Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Klaim Dapat Bocoran Aksi Teror yang akan Dilakukan Ukraina ke Kedubes AS dan Negara Barat
Juru bicara Kementerian Pertahanan RJuru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, membeberkan adanya kebocoran informasi
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, membeberkan adanya kebocoran informasi dari pihak Ukraina.
Kabar tersebut menyebutkan bahwa Nazi Ukraina dari Batalyon Azov berencana untuk melakukan serangan teroris di Lviv.
Serangan itu ditujukan kepada diplomat dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya dan mengalihkan kesalahan ke Rusia.

Baca juga: Video Konvoi Mayat Tentara Rusia, 2.500 Jasad Dibawa dari Ukraina untuk Sembunyikan Jumlah Kematian
Baca juga: Momen Pangkalan Militer Diserang Rusia, Tentara Ukraina Terlihat Ditarik Hidup-hidup dari Reruntuhan
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Rusia, RIA Novosti, Sabtu (19/3/2022), hal tersebut diungkapkan dalam sebuah pertemuan resmi.
Konashenkov mengatakan bahwa selama operasi khusus, seorang karyawan Direktorat Utama Layanan Keamanan Ukraina (SBU) di wilayah Donetsk dan Luhansk secara sukarela menyerahkan diri kepada karyawan Angkatan Bersenjata Rusia.
"Dalam operasi militer khusus, seorang karyawan departemen utama SBU di wilayah Donetsk dan Luhansk secara sukarela menyerahkan diri kepada prajurit Rusia. Perwira ini terlibat langsung dalam mengatur pelatihan sabotase dan kelompok teroris untuk bekerja di daerah yang dibebaskan. dari kalangan nasionalis,” kata Konashenkov.
Menurut Konashenkov, petugas SBU ini menyerahkan informasi rinci mengenai semua orang yang terlibat dalam kegiatan sabotase di wilayah Donbass.
“Saya ingin menekankan bahwa kepemimpinan rezim Kiev menyadari rencana kaum nasionalis, tetapi tidak mengambil tindakan apa pun untuk mencegah implementasinya. Rezim nasionalis Kyiv berencana untuk menghadirkan serangan terhadap fasilitas diplomatik Amerika Serikat dan negara-negara Barat sebagai serangan yang ditargetkan dari Angkatan Bersenjata Rusia," tambah jenderal itu.
Menurut dia, tujuan utama dari provokasi adalah untuk meningkatkan tekanan pada negara-negara NATO.
Selain itu juga untuk menekan agar zona larangan terbang di atas Ukraina diterapkan dan memberikan senjata tambahan.
Baca juga: Putin Tangkap Jenderal Perangnya Sendiri, Disebut Berkhianat hingga Dijadikan Kambing Hitam
Baca juga: Bantah Bom Pusat Pengungsian Warga Ukraina, Rusia Sebut Terjadi Perang Informasi
Mayat Tentara Rusia Dipajang
Di sisi lain, tanpa pamit ke anak dan istrinya, pria asal Inggris yakni Ben Spann (36) ikut menjadi relawan tentara untuk membantu Ukraina memerangi pasukan Rusia.
Tak memiliki pengalaman militer dan tak punya keluarga di Ukraina, Ben bermodal nekat datang ke Ukraina.
Sempat mengira apa yang ia lakukan adalah hal yang benar, Ben mengakui sejak dirinya tiba di Ukraina, semua seperti mimpi buruk.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, setelah berangkat dari Inggris ke Polandia, Ben masuk ke Ukraina bersama empat mantan tentara Inggris yang turut menjadi relawan perang di Ukraina.