Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Gentar, Kakek Nenek Ukraina Omeli dan Usir 3 Tentara Rusia Bersenjata saat Masuk Halaman Rumah

Sepasang kakek nenek di Mykolaiv Oblast, Ukraina, mengusir pasukan tentara Rusia yang masuk ke pekarangan rumah mereka.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Twitter @USEmbassyKyiv
Pasangan kakek nenek di Mykolaiv Oblast, Ukraina mengomeli pasukan tentara Rusia yang masuk ke pekarangan rumahnya, dibagikan Jumat (11/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Sepasang kakek nenek di Mykolaiv Oblast, Ukraina, mengusir pasukan tentara Rusia yang masuk ke pekarangan rumah mereka.

Meski tiga tentara tersebut melepaskan tembakan peringatan, pasangan renta itu tak gentar dan justru makin ramai mengomel.

Tentara Rusia yang awalnya tampak garang itu pun hanya diam saat didorong pasangan tersebut ke pintu keluar.

Kolase unggahan Kedutaan Besar Amerika di Kiev, Ukraina tentang aksi heroik pasangan kakek nenek yang mengusir tentara Rusia dari pekarangan rumah mereka, Jumat (11/3/2022).
Kolase unggahan Kedutaan Besar Amerika di Kiev, Ukraina tentang aksi heroik pasangan kakek nenek yang mengusir tentara Rusia dari pekarangan rumah mereka, Jumat (11/3/2022). (Twitter @USEmbassyKyiv)

Baca juga: Cari Stok Obat, Gadis Ukraina dan Ibunya yang Sakit Tewas Diberondong Tank Rusia

Baca juga: Dianggap Ingin Bantai Warga Sipil, Pesawat Rusia 30 Menit Sekali Serang Permukiman Penduduk

Potongan video dari kejadian tersebut diunggah oleh akun Twitter resmi Kedutaan Besar Amerika di Kiev, @USEmbassyKyiv pada Jumat (11/3/2022).

"Hari ini kami memberi hormat kepada pasangan tua ini, yang melawan tiga tentara Rusia," tulis akun kedutaan tersebut, disertai dengan tagar #UkrainianHeroes.

Dalam video tersebut, ditampilkan tiga orang tentara bersenjata berusaha mendobrak sebuah gerbang rumah berwarna biru.

Sembari lantang berteriak, tentara tersebut memaksa masuk dan bergerak maju dengan senjata terhunus.

Terdengar suara anjing menggonggong diikuti dengan suara tembakan yang keras.

Video kemudian dipotong ke sudut lain dari halaman rumah tersebut.

Tampak seorang pria tua mengenakan sweater biru dan celana hitam melangkah keluar dari rumah.

Seorang wanita tua dengan topi merah muda dan mantel biru ikut keluar dan mulai meneriaki para prajurit.

Pria itu terus mendekati pasukan, mengacungkan tinjunya ke udara dan ke arah para tentara mengarahkan senjata ke arahnya.

Saat pertengkaran memanas, seorang tentara tampak melepaskan tembakan ke langit.

Alih-alih takut, pasangan itu justru makin lantang berteriak, sementara tentara keempat melongok dari pintu gerbang.

Anjing kecil pasangan itu pun ikut beraksi menambah ramai suasana dengan gonggongannya.

Akhirnya, para prajurit berbalik dan pergi dengan pasrah.

Kakek-nenek itu pun mengantar para tentara menuju gerbang seraya sesekali mendorong mereka.

Dengan cepat pasangan tersebut mengunci gerbang di belakang mereka meski para tentara belum sempat beranjak dari tempat.

Menurut media lokal, peristiwa itu terjadi di Oblast Mykolayiv, sekitar 80 mil sebelah timur Odessa di Ukraina selatan.

Baca juga: Keluhan Turis Rusia yang Kehabisan Uang di Bali akibat Sanksi Invasi ke Ukraina: Kami Khawatir

Baca juga: Tumpukan Jasad Korban Perang Ukraina Dimakamkan Massal, Mayat Dibungkus Kantong Plastik

Tangisan Pengungsi Ukraina: Ini Seperti Neraka

Pemerintah Polandia mengatakan lebih dari 115.000 pengungsi Ukraina telah mencari perlindungan.

Sebagian besar dari para pengungsi tersebut masuk lewat perbatasan utama Polandia-Ukraina di Medyka.

Para pengunsi membawa cerita kelam mengenai pengalaman mereka menghindar dari perang.

Namun hal ini tak menyurutkan keinginannya untuk kembali ke Ukraina dan berperang jika dibutuhkan.

Dilansir Aljazeera, Minggu (27/2/2022), Badan Perlindungan Pengungsi PBB mengatakan lebih dari 120 ribu  pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Tetapi bagi sebagian besar pengungsi Ukraina, butuh berhari-hari untuk melarikan diri dari perang.

Helena (49), dari Drohobych di Ukraina barat, menuturkan pengalamannya sembari menyeruput teh dan makan sandwich yang dia terima dari sukarelawan.

Dia memiliki keluarga di Poznan, Polandia, dan merasa lega lantaran perjalanan yang sulit itu akan segera berakhir.

Tak seperti biasanya, ia butuh waktu 24 jam untuk menyeberangi perbatasan dan tiba di tempat yang aman.

"Pengalaman itu seperti neraka," kata Helena kepada Al Jazeera sebelum kemudian menangis.

Sementara itu, bagi Denis (30) dari Chernivtsi, Ukraina, yang bekerja di lokasi konstruksi di Polandia, itu juga merupakan malam yang sulit.

Dia tiba di Medyka pada hari Kamis untuk bertemu dengan istri dan anak-anaknya yang datang dari Ukraina.

Tapi setelah semalaman menunggu, mereka tidak terlihat.

"Mereka telah berada di perbatasan selama lebih dari 24 jam. Awalnya, mereka ingin menyeberang dengan berjalan kaki tetapi sulit, sehingga mereka menaiki bus. Setidaknya agar tidak sedingin di luar," tutur Denis.

"Tapi selama lima jam terakhir, mereka tidak membiarkan siapa pun lewat. Tidak jelas alasannya."

Sementara istri dan anak-anak Denis sedang dalam perjalanan untuk berkumpul kembali dengannya, ibunya memutuskan untuk menyeberang kembali ke Ukraina.

Ibu Denis tidak ingin jauh dari suami dan dua putra lainnya, yang mungkin akan segera menerima panggilan untuk melayani negara.

Denis pun menyebutkan bahwa ayahnya merupakan mantan tentara yang pernah bertempur untuk Uni Soviet.

Kini, sang ayah akan kembali bertarung mempertahankan negaranya sendiri.

"Ayah saya bertempur di Afghanistan dan dia tahu seperti apa perang itu," kata Denis.

"Dia siap mengorbankan hidupnya untuk Uni Soviet. Sekarang dia siap mengorbankan hidupnya untuk Ukraina melawan kekuatan baru Rusia."

"Ini sebuah paradoks. Tapi semua orang bisa melihat apa yang dilakukan Rusia. Mereka merebut Krimea, Donbas, sekarang mereka menginginkan Kharkiv."

Denis mengatakan kemungkinan bahwa dirinya akan kembali ke Ukraina untuk ikut berperang.

Tetapi pertama-tama, Denis ingin memastikan istri dan anak-anaknya aman.

Dalam satu atau dua minggu, katanya, jika musuh lebih dekat ke kampung halamannya di Chernivtsi, dia harus kembali dan mengangkat senjata.

"Jika mereka datang lebih dekat ke rumah kami, kami harus kembali dan bertarung. Selama bertahun-tahun, kami telah bekerja untuk membangun negara. Meski beberapa dari kami pergi, yang lain harus tetap tinggal. Jika semua orang pergi, siapa yang akan membela kita?” ungkap Denis.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
UkrainaRusiaViralVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved