Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Ungkap Hal yang Bisa Akhiri Invasi, Ajukan Syarat jika Ukraina Inginkan Gencatan Senjata
Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengungkapkan hal yang bisa menentukan lamanya invasi ke Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dituding pemerintah Ukraina melakukan kejahatan perang, sebuah roket menghantam bangunan di pusat Kota Kharkiv.
Serangan ini menghancurkan gedung opera, ruang konser, hingga gedung pemerintahan.
Pada video yang beredar tampak aktivitas di sekitar gedung sedang berlangsung normal.
Sejumlah kendaraan tampak lalu lalang seperti biasa.
Dikutip dari BBC.com, tak lama kemudian terekam oleh kamera CCTV yang terpasang di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), sebuah roket milik Rusia jatuh dari atas dan meledakkan bangunan tersebut.
Seusai ledakan terjadi tampak bangunan yang jadi target Rusia mengalami kerusakan parah.
Kendaraan yang ada di luar turut menjadi korban ledakan tersebut.
Pejabat setempat menyatakan 10 warga Ukraina tewas dalam serangan roket tersebut sedangkan 35 lainnya luka-luka.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky langsung merespons serangan yang diluncurkan Rusia.
"Ini adalah teror terhadap Ukraina. Tidak ada target militer di sana," ungkap Zelensky.
Sebelum serangan pada hari Selasa, Kharkiv telah menerima rentetan serangan Rusia dan selama itu 16 orang telah tewas.
Direktur Penelitian European Expert Association memberikan tanggapan dan menyentil Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir akun Twitter pribadinya, @maria_avdv, Selasa (1/3/2022), membagikan video CCTV yang merekam serangan tersebut.
Peneliti dan analis senior yang sedang berada di Kharkiv itu, menampilkan kekacauan yang terjadi.
Terlihat bagian depan gedung pemerintahan Kharkiv yang berada di persimpangan jalan, meledak terkena hantaman artileri.