasa (22/3/2022), kata hipersonik berarti segala sesuatu yang bergerak dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.

Yakni sekira 6.174 kilometer per jam (3.836 mph) atau lebih.

Kebanyakan rudal balistik sudah bergerak secepat ini, hal itu penting karena memberi lebih sedikit peringatan pada lawan dan lebih sedikit waktu untuk bereaksi.

Namun, yang membuat rudal hipersonik berbeda adalah peluru kendali ini meluncur di atmosfer atas dan sangat mudah bermanuver.

Rudal balistik, setelah diluncurkan, memiliki kemungkinan yang sangat terbatas untuk mengubah arahnya, seperti bola jika dilempar.

Kemampuan manuver pada kecepatan tinggi seperti itu, merupakan atribut utama dari senjata ini.

Apalagi mengingat rudal ini diluncurkan dari ketinggian yang tak dapat dideteksi radar.

Namun, tantangan teknologi untuk jenis rudal hipersonik ini sangat besar.

Untuk dapat terbang dengan kecepatan ekstrim, gesekan udara dan peningkatan suhu menjadi 2.200 derajat Celcius menjadi hambatan utama.

Sebagai perbandingan, titanium yang merupakan material logam yang sangat kuat, akan meleleh pada suhu 1.670 C.

Karenanya, rudal hipersonik ini harus dibentuk dan dibangun dari bahan yang sangat canggih, serta dirancang untuk tahan terhadap kondisi ekstrem seperti itu.

Apalagi, untuk bermanuver dengan bebas dari ketinggiang, struktur rudal ini harus dibuat dengan benar-benar kuat.

Dilaporkan pada uji coba awal, rudal hipersonik ini benar-benar terkoyak saat diarahkan menikung ke jalur baru.

Senjata baru ini masih belum sepenuhnya dikembangkan karena perancang militer masih terus berjuang untuk menghasilkan model uji yang layak yang dapat dioperasikan dengan baik.

Baca juga: Fyodorov Panas-panasi Putin agar Tembakkan Rudal Balistik ke Laboraturium AS, Yakin Tak Bisa Dibalas

Baca juga: Rudal Rusia Luluh Lantakkan Bandara Vinnytsia Ukraina, Zelensky pada NATO: Kami Dibunuh Pelan-pelan

Peluncuran Rudal Hipersonik Rusia

Rusia mengatakan telah meluncurkan serangan rudal hipersonik ke Ukraina yang kedua.

Rudal tersebut menghantam gudang bahan bakar di wilayah Kostiantynivka, Donestk Oblast, Ukraina timur.

Serangan ini dilakukan setelah sehari sebelumnya Rusia menggunakan rudal tersebut ke wilayah Carpathian, Ukraina Barat.

Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Minggu (20/3/2022), kabar ini dikonfirmasi langsung oleh seorang pejabat kementerian pertahanan Rusia.

Menurutnya, senjata yang dikenal dengan sebutan Kinzhal (Belati-red) itu meledakkan gudang bahan bakar di dekat pelabuhan Laut Hitam Mykolaiv.

Militer Rusia mengatakan serangan rudal hipersonik kedua ke Ukraina diluncurkan dari laut.

Disebutkan bahwa serangan pada gudang bahan bakar itu juga melibatkan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan oleh kapal perang Rusia dari Laut Kaspia.

Adapun rudal Kalibr yang diluncurkan dari Laut Hitam juga telah digunakan untuk menghancurkan pabrik perbaikan lapis baja di Nizhyn di wilayah Chernihiv di Ukraina utara.

Ini adalah hari kedua Rusia mengatakan telah menggunakan rudal, yang mampu menyerang target 1.250 mil jauhnya dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara.

Sehari sebelumnya, militer Rusia mengatakan rudal hipersonik digunakan untuk pertama kalinya dalam pertempuran untuk menghancurkan gudang amunisi di Pegunungan Carpathian di Ukraina barat.

Rusia mengatakan rudal yang diluncurkan dari udara juga menghantam fasilitas Ukraina di wilayah Zhytomyr utara tempat para pejuang asing dan pasukan khusus Ukraina bermarkas.

Di sisi lain, kementerian pertahanan Ukraina mengatakan bahwa pasukannya telah menembak jatuh tiga helikopter tempur Rusia.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia masih akan terus mengepung sejumlah kota timur Ukraina.

Tampaknya, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin akan terus menggunakan senjata berat untuk melakukan serangan di daerah perkotaan.

Pihak Inggirs menyebut serangan itu akan mengorbankan korban sipil dengan jumlah yang lebih besar.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved