Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Apotek Rusia Kekurangan Pasokan Obat-obatan, Imbas Sanksi Global akibat Invasi ke Ukraina

Sanksi yang dikenakan negara-negara dunia terhadap Rusia mulai terasa di hari ke-14 setelah invasi ke Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
forbes.com
Ilustrasi obat. Rusia dikabarkan mulai mengalami kekurangan pasokan obat-obatan sebagai akibat sanksi yang dijatuhkan pihak Barat, Rabu (9/3/2022). 

Runtuhnya Uni Soviet turut mengakibatkan runtuhnya industri farmasi berharga Rusia dan menyebabkan negara itu bergantung pada laboratorium Barat.

Moskow pun kini telah berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada Barat.

Kebijakan itu dikembangkan setelah diberlakukannya sanksi Uni Eropa dan AS menyusul pencaplokan semenanjung Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.

Namun rupanya produksi lokal masih sangat bergantung pada bahan baku impor.

Baca juga: Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska Buka Suara, Ungkap Hal Paling Mengerikan dari Dampak Invasi Rusia

Baca juga: Rusia Dikhawatirkan akan Gunakan Senjata Biologis, Buntut Isu Penemuan Laboratorium AS di Ukraina

Bom Atom Ekonomi Dijatuhkan ke Rusia

Aliansi negara Sekutu mengenakan sanksi ekonomi yang semakin keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Target terbarunya melibatkan pelarangan akses Rusia ke SWIFT, singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.

Hal ini menjadi sanksi ekonomi terbesar hingga disebut sebagai bom nuklir untuk melumpuhkan sistem keuangan Rusia.

Dilansir ABC News, Minggu (27/2/2022), Amerika dan sejumlah negara lain telah menyetujui pembatasan akses Rusia ke SWIFT.

Pasalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin masih enggan menarik pasukannya dari Ukraina.

Adapun SWIFT adalah sistem pengiriman pesan yang didirikan pada tahun 1973 yang memungkinkan lembaga keuangan besar untuk saling mengirim uang.

Sistem yang berbasis di Belgia ini digunakan oleh lebih dari 11 ribu bank dan lembaga keuangan di lebih dari 200 negara dan wilayah, termasuk Rusia.

SWIFT menangani 42 juta pesan sehari, memfasilitasi transaksi senilai triliunan dolar.

Menurut Financial Times, Rusia menyumbang 1,5% dari transaksi SWIFT pada tahun 2020.

Pada Sabtu (26/2/2022) malam, Gedung Putih mengumumkan bahwa AS akan memutuskan beberapa bank Rusia dari SWIFT dalam kemitraan dengan Komisi Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Inggris dan Kanada.

Halaman
123
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved