Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sebut AS Lakukan Penipuan, Putin Salahkan Pihak Barat soal Kenaikan Harga Minyak dan Energi

Presiden Vladimir Putin menuding pihak Barat salah melakukan kalkulasi terkait sanksi yang diberikan ke negaranya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP/Alexey Nikolski
Presiden Rusia Vladimir Putin. Terbaru, Putin menyalahkan pihak Barat atas kesalahan kalkulasi yang menyebabkan kenaikan harga energi secara global, Kamis (10/3/2022). 

"Mereka siap untuk berdamai dengan Iran, segera menandatangani semua dokumen, dan dengan Venezuela. Mereka pergi ke Venezuela untuk berunding, tetapi mereka seharusnya tidak mengenakan sanksi tidak sah ini,"ujar Putin.

"Hal yang sama akan terjadi dalam hubungan dengan negara kita, saya tidak ragu tentang itu."

Baca juga: Kehidupan Pribadi Putin, Cerai dari Istri dan Pacari Gadis 30 Tahun Lebih Muda hingga Punya 4 Anak

Baca juga: Prediksi Putin akan Dikudeta akibat Invasi Rusia ke Ukraina, Pakar: Hanya China yang Bisa Selamatkan

Bom Atom Ekonomi Dijatuhkan ke Rusia

Aliansi negara Sekutu mengenakan sanksi ekonomi yang semakin keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Target terbarunya melibatkan pelarangan akses Rusia ke SWIFT, singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.

Hal ini menjadi sanksi ekonomi terbesar hingga disebut sebagai bom nuklir untuk melumpuhkan sistem keuangan Rusia.

Dilansir ABC News, Minggu (27/2/2022), Amerika dan sejumlah negara lain telah menyetujui pembatasan akses Rusia ke SWIFT.

Pasalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin masih enggan menarik pasukannya dari Ukraina.

Adapun SWIFT adalah sistem pengiriman pesan yang didirikan pada tahun 1973 yang memungkinkan lembaga keuangan besar untuk saling mengirim uang.

Sistem yang berbasis di Belgia ini digunakan oleh lebih dari 11 ribu bank dan lembaga keuangan di lebih dari 200 negara dan wilayah, termasuk Rusia.

SWIFT menangani 42 juta pesan sehari, memfasilitasi transaksi senilai triliunan dolar.

Menurut Financial Times, Rusia menyumbang 1,5% dari transaksi SWIFT pada tahun 2020.

Pada Sabtu (26/2/2022) malam, Gedung Putih mengumumkan bahwa AS akan memutuskan beberapa bank Rusia dari SWIFT dalam kemitraan dengan Komisi Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Inggris dan Kanada.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis, pihak Amerika menyebut bahwa tindakan ini akan melumpuhkan sistem finansial Rusia.

Pasalnya, sejumlah aset milik pengguna tak akan bisa ditarik sehingga menyebabkan bank-bank di Rusia diprediksi akan menahan uang nasabahnya.

Halaman
123
Tags:
Amerika SerikatKonflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinJoe Biden
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved