Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ini yang Dilakukan AS jika China Benar-benar Ikut Campur dalam Perang Rusia Lawan Ukraina

Setelah melakukan perundingan langsung, perwakilan Amerika Serikat (AS) merasa yakin pemerintah China akan turun tangan membantu Rusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube/BBC News
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Terbaru, AS menyatakan langkah khusus jika nantinya China terlibat membantu Rusia melakukan invasi ke Ukraina, Selasa (15/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Setelah melakukan perundingan langsung, perwakilan Amerika Serikat (AS) merasa yakin pemerintah China akan turun tangan membantu Rusia.

Dikabarkan bahwa China akan memberi dukungan ekonomi terhadap Rusia yang terkena sanksi global akibat invasi ke Ukraina.

Tak tinggal diam, AS rupanya telah menyusun rencana jika dukungan China tersebut melebar hingga ke ranah militer.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berpose selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. Terbaru, pemerintah China menjawab isu dimintai Rusia bantuan untuk mengirim kebutuhan militer.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berpose selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. Terbaru, pemerintah China menjawab isu dimintai Rusia bantuan untuk mengirim kebutuhan militer. (AFP/Alexei Druzhinin/Sputnik)

Baca juga: China Putuskan Bantu Rusia Invasi Ukraina, Dukung Perekonomian dan Berencana Kirim Senjata

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-19, Kadyrov Diisukan Maju ke Medan Perang hingga Keterlibatan China

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Selasa (15/3/2022), penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, menggelar pertemuan dengan perwakilan China, Yang Jiechi.

Dalam pertemuan tujuh jam tersebut, dibahaslah permasalahan tentang posisi negara dalam konflik Rusia-Ukraina.

Disebutkan bahwa pihak China mengindikasikan adanya keberpihakan pada Rusia.

Menurut pejabat tinggi AS yang enggan disebutkan namanya, pemerintahan Presiden Xi Jinping telah memutuskan untuk membantu Rusia.

Satu di antaranya adalah memberi dukungan ekonomi pada Rusia yang sedang dalam krisis akibat sanksi internasional.

Disinyalir, China sedang mempertimbangkan untuk mengirim perlengkapan militer guna mendukung serangan Rusia ke Ukraina.

"China telah memutuskan bahwa mereka akan memberikan dukungan ekonomi dan keuangan, dan mereka menggarisbawahi hal itu hari ini. Pertanyaannya adalah apakah mereka akan melangkah lebih jauh," kata pejabat tersebut.

Tercatat, Rusia selama ini kerap memesan drone tempur dan berbagai bentuk amunisi dari China.

Namun, transaksi tersebut dinilai tak akan mudah untuk dilaksanakan.

"Kedua belah pihak memahami bahwa mereka tidak berbagi sistem yang sama, dan itu membuatnya bermasalah," kata pejabat terkait.

Sementara itu, CNN melaporkan bahwa militer Rusia juga meminta bantuan berupa paket ransum.

Hal ini menandakan adanya masalah logistik parah yang dialami Rusia dalam konflik berkepanjangan tersebut.

Namun, Rusia dinilai membutuhkan bantuan ekonomi dan keuangan yang paling mendesak.

Negara ini terancam gagal bayar untuk melunasi utangnya, dengan dua pembayaran bunga yang akan jatuh tempo pada hari Rabu, (16/3/2022).

Lantaran terkena sanksi, Moskow tidak dapat mengakses hampir semua cadangan emas dan valuta asing senilai 640 miliar USD atau sekitar Rp 9 kuadriliun.

Namun dikatakan bahwa Rusia masih memegang sebagian dari cadangan tersebut dalam matauang yuan, sehingga Beijing akan dapat turun tangan untuk memberikan bantuan.

"Ini benar-benar proyek Xi Jinping. Dia secara total dan mendasar berada di balik kemitraan yang lebih erat dengan Rusia ini," kata pejabat AS itu.

Jika China mendukung Rusia dalam pertikaiannya dengan Barat, pemerintahan Biden akan mengalihkan fokusnya untuk membujuk sekutu, khususnya di Eropa.

AS akan meminta rekanannya untuk memikirkan kembali hubungan mereka dengan Beijing.

Terkait hal tersebut, Sullivan sudah dijadwalkan berada di Paris pada Selasa untuk berdiskusi dengan pemerintah Prancis.

"Amerika Serikat percaya bahwa kuncinya di sini adalah proses dialog dan diskusi yang hati-hati dengan Eropa tentang apa yang diungkapkan China tentang kebijakan dan prioritas globalnya,” kata pejabat AS itu.

"Tujuan kami pada dasarnya adalah untuk melibatkan China dengan hati-hati, membiarkan orang Eropa tahu (apa yang kami lakukan) selama ini, tetapi jika kemudian menjadi jelas bahwa (China) bergerak ke arah lain, biarlah."

Baca juga: Prediksi Putin akan Dikudeta akibat Invasi Rusia ke Ukraina, Pakar: Hanya China yang Bisa Selamatkan

Baca juga: Beredar Isu China Dimintai Rusia agar Kirim Bantuan Militer, AS Beri Peringatan

China Dituding Tahu Rencana Rusia

China membantah kabar bahwa pihaknya mengetahui soal rencana invasi Rusia ke Ukraina.

Apalagi terkait kabar China meminta serangan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut ditunda hingga Olimpiade Musim Dingin selesai.

Namun sejumlah sumber menuding China memiliki sejumlah informasi rahasia mengenai invasi tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari The Guardian, Sabtu (5/3/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, memberikan keterangan.

Ia merujuk pada artikel yang diunggah New York Times, berisi klaim bahwa China sudah mengetahui rencana Rusia sejak awal.

"Retorika semacam ini dilakukan untuk mengalihkan perhatian dan kesalahan, dengan cara yang benar-benar tercela," kata Wang Wenbin.

Di sisi lain, Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022), empat hari setelah Olimpiade China tersebut berakhir.

Sementara pada Senin (21/2/2022), tepat saat Olimpiade itu selesai, Putin mengakui kemerdekaan wilayah Donbas yang dikuasai separatis di Ukraina timur.

Namun, Wang Wenbin lagi-lagi menyalahkan ekspansi NATO ke arah timur dan sikap pemerintah AS terhadap keanggotaan NATO di Ukraina.

Hal inilah yang diklaim mengakibatkan memburuknya hubungan Ukraina dengan Rusia.

"Hanya mereka yang memulai masalah yang bisa mengakhirinya," ujar Wang Wenbin.

Sementara itu, New York Times menerbitkan artikel yang merujuk pada administrasi Presiden AS Joe Biden yang mengutip laporan intelejen.

Dikatakan bahwa pejabat China meminta Rusia untuk menunda invasi tersebut hingga hasil kejuaraan Olimpiade Musim Dingin diumumkan.

Pertemuan itu sangatlah dirahasiakan, dan belum jelas apakah Xi Jinping dan Putin bertemu langsung pada awal Februari, atau melalui cara lain.

Pejabat senior China disebut mengetahui informasi penyerangan tersebut hingga batas-batas tertentu.

Selain New York Times, Reuters juga melaporkan klaim serupa dari sumber berbeda.

Sebuah sumber yang mengetahui urusan tersebut, membenarkan bahwa China mengajukan permintaan penundaan pada Rusia.

Namun, sumber yang tak mau disebutkan identitasnya itu menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Lagi-lagi, hal ini dibantah oleh juru bicara kedutaan besar China di Washington, Liu Pengyu.

"Itu adalah spekulasi tanpa dasar yang dimaksudkan untuk menyalahkan dan mencoreng China," tandas Liu Pengyu. (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Amerika SerikatChinaRusiaUkrainaVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved