Konflik Rusia Vs Ukraina
Warga Inggris Ditawari Rp 37 Juta jika Mau Tampung Pengungsi dari Ukraina
Pemerintah Inggris menjanjikan warganya Rp 37 juta jika bersedia menampung pengungsi dari Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Warga sipil Ukraina telah berbondong-bondong pergi ke negara tetangga sejak pasukan Rusia memulai invasi pada 24 Februari 2022 lalu.
Satu dari beberapa negara tetangga yang menjadi tujuan para pengungsi asal Ukraina adalah Inggris.
Saat ini pemerintah Inggris menjanjikan akan memberikan warganya uang sebesar dua ribu pound sterling atau setara sekira Rp 37 juta jika mereka bersedia menggunakan rumahnya untuk menampung pengungsi dari Ukraina.
Baca juga: Media Inggris Beritakan Putin Jadi Haus Perang Gara-gara Efek Obat
Baca juga: Dapat Banyak Bantuan dari Negara Barat, Presiden Ukraina Yakin Tidak Ada yang Gratis
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, bantuan Rp 37 juta tersebut terdiri dari bantuan uang dan pembebasan pajak.
Pemerintah Inggris meminta kepada warganya minimal menyediakan rumahnya selama enam bulan untuk menampung pengungsi dari Ukraina.
Kebijakan ini disusun oleh Menteri Perumahan Inggris, Michael Gove.
"Inggris berdiri di belakang Ukraina yang saat ini sedang melalui masa-masa suram," ujar Gove.
Gove menjelaskan, warga Inggris saat ini juga memahami bahwa para pengungsi butuh dibawa ke tempat yang aman secepat mungkin.
Selain meminta warga untuk menampung pengungsi, pemerintah Inggris juga mempercepat pembuatan visa kepada para pengungsi.
Ke depannya, para pengungsi dari Ukraina dapat bekerja di Inggris sekaligus memeroleh hak-hak di fasilitas publik, mulai dari kesehatan hingga sekolah.
Menurut sebuah lembaga survei, tiga dari 10 warga Inggis bersedia menampung pengungsi dari Ukraina.
Bocah 11 Tahun Mengungsi Sendirian
Sebelumnya, seorang pengungsi Ukraina berusia 11 tahun melakukan perjalanan lintas negara ke perbatasan Slovakia sendirian.
Anak laki-laki itu telah meninggalkan Zaporizhzhia dan melakukan perjalanan hampir ke seluruh penjuru negeri untuk menghindari serangan Rusia.
Ia berangkat tanpa disertai pendampingan orangtua maupun kerabat, dan hanya berbekal nomor telepon yang tertulis di tangan.
Dilansir Sky News, Senin (7/3/2022), anak laki-laki tersebut tehitung telah melakukan perjalanan sejauh 600 mil atau sekitar 965 km.
Ia diketahui hanya bepergian dengan membawa kantong plastik dan paspor, serta nomor telepon tertulis di tangannya.
Bocah yang tak dicantumkan namanya itu bepergian sendirian karena orang tuanya harus tinggal di Ukraina.
Namun ia segera diurus oleh sukarelawan ketika dia mencapai perbatasan dengan negara tetangga Slovakia.
Bocah itu termasuk di antara mereka yang melarikan diri dari Zaporizhzhia di Ukraina timur.
Ia melarikan diri setelah Rusia menyerang kota yang memiliki lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa itu.
Dalam sebuah pernyatan di halaman Facebook, Kementerian Dalam Negeri Slovakia memuji keberanian dan tekad bocah itu.
Mereka menambahkan bahwa bocah itu telah dirawat oleh sukarelawan dan diberi makanan dan minuman.
Berkat nomor yang tertulis di tangannya dan secarik kertas yang dibawanya, staf berhasil menghubungi kerabat yang telah datang menemuinya.
Lebih dari 128 ribu pengungsi telah tiba di Slovakia sejak 24 Februari, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Hingga kini, terhitung total 1,7 juta pengungsi Ukraina telah melarikan diri ke negara-negara tetangga setelah invasi oleh Rusia.
Diperkirakan jumlahnya bisa meningkat sebanyak empat juta pada bulan Juli.
Bocah di Ukraina Memohon Minta Dijemput Ibunya
Terjerat kasus kriminal, seorang ibu bernama Olga Khomenko (37) tidak bisa meninggalkan Inggris untuk pergi menjemput anak gadisnya yang terjebak di Ukraina.
Pada akhirnya, Olga diberikan izin untuk pergi ke Ukraina untuk menjemput anaknya.
Izin tersebut diberikan seusai Olga menampilkan video anaknya yang berada di basemen memohon agar ibunya datang menjemput.

Baca juga: Media Inggris Beritakan Putin Jadi Haus Perang Gara-gara Efek Obat
Baca juga: Pemerintah Ukraina Klarifikasi Info Intelijennya soal Pasukan Rusia Tembaki Rombongan Pengungsi
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Olga sebelumnya berhadapan dengan hukum seusai pergi membawa kabur anaknya ke Kiev/Kyiv, Ukraina seusai mengalami permasalahan rumah tangga dengan suami.
Putri Olga saat ini terjebak di Ukraina bersama sang nenek.
Pada video yang ditampilkan di pengadilan, tampak putri Olga berada di sebuah ruangan di basemen yang gelap.
Anak Olga tampak mengenakan jaket berwarna pink dan topi.
Sambil memegangi boneka bebek berwarna putih, putri Olga menyampaikan dirinya ketakutan mendengar banyak suara ledakan.
Ia lalu meminta agar ibunya segera datang menjemput dan membawanya pergi keluar dari Ukraina.
Berikut transkrip permohonan yang diucapkan oleh putri Olga.
"Ibu, kamu telah mengirimkan mainan yang begitu cantik, kamu juga berjanji akan mengirimkan mainan berwarna kunig. Tetapi aku tidak butuh mainan," kata putri olga.
"Aku membutuhkan mu. Aku sangat mencintaimu. Banyak ledakan di sini. Aku takut."
"Bawa aku pergi dari sini. Cepat datang sesegera mungkin. Aku sangat mencintaimu," ucapnya.
Olga yang telah diberikan izin untuk menjemput putrinya memastikan tidak akan ada lagi hal yang bisa menghalanginya.
"Saya harap bisa menembus blokade tetapi saya tahu saya akan menjadi satu-satunya wanita yang pergi ke Ukraina, bukan menjauhinya," ujar Olga.
Istri dan 2 Anaknya Dibunuh Pasukan Rusia
Di sisi lain, duka mendalam masih dirasakan oleh seorang pria asal Ukraina bernama Serhiy Perebyynis.
Dalam waktu satu hari, Serhiy kehilangan istri dan dua anaknya yang dibunuh oleh serangan pasukan militer Rusia.
Istri Serhiy yakni Tatiana Perebyynis dan dua anaknya Alise, Nikita tewas ketika hendak kabur dari rumah mereka di Irpin.
Baca juga: Diam-diam Ikut Perang Lawan Rusia, Sekelompok Tentara Inggris Diminta Pulang dari Ukraina
Baca juga: Rumah Bersalin di Ukraina Hancur Diserang Rusia, Ibu Hamil Ditandu dalam Kondisi Berdarah-darah
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, duka Serhiy dituangkan dalam sebuah unggahan di akun media sosial (medsos) miliknya.
Serhiy mengunggah foto istri dan dua anaknya semasa hidup.
"Maafkan aku, aku tidak bisa melindungi kalian," tulis Serhiy.
Keluarga Serhiy diketahui dibunuh saat melintasi koridor kemanusiaan yang pada saat itu sedang berlaku gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina terkait persetujuan membiarkan warga sipil untuk mengungsi secara aman.
Serhiy berkali-kali menuliskan permintaan maaf karena tidak bisa melindungi keluarganya.
Selain foto keluarganya, Serhiy juga mengunggah foto dua anjing peliharaannya yang pada saat itu dibawa oleh istri dan dua anaknya.
Ia berharap ada warganet yang mengetahui lokasi kedua anjing tersebut.
Diketahui, satu anjing peliharaan keluarga Serhiy telah tewas, dan satu lainnya berada di sebuah klinik seusai diselamatkan oleh seorang jurnalis.
Sementara itu, kantor berita BBC meliput langsung bagaimana warga sipil yang tinggal di dekat Kota Kyiv/Kiev, Ukraina mengungsi di bawah pertempuran yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Pasukan militer Rusia per Senin (7/3/2022) telah maju semakin mendekat ke Ibu Kota Ukraina.
Dalam video yang ditayangkan oleh YouTube BBC News, tampak warga di Kota Irpin berbondong-bondong pergi mengungsi menjauh dari rumah mereka.
Irpin sendiri diketahui berjarak sekitar 20 kilometer dari Kyiv dan kini sedang berada di bawah serangan pasukan Rusia.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Olha Stefanishyna menyampaikan pasukan militer Rusia turut mengincar warga sipil, rumah sakit, hingga sekolah.
Pada video liputan BBC, tampak warga yang mengungsi langsung menunduk begitu mendengar suara ledakan tak jauh dari tempat mereka berada.
Mereka yang mengungsi terdiri dari pria, wanita, anak-anak, hingga warga lanjut usia.
Dalam video lain tampak pasangan suami istri dan dua anak mereka ditemukan tewas di trotoar akibat serangan pasukan Rusia.
Kemudian di video selanjutnya tampak jalanan dalam kondisi kosong penuh puing-puin, mobil ditinggalkan oleh pemiliknya begitu saja.
Tanpa perlindungan berupa helm atau rompi anti peluru, para warga sipil hanya menunduk ketika mendengar suara ledakan.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan tidak akan pernah memaafkan Rusia atas konflik yang kini terjadi di Ukraina.
Pernyataan yang disampaikan oleh Zelensky bertepatan dengan momen minggu pengampunan, sebuah hari religius bagi umat Kristen Ortodoks.
Zelensky menyoroti bagaimana ada satu keluarga di Ukraina dibunuh oleh pasukan Rusia saat hendak pergi mengungsi keluar kota.
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, kejadian tersebut menurut keterangan Zelensky terjadi di Kota Irpin.
Di Irpin, pasangan suami istri bersama dua anaknya tewas ditembak di jalanan ketika hendak pergi mengungsi.
"Kami tidak akan mengampuni, kami tidak akan lupa, kami akan menghukum semua yang melakukan kejahatan perang di tanah kami," tegas Zelensky.
Terkait pembunuhan satu keluarga itu, Walikota Irpin, Oleksandr Markushyn turut mengonfirmasi.
"Mereka (Rusia) adalah monster," ucap Oleksandr. (TribunWow.com/Anung/Via)