Pembunuhan di Subang
Kasus Subang Tak Kunjung Terungkap, Kriminolog Soroti Sketsa Wajah Terduga Pelaku: Sudah Ada Target
Kriminolog dari Unpad Yesmil Anwar buka suara soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kriminolog dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Yesmil Anwar buka suara soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Dilansir Kompas.com, pelaku pembunuh Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23) hingga kini masih belum diketahui.
Beberapa waktu yang lalu diketahui polisi sempat mengeluarkan gambar sketsa wajah terduga pelaku dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Baca juga: Kabar Terbaru Kasus Subang, Kakak Tuti Berkali-kali Didatangi Korban Lewat Mimpi, Singgung Sosok Ini
Sketsa wajah ini berdasarkan hasil analisis tim Inafis Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Sketsa wajah terduga pelaku itu pun telah disebar ke seluruh Polres di seluruh Indonesia.
Yesmil Anwar mengatakan, dengan dikeluarkannya sketsa wajah terduga pelaku, berarti polisi sudah ada targetnya.
"Kalau sudah ada sketsa wajah, ya berarti sudah ada target," kata Yesmil saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu (16/3/2022).
Harusnya, kata Yesmil, itu menjadi lebih mudah apabila menggunakan forensik digital.
Namun, ia menduga data yang disimpan dalam file polisi mungkin belum lengkap.
"Harusnya kemampuan teknologinya dipertinggi, dan kemampuan analisinya juga," ujarnya.
Baca juga: Warga Subang Resah Dapat Info dari YouTube Pembunuh Tuti dan Amalia Berada di Sekitar TKP
Terkait polisi telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus ini, kata Yesmil, itu bukan memperterang persoalan, tapi memperlama.
"Karena belum tentu tim khusunya bekerja dengan maksimal, karena sering kali tim khusus banyak juga pekerjaan-pekerjaan lain. Yang penting kembali lagi melakukan penyelidikan dan penyidikan secara serius apakah oleh tim khusus atau lainnya," ungkapnya.
Dengan belum terungkapnya kasus tersebut, Yesmil pun mengaku kecewa dengan pihak kepolisian.
"Ya agak kecewa, profesionalitas polisi tidak maksimal, terlalu banyak steament tapi kemajuannya lambat" kata pakar hukum pidana ini.
Bukan itu saja, Yesmil juga meminta pihak kepolisian untuk tidak banyak membuat pernyataan.