Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Intelijen Ukraina Sebut Rusia Tembaki Rombongan Pengungsi Anak-anak dan Wanita hingga 7 Orang Tewas

Informasi dari intelijen Ukraina mengklaim pasukan militer Rusia melakukan serangan terhadap warga sipil yang hendak mengungsi dari zoona konflik.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AFP/Wojtek Radwanski
Warga Ukraina berbondong-bondong mengungsi ke negara tetangga, pada 1 Maret 2022. 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Rusia sempat membantah mengincar warga sipil ketika melakukan serangan terhadap sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol, Ukraina pada Rabu (9/3/2022) kemarin.

Kini pasukan militer Rusia disebut telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil yang hendak mengungsi.

Info ini disampaikan oleh intelijen Ukraina.

Baca juga: Tak Gentar, Kakek Nenek Ukraina Omeli dan Usir 3 Tentara Rusia Bersenjata saat Masuk Halaman Rumah

Baca juga: Ukraina Sebut Militer Rusia Gagal Lakukan Invasi, Eks Perwira AS Buka Suara: Kami Melihat Sebaliknya

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pasukan militer Rusia disebut menembaki para warga sipil saat mereka berbondong-bondong mengungsi melewati koridor kemanusiaan yang seharusnya tidak boleh diserang.

Kejadian ini disebut terjadi di sebuah desa yang berada di dekat Kiev/Kyiv, pada Jumat (12/3/2022) lalu.

Intelijen Ukraina mengklaim, korban yang ditembak adalah rombongan ibu-ibu dan anak-anak. Total tujuh orang tewas dalam serangan itu.

Pihak Rusia sendiri belum berkomentar atas klaim yang disampaikan oleh intelijen Ukraina.

Menurut keterangan intelijen Ukraina, serangan itu bukan kali pertama Rusia mengincar warga sipil.

Sebelumnya, perhatian publik tertuju terhadap aksi pasukan militer Rusia yang melakukan serangan terhadap sebuah rumah bersalin di Ukraina.

Serangan itu terjadi di Kota Mariupol, Ukraina, pada Rabu (9/3/2022).

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akhirnya menjawab soal alasan serangan bombardir yang menargetkan rumah bersalin di Mariupol.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, jawaban ini disampaikan oleh Lavrov seusai menemui Menteri Luar Negeri Ukraina Dymtro Kuleba di Turki, Kamis (10/3/2022).

Saat ditanya oleh wartawan tentang serangan Rusia ke rumah bersalin, Lavrov justru menyalahkan media massa.

Ia menjelaskan bagaimana media tidak memberikan cerita yang berimbang terkait serangan ke rumah bersalin tersebut.

Lavrov lalu memaparkan bahwa rumah bersalin yang diserang oleh Rusia sudah dalam kondisi kosong dan tidak ada pasiennya.

Dirinya juga menyampaikan rumah bersalin itu telah dikuasai oleh kelompok radikal Ukraina.

Setidaknya ada 17 orang mengalami luka-luka seusai pasukan militer Rusia melakukan serangan udara ke sebuah rumah sakit bersalin yang ada di Mariupol, Ukraina, pada Rabu (9/3/2022).

Pada foto yang beredar di media sosial (medsos) tampak kondisi rumah bersalin yang diserang Rusia rusak parah.

Sebagian bangunan rumah bersalin tersebut tampak hancur, sedangkan di bagian luar terdapat puing-puing dan bangkai mobil yang rusak akibat serangan udara Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari thesun.co.uk, pada foto yang lain tampak sejumlah wanita mengalami luka-luka keluar dari bangunan yang baru saja diserang oleh Rusia.

Seorang ibu hamil mengalami luka di kaki terpotret sedang ditandu oleh empat pria.

Gubernur regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko menjelaskan, dalam serangan itu tidak terdapat kroban jiwa.

Ia mengatakan, serangan dilakukan oleh pihak Rusia saat momen gencatan senjata berlaku.

Di sisi lain, Wakil Wali Kota Mariupol, Serhiy Orlov mengaku tidak menduga Rusia akan menyerang rumah bersalin.

"Kami tidak mengerti bagaimana mungkin di era modern ini terjadi pemboman di rumah sakit anak-anak. Orang-orang tidak dapat percaya ini terjadi," ujar Olrov.

Baca juga: Ukraina Akui Tak Mampu Lawan Rusia, Volodymyr Zelensky: Perang Dunia Ke-3 akan Dimulai

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan apa yang dilakukan oleh Rusia adalah kejahatan perang.

Orlov menyampaikan, sejak Mariupol diserang oleh pasukan Rusia, paling tidak ada 1,170 warga sipil tewas di sana.

Sementara itu, Rusia memberikan pembelaan atas serangan udara yang dilakukan pada sebuah kompleks RS Bersalin di Mariupol Ukraina.

Staf Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyinggung pernyataan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di media sosial.

Pihaknya menyebut bahwa berita tentang pasien yang terkena serangan itu adalah kabar palsu.

Pasalnya, rumah sakit tersebut diklaim telah menjadi markas bagi pasukan radikal Ukraina.

Dilansir TribunWow.com dari kanal berita Rusia, Ria Novosti, Kamis (10/3/2022) Deputi Pertama Perwakilan Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky memberi keterangan di akun Twitter pribadinya.

Ia menunjukkan kabar palsu yang diduga warga sipil diserang di sebuah rumah sakit di Mariupol.

Sebelumnya, Sekjen PBB António Guterres mengecam serangan Rusia di sebuah rumah sakit di Mariupol, tempat perawatan bersalin dan anak-anak berada.

Antonio Guterres mencatat bahwa warga sipil membayar harga tertinggi untuk perang yang tidak ada hubungannya dengan mereka.

Melalui akun Twitter pribadinya, ia menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut agar tak ada lagi korban berjatuhan.

Polyansky langsung bereaksi terhadap pernyataan yang diunggah Antonio Guterres tersebut.

“Beginilah lahirnya berita palsu. Dalam pernyataan kami pada 7 Maret, kami memperingatkan bahwa rumah sakit ini telah diubah menjadi fasilitas militer oleh kaum radikal. Sangat mengkhawatirkan bahwa PBB mendistribusikan informasi ini tanpa verifikasi,” tulis Polyansky.

Hal ini telah disinggung Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Senin (7/3/2022).

"Setelah mengusir seluruh staf rumah sakit bersalin No. 1 di Mariupol, angkatan bersenjata Ukraina menempatkan posisi menembak di dalamnya," kata Vasily Nebenzya.

(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
UkrainaRusiaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinPengungsi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved