Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tumpukan Jasad Korban Perang Ukraina Dimakamkan Massal, Mayat Dibungkus Kantong Plastik

Petugas pemakaman menggotong sejumlah mayat yang dibungkus karpet atau kantong mayat ke parit sepanjang 25 meter di Mariupol, Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Capture Video Sky News
Tumpukan jenazah korban serangan Rusia di Mariupol, Ukraina dibungkus kantong plastik dan dimakamkan dalam satu lubang besar, Kamis (10/3/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Petugas pemakaman menggotong sejumlah mayat yang dibungkus karpet atau kantong mayat ke parit sepanjang 25 meter di Mariupol, Ukraina.

Tumpukan jasad tersebut adalah korban meninggal dari kalangan warga sipil dan tentara Ukraina yang terbunuh akibat pemboman oleh Rusia.

Pejabat setempat yang kewalahan menangani banyaknya korban, akhirnya memutuskan untuk melakukan pemakaman massal.

Kompleks Rumah Sakit Bersalin di Mariupol,Ukraina, mendapat serangan dari Rusia saat gencatan senjata seharusnya sudah dimulai, Rabu (9/3/2022).
Kompleks Rumah Sakit Bersalin di Mariupol,Ukraina, mendapat serangan dari Rusia saat gencatan senjata seharusnya sudah dimulai, Rabu (9/3/2022). (Tangkapan Layar YouTube Aljazeera English)

Baca juga: Senjata Thermobaric Rusia Terekam Kamera, Ikut Balik Arah saat Dipukul Mundur Pasukan Ukraina

Baca juga: Istri dan 2 Anaknya Dibunuh Pasukan Rusia, Pria di Ukraina Unggah Ini di Medsos: Maafkan Aku

Diketahui, Mariupol merupakan kota pelabuhan di selatan Ukraina yang intens terkena serangan pasukan Rusia.

Karena posisinya yang dekat dengan laut, Rusia berusaha merebut kota tersebut untuk dapat melumpuhkan Kiev.

Di bawah serangan terus-menerus, pemerintah kota telah menunggu kesempatan untuk memungkinkan penguburan individu dilanjutkan.

Tetapi dengan kamar mayat yang meluap dan banyaknya jasad yang masih berada di rumah penduduk, mereka memutuskan untuk mengambil tindakan.

Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Kamis (10/3/2022), tampak sebuah parit dalam dengan panjang 25 meter telah digali di jantung kota.

Terhitung pada hari Rabu, para pekerja membawa 30 mayat yang dibungkus karpet atau kantong plastik sementara 40 lainnya dibawa pada hari Selasa.

Pekerja kota lainnya juga membawa jenazah sehingga jumlah yang dikubur cepat meningkat dan tak terhitung lagi banyaknya.

Korban tewas termasuk korban sipil akibat penembakan di kota serta beberapa tentara.

Pekerja di dinas sosial kota juga telah mengumpulkan jenazah penduduk dari rumah-rumah warga.

Termasuk di antaranya adalah beberapa warga sipil yang meninggal karena penyakit atau penyebab alami.

Tidak ada pelayat atau keluarga di sana, hanya para pekerja yang membuat tanda salib setelah memasukkan mayat ke kuburan masal tersebut.

Rencananya kuburan tersebut akan ditutup pada hari Kamis, jika pemboman berhenti cukup lama untuk memungkinkan para pekerja melakukannya.

Sementara di gerbang kuburan, terlihat seorang wanita yang diberitahu bahwa ibunya termasuk di antara mereka yang dimakamkan di parit.

Wanita itu mengatakan dia meninggalkan tubuh sang ibu tiga hari sebelumnya, di luar kamar mayat dengan label kertas yang bertuliskan namanya.

Dalam serangan udara Rusia di RS Bersalin dan Anak pada Rabu, (9/3/2022), tiga orang termasuk seorang anak tewas dan sedikitnya 17 orang terluka.

Selama invasi terjadi, diperkirakan lebih dari 1.200 warga sipil di Mariupol telah tewas.

Sementara itu, pihak Barat telah memprediksi jumlah pengungsi Ukraina yang tiba di negara-negara tetangga bisa melampaui empat juta dalam beberapa hari.

Sejauh ini, PBB meyakini setidaknya 2,3 juta orang telah meninggalkan rumah mereka sejak konflik dimulai, sebagian besar memasuki Polandia.

Selain Polandia, pengungsi yang lain telah melakukan perjalanan ke Hongaria, Rumania, Slovakia, dan Moldova.

Baca juga: Dapatkah Putin Dituntut atas Kejahatan Perang Rusia terhadap Ukraina? Berikut Penjelasannya

Baca juga: Tuding PBB Sebar Hoaks, Rusia Sebut RS Bersalin Mariupol yang Diserang adalah Sarang Militer Ukraina

RS Bersalin Mariupol Dihancurkan Rusia

Sebuah serangan udara Rusia telah menghancurkan sebuah rumah sakit anak-anak dengan bangsal bersalin di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022)

Insiden itu melukai sedikitnya 17 orang, dan membuat pasien anak-anak serta beberapa orang lain terperangkap reruntuhan.

Serangan ini terjadi ketika Rusia sepakat akan melakukan gencatan senjata untuk membuka koridor kemanusiaan.

Sebelumnya, Rusia telah mengatakan akan menahan tembakan untuk membiarkan ribuan warga sipil melarikan diri dari Mariupol dan kota-kota lain.

Tetapi pada hari yang sama, dewan kota Mariupol mengatakan rumah sakit anak-anak di kotanya justru beberapa kali terkena serangan udara.

Serangkaian ledakan menghancurkan jendela dan sebagian besar fasad rumah sakit anak tersebut.

Tanah berguncang hingga terasa sampai lebih dari 1,5 kilometer jauhnya.

Polisi dan tentara bergegas ke tempat kejadian untuk mengevakuasi korban, membawa seorang wanita hamil dan berdarah di atas tandu.

Wanita lain meratap sambil memeluk anaknya.

Di halaman, mobil hancur terbakar, dan lubang bekas ledakan terlihat begitu dalam.

Kata administrasi militer regional di Donetsk kepada AFP, Serangan itu terjadi saat pasien perempuan sedang melahirkan.

Volodymir Nikulin, seorang pejabat tinggi polisi regional, meninjau reruntuhan rumah sakit.

"Hari ini Rusia melakukan kejahatan besar,” kata Volodymir Nikulin dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, Kamis (10/3/2022).

"Ini adalah kejahatan perang tanpa pembenaran apapun."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menulis di Twitter bahwa ada orang-orang, anak-anak di bawah reruntuhan dan menyebut serangan itu sebagai kekejaman.

Video yang dibagikan oleh Zelensky menunjukkan lorong-lorong yang dicat dengan ceria dipenuhi dengan reruntuhan bangunan.

"Mariupol. Serangan langsung pasukan Rusia ke Rumah Sakit Bersalin. Orang-orang dan anak-anak terperangkap di bawah reruntuhan. Kejam! Berapa lama dunia akan membiarkan teror yang terjadi? Tutup langit sekarang! Hentikan pembunuhan! Kalian punya kekuatan tapi sepertinya kehilangan rasa kemanusiaan," tulis @ZelenskyyUa, Rabu (9/3/2022).

Di pihak Rusia, Kementerian Luar Negeri tidak menyangkal serangan itu.

Hanya saja, pihak Rusia menuduh batalion nasionalis Ukraina menggunakan rumah sakit untuk mengatur posisi menembak setelah memindahkan staf dan pasien.

Tindakan itu pun mendapat kecaman internasional, seperti halnya AS yang mengecam penggunaan kekuatan biadab terhadap warga sipil, sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut serangan itu dengan istilah bejat.

Seorang juru bicara PBB mengatakan tidak seharusnya ada fasilitas kesehatan yang menjadi target.

(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaMariupolVolodymyr ZelenskyVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved