Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-19, Kadyrov Diisukan Maju ke Medan Perang hingga Keterlibatan China

Memasuki hari ke-19 invasi Rusia ke Ukraina, ekskalasi konflik makin memanas, sementara korban yang berjatuhan semakin tak terhitung jumlahnya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AFP/ Alexey Nikolsky
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov (kiri) bersama Presiden Rusia Vladimir Putin saat berada di Grozny, October 2008. Terbaru, upadate perang Ukraina melawan Rusia, Senin (14/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Lebih dari dua pekan telah berlalu sejak Rusia mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Sejumlah peristiwa terjadi sementara pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky gencar disuarakan.

Memasuki hari ke-19, ekskalasi konflik makin memanas, seperti banyaknya korban berjatuhan, dan sejumlah pejabat tinggi yang turun tangan dalam krisis tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyempatkan diri melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit militer.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyempatkan diri melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit militer. (BBC.com)

Baca juga: Pernikahan Tentara Ukraina di Tengah Perang Lawan Rusia Kembali Terjadi, Terpaksa Digelar di RS

Baca juga: Barak Militer Ukraina Dibombardir Rusia, 35 Tewas, Korban Selamat Ungkap Detik-detik Serangan

Berikut sejumlah peristiwa terkini perkembangan perang Ukraina dan Rusia yang dirangkum TribunWow.com, Senin (14/3/2022).

Serangan di Perbatasan Polandia

Dilansir The Guardian, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengakui bertanggung jawab atas serangan roket di Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional.

Sebanyak 35 orang dikabarkan tewas akibat serangan di pangkalan militer dekat perbatasan Polandia pada hari Minggu (13/3/2022) tersebut.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut tindakan Rusia itu barbar dan mengatakan insiden itu adalah ujian bagi seluruh umat manusia.

Senada dengan PM Inggris, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengutuk serangan itu, dan menyerukan kebrutalan harus dihentikan.

Korban Tewas Terus Bertambah

Seorang wanita hamil dan bayinya meninggal setelah Rusia mengebom rumah sakit bersalin di Mariupol, Ukraina.

Wanita yang sedang dalam proses persalinan itu sempat dilarikan ke ambulans dengan tandu untuk mendapat pertolongan pertama.

Gambar dari insiden mengerikan tersebut telah viral beredar di dunia maya.

Pihak Palang Merah menyatakan terhitung lebih dari 2.100 warga Mariupol tewas akibat serangan Rusia.

Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022).
Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022). (BBC.com)

Jurnalis asal AS, Brent Renaud, juga dikabarkan gugur lantaran ditembak mati di luar Kiev.

Ia menjadi jurnalis asing pertama yang dilaporkan menjadi korban dalam perang tersebut.

Sementara itu, dua orang tewas setelah sebuah peluru menghantam sebuah bangunan perumahan di Kiev pada Senin pagi.

Lembaga pelayanan darurat Ukraina menyebutkan ada tiga orang lainnya terluka dalam serangan itu.

Melihat korban-korban yang terus meningkat, Zelensky kembali mendesak NATO untuk menerapkan zona larangan terbang.

"Jika kalian tidak menutup langit kami, hanya masalah waktu sebelum roket Rusia jatuh di wilayah kalian, di wilayah NATO," kata Zelensky.

China Dituding akan Terlibat Perang

Financial Times melaporkan pihak Rusia telah meminta peralatan militer dari China sejak awal invasi.

Permintaan tersebut telah memicu kekhawatiran di Gedung Putih bahwa Beijing akan membantu Rusia menginvasi Ukraina.

Juru bicara kedutaan AS China mengatakan mereka belum mendengar tentang permintaan itu dan menilai situasi saat ini di Ukraina membingungkan.

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan akan bertemu dengan diplomat China, Yang Jiechi, di Roma pada hari Senin.

Menjelang pertemuan itu, Sullivan memperingatkan bahwa Beijing akan menghadapi konsekuensi berat jika membantu Moskow menghindari sanksi atas invasi ke Ukraina.

Sullivan juga mengatakan Rusia akan membayar harga yang mahal jika menyerang menggunakan senjata kimia.

Hal ini menyusul ramainya kabar bahwa Rusia telah merencanakan untuk memakai senjata pemusnah massal untuk memenangkan perang lawan Ukraina.

Perkembangan Perang Ukraina

Perundingan damai antara Rusia dan Ukraina akan dilanjutkan melalui komunikasi video pada Senin.

Konfirmasi atas rencana pembicaraan berikutnya datang setelah kedua belah pihak mengklaim adanya kemajuan dalam negosiasi yang bertujuan untuk mengakhiri perang tersebut.

Di sisi lain, Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechnya, dilaporkan berada di Ukraina bersama pasukan Rusia, tepatnya di daerah Gostomel.

Hal ini terlihat dari rekaman yang dibagikan oleh saluran televisi Chechnya dan diposting ke akun Telegram Kadyrov.

Kadyrov pun sempat angkat bicara dan mencibir kemampuan intelejen Ukraina yang tak bisa mendeteksi gerakannya di dekat wilayah mereka.

Baca juga: Pakai Senjata hingga Taktik Kuno, Relawan Inggris Siap Bela Ukraina Hadapi Pasukan Rusia

Baca juga: Diancam Pakai Tembakan Peringatan, Warga Ukraina Tetap Demo Tak Pedulikan Tank Rusia

RS Bersalin Mariupol Dihancurkan Rusia

Sebuah serangan udara Rusia telah menghancurkan sebuah rumah sakit anak-anak dengan bangsal bersalin di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022)

Insiden itu melukai sedikitnya 17 orang, dan membuat pasien anak-anak serta beberapa orang lain terperangkap reruntuhan.

Serangan ini terjadi ketika Rusia sepakat akan melakukan gencatan senjata untuk membuka koridor kemanusiaan.

Sebelumnya, Rusia telah mengatakan akan menahan tembakan untuk membiarkan ribuan warga sipil melarikan diri dari Mariupol dan kota-kota lain.

Tetapi pada hari yang sama, dewan kota Mariupol mengatakan rumah sakit anak-anak di kotanya justru beberapa kali terkena serangan udara.

Serangkaian ledakan menghancurkan jendela dan sebagian besar fasad rumah sakit anak tersebut.

Tanah berguncang hingga terasa sampai lebih dari 1,5 kilometer jauhnya.

Polisi dan tentara bergegas ke tempat kejadian untuk mengevakuasi korban, membawa seorang wanita hamil dan berdarah di atas tandu.

Wanita lain meratap sambil memeluk anaknya.

Di halaman, mobil hancur terbakar, dan lubang bekas ledakan terlihat begitu dalam.

Kata administrasi militer regional di Donetsk kepada AFP, Serangan itu terjadi saat pasien perempuan sedang melahirkan.

Volodymir Nikulin, seorang pejabat tinggi polisi regional, meninjau reruntuhan rumah sakit.

"Hari ini Rusia melakukan kejahatan besar,” kata Volodymir Nikulin dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, Kamis (10/3/2022).

"Ini adalah kejahatan perang tanpa pembenaran apapun."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menulis di Twitter bahwa ada orang-orang, anak-anak di bawah reruntuhan dan menyebut serangan itu sebagai kekejaman.

Video yang dibagikan oleh Zelensky menunjukkan lorong-lorong yang dicat dengan ceria dipenuhi dengan reruntuhan bangunan.

"Mariupol. Serangan langsung pasukan Rusia ke Rumah Sakit Bersalin. Orang-orang dan anak-anak terperangkap di bawah reruntuhan. Kejam! Berapa lama dunia akan membiarkan teror yang terjadi? Tutup langit sekarang! Hentikan pembunuhan! Kalian punya kekuatan tapi sepertinya kehilangan rasa kemanusiaan," tulis @ZelenskyyUa, Rabu (9/3/2022).

Di pihak Rusia, Kementerian Luar Negeri tidak menyangkal serangan itu.

Hanya saja, pihak Rusia menuduh batalion nasionalis Ukraina menggunakan rumah sakit untuk mengatur posisi menembak setelah memindahkan staf dan pasien.

Tindakan itu pun mendapat kecaman internasional, seperti halnya AS yang mengecam penggunaan kekuatan biadab terhadap warga sipil, sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut serangan itu dengan istilah bejat.

Seorang juru bicara PBB mengatakan tidak seharusnya ada fasilitas kesehatan yang menjadi target.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaRamzan KadyrovVladimir PutinVolodymyr ZelenskyChina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved