Konflik Rusia Vs Ukraina
Di Ukraina, Relawan Asal Inggris Lihat Jasad Tentara Rusia Dipajang di Pos Pemeriksaan
Seorang warga asal Inggris mengaku ketakutan setelah secara sukarela membantu tentara Ukraina perangi Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Ben mengaku pada akhirnya dirinya dan rekan-rekannya gagal mendapatkan bantuan senjata dari pasukan militer Urkaina.
Pada hari ke-lima di Ukraina, Ben mulai merasa sedih karena telah meninggalkan keluarganya di Inggris.
"Ketika para relawan memilih untuk terjun lebih dalam ke Ukraina, saya memilih untuk pulang ke perbatasan," ungkap Ben.
Meskipun tak menyesal sempat pergi ke Ukraina, Ben justru merasa bersalah telah pergi sendirian meninggalkan rekan-rekannya.
Ben lalu menyarankan kepada warga sipil yang ingin menjadi relawan perang di Ukraina agar mengurungkan niat mereka jika tidak memiliki pengalaman militer.
"Saya tidak merekomendasikan warga non militer untuk pergi ke Ukriana," kata Ben.
"Saya kira Anda akan lebih menjadi beban bagi mereka," ujarnya.
Kontroversi Relawan Perang
Beragam kontroversi terjadi di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Satu dari beberapa kontroversi tersebut adalah warga negara lain yang kini dipersilakan untuk ikut berperang.
Semua berawal ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pemerintahannya mempersilakan warga dari negara lain secara sukarela datang ke Ukraina untuk memerangi Rusia.
Dilansir TribunWow.com, berikut ini adalah sejumlah fakta seputar kontroversi relawan ikut perang Rusia Vs Ukraina.
Baca juga: Loker Tentara Bayaran di Ukraina Dibayar Rp 28 Juta per Hari Plus Bonus, Ini Tugasnya
Baca juga: Kotanya Dikuasai Putin, Warga Ukraina Lihat Pasukan Rusia Coba Lakukan Pencitraan Pakai Cara Ini
1. Putin Persilakan Relawan Bantu Lawan Ukraina
Hari ini pada Jumat (11/3/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap menampung sukarelawan yang ingin membantu Rusia menghadapi Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, pernyataan ini disampaikan oleh Putin saat mengadakan rapat dengan Dewan Keamanan Rusia.