Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Ukraina Lakukan Taktik Kotor, Presiden Chechnya Kadyrov Prediksi Akhir Memalukan Musuh Rusia
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov menuding lawannya menggunakan taktik psikologi tak bermoral.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov menuding lawannya menggunakan taktik psikologi tak bermoral.
Pihak Ukraina disebut telah menyebarkan informasi palsu pada kerabat pasukan Rusia dan Chechnya yang maju ke medan perang.
Kadyrov pun menantikan akhir memalukan dari pasukan nasionalis Ukraina yang dijulukinya dengan sebutan Bandera.

Baca juga: Dapatkah Putin Dituntut atas Kejahatan Perang Rusia terhadap Ukraina? Berikut Penjelasannya
Baca juga: Senjata Thermobaric Rusia Terekam Kamera, Ikut Balik Arah saat Dipukul Mundur Pasukan Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari kanal media Rusia RIA Novosti, Kamis (10/3/2022), Kadyrov menuturkan taktik kotor yang dilakukan Ukraina.
Ia menyinggung geng Bandera, atau pasukan Neo Nazi yang diklaim telah menguasai Ukraina.
Dikatakan bahwa pasukan Ukraina menggunakan database telepon umum, dan menelepon kerabat para personel militer.
Para kerabat kemudian diberitahu mengenai kabar palsu yang menyebut kematian tentara tersebut.
"Geng-geng Bandera telah menjadi sangat lemah secara moral dan fisik sehingga mereka menggunakan metode pengaruh psikologis yang paling keji dan mendasar," ujar Kadyrov.
"Mereka menggunakan database telepon umum, menelepon kerabat personel militer dan memberi tahu mereka tentang kematian keluarganya."
"Tentu saja, ini tidak benar, tetapi terkadang kerabat tidak dapat menghubungi prajurit, karena dia sedang dalam misi penting dan tidak dapat menggunakan komunikasi seluler."
Kadyrov mengaku memiliki bukti berupa data jejak teknologi digital panggilan tersebut.
"Ketahuilah bahwa di era teknologi digital tidak mungkin melakukan tindakan keji seperti itu tanpa meninggalkan jejak," kata Kadyrov.
"Kami memiliki catatan dan data lain yang memungkinkan untuk mengidentifikasi telepon dari setan-setan yang berbahasa Chechnya itu."
"Dan kita kan menuntut balas atas mereka. Orang-orang Chechnya tahu bagaimana menuntut balas bahkan setelah beberapa dekade."
Kadyrov masih memegang prinsip bahwa pasukannya dan tentara Rusia datang untuk menyelamatkan rakyat Ukraina.
Ia menekankan bahwa kedatangan pasukan Rusia adalah untuk melindungi warga.
"Warga diberikan bantuan kemanusiaan, medis, dan psikologis dengan tepat waktu. Melindungi penduduk sipil adalah salah satu tugas terpenting, dan tentara kami siap melindungi kedamaian warga dengan mengorbankan nyawa mereka," kata Kadyrov.
Kadyrov menambahkan bahwa para pejuang Chechnya dengan percaya diri bergerak maju, membebaskan pemukiman satu per satu.
Ia yakin tak lama lagi pasukan Ukraina akan menghadapi akhir memalukan dari peperangan tersebut.
"Orang-orang kami sering mendengar dari penduduk tentang kegiatan kriminal batalyon nasional Ukraina , tentang bagaimana mereka menggunakan warga sebagai perisai manusia, hingga memasang sistem rudal anti-pesawat di daerah pemukiman," tutur Kadyrov.
"Tidak diragukan lagi, masing-masing dari mereka akan menerima hukumannya sendiri. Segera kaum nasionalis akan terpojok, di mana mereka pasti akan menemui akhir yang memalukan," pungkasnya.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-14, Pengungsi Berhasil Diamankan hingga RS Bersalin Mariupol Hancur
Baca juga: Presiden Chechnya Kadyrov Syok atas Penemuan Lab Rahasia AS di Ukraina: Mereka Penjajah Sebenarnya
Kadyrov Tuding Zelensky Presiden Boneka
Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov menuding Presiden Rusia Volodymyr Zelensky tak mampu melakukan tugasnya.
Ia menyebut Volodymyr Zelensky sebagai boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan setan.
Kadyrov yang diketahui dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin itu juga mengkritik Volodymyr Zelensky atas upaya evakuasi warga asing.
Dikutip TribunWow.com dari media Rusia Ria Novosti, Selasa (8/3/2022), Kadyrov menuding Zelensky tak bisa melakukan kewajibannya dengan baik.
Ia merujuk pada evakuasi warga asing dari Ukraina yang hingga kini masih menemui hambatan.
Menurut laporan, ada sejumlah warga asing yang masing berada di lokasi konflik.
Bahkan, beberapa di antaranya mengaku mendapat perlakuan rasis ketika hendak mengungsi ke perbatasan Ukraina.
"Jika Zelensky tidak dapat mengatur evakuasi setidaknya sekelompok warga asing, lalu presiden macam apa dia?," tulis Kadyrov di kanal resmi Telegramnya.
"Lagi pula, dialah yang terutama bertanggung jawab atas mereka."
Menurut Kadyrov, Zelensky tak memiliki kompetensi sebagai presiden.
Ia juga menyebut mantan komika tersebut sebagai presiden boneka yang digerakkan Bandera, Neo Nazi dan 'Setan'.
"Fakta ini sudah jelas menunjukkan bahwa dia adalah bukan presiden sama sekali, dan boneka sebenarnya ada di tangan Bandera, Neo Nazi, dan set*n," ujar Kadyrov.
Dia mengimbau perwakilan dari otoritas Ukraina dan tentara dengan seruan untuk berpikir lebih hati-hati.
Dalam pernyataannya, Kadyrov mengisyaratkan bahwa pihak Ukraina sengaja menawan pengungsi dan warga asing.
Ia pun meminta otoritas Ukraina untuk membebaskan para pengungsi keluar mencari suaka.
"Bagaimanapun, kami akan mengikuti perintah dan menghabisi Bandera. Tapi Zelensky, pemerintah Ukraina, Rada, Angkatan Bersenjata Ukraina, semua perwakilan tentara dan pemerintah harus berpikir dengan hati-hati lagi," tulis Kadyrov.
"Jika kalian memiliki setidaknya sedikit akal dan rasa kemanusiaan yang tersisa, ubahlah pikiran dan biarkan orang asing dan para warga keluar."
"Biarkan mereka pergi ke tempat yang aman," pungkasnya.
Kadyrov juga meminta NATO , OSCE dan PBB untuk campur tangan dalam situasi dengan koridor kemanusiaan di Ukraina.
Jika tidak, tanggung jawab terhadap apa yang akan terjadi, jatuh di tangan mereka. (TribunWow.com/Via)