Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Lancarkan Balasan Sanksi Internasional, Batasi Ekspor-Impor hingga Rilis Daftar Negara Musuh
Presiden Rusia Vladimir Putin mulai unjuk gigi untuk bertahan dari sanksi internasional yang dikenakan pada Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mulai unjuk gigi untuk bertahan dari sanksi internasional yang dikenakan pada Rusia.
Ia telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan langkah-langkah sebagai bentuk balasan kepada negara yang menjatuhkan sanksi akibat invasi ke Ukraina.
Setelah sebelumnya, pihak Putin merilis daftar negara-negara yang dianggap tak bersahabat dengan Rusia.

Baca juga: Rusia Buka Koridor Kemanusiaan, Izinkan Warga Mengungsi dari 5 Wilayah Ukraina yang Terkepung
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-13, Simbol Z Makin Kerap Digunakan hingga Hasil Perundingan Ketiga
Dilansir media Rusia TASS, Rabu (9/3/2022),Putin memerintahkan untuk membatasi atau melarang impor dan ekspor produk dan bahan mentah tertentu dari Rusia pada tahun 2022.
Sementara daftar produk yang dilarang akan ditentukan oleh pemerintah secara lebih lanjut.
Pelarangan tersebut dituangkan dalam dekrit tentang langkah-langkah ekonomi asing khusus yang bertujuan untuk memastikan keamanan Rusia.
"Pastikan penerapan langkah-langkah ekonomi khusus berikut hingga 31 Desember 2022: larangan ekspor dan impor produk dan/atau bahan mentah sesuai dengan daftar yang akan ditentukan oleh pemerintah Federasi Rusia," bunyi dekrit tersebut.
Kemudian dicantumkan pula daftar barang produksi dan bahan mentah yang akan dilarang untuk diperdagangkan.
Pemerintah juga diminta untuk harus sudah menentukan daftar negara bagian yang akan dikenai peraturan baru ini dalam waktu dua minggu.
Pembatasan tersebut tidak akan mencakup produk atau bahan baku yang diangkut oleh warga negara untuk kebutuhan pribadi mereka.
Selanjutnya, kabinet akan diizinkan untuk menetapkan pelaksanaan langkah-langkah khusus terhadap produk tertentu atau orang atau perusahaan tertentu.
Langkah-langkah baru sedang diperkenalkan di samping instruksi yang ditetapkan dalam keputusan presiden sebelumnya.
Sebelumnya, Rusia memberlakukan langkah-langkah ekonomi khusus sebagai tanggapan atas sanksi AS dan negara-negara lain serta organisasi internasional.
Selain itu diberlakukan juga langkah-langkah ekonomi sementara yang bertujuan untuk memastikan stabilitas keuangan Rusia.
Dekrit baru pun telah ditandatangani untuk memastikan keamanan Rusia dan operasi industri yang tidak terganggu.
Baca juga: Putin Diisukan Menderita Kanker Ganas, Jadi Alasan Buru-buru Kerahkan Militer Rusia Invasi Ukraina
Baca juga: Anak di Ukraina Tewas Dehidrasi, Zelensky Soroti Taktik Pasukan Rusia Kepung Warga Sipil
Bom Atom Ekonomi Dijatuhkan ke Rusia
Aliansi negara Sekutu mengenakan sanksi ekonomi yang semakin keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Target terbarunya melibatkan pelarangan akses Rusia ke SWIFT, singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.
Hal ini menjadi sanksi ekonomi terbesar hingga disebut sebagai bom nuklir untuk melumpuhkan sistem keuangan Rusia.
Dilansir ABC News, Minggu (27/2/2022), Amerika dan sejumlah negara lain telah menyetujui pembatasan akses Rusia ke SWIFT.
Pasalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin masih enggan menarik pasukannya dari Ukraina.
Adapun SWIFT adalah sistem pengiriman pesan yang didirikan pada tahun 1973 yang memungkinkan lembaga keuangan besar untuk saling mengirim uang.
Sistem yang berbasis di Belgia ini digunakan oleh lebih dari 11 ribu bank dan lembaga keuangan di lebih dari 200 negara dan wilayah, termasuk Rusia.
SWIFT menangani 42 juta pesan sehari, memfasilitasi transaksi senilai triliunan dolar.
Menurut Financial Times, Rusia menyumbang 1,5% dari transaksi SWIFT pada tahun 2020.
Pada Sabtu (26/2/2022) malam, Gedung Putih mengumumkan bahwa AS akan memutuskan beberapa bank Rusia dari SWIFT dalam kemitraan dengan Komisi Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Inggris dan Kanada.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis, pihak Amerika menyebut bahwa tindakan ini akan melumpuhkan sistem finansial Rusia.
Pasalnya, sejumlah aset milik pengguna tak akan bisa ditarik sehingga menyebabkan bank-bank di Rusia diprediksi akan menahan uang nasabahnya.
"Melakukan tindakan pembatasan yang akan mencegah Bank Sentral Rusia menyebarkan cadangan internasionalnya dengan cara yang merusak dampak sanksi dari kami," bunyi pernyataan tersebut.
"Ini akan memastikan bahwa bank-bank ini terputus dari sistem keuangan internasional dan membahayakan kemampuan mereka untuk beroperasi secara global."
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa Uni Eropa akan ikut memilah bank mana saja yang diputus dari SWIFT.
Beberapa ahli percaya bahwa memberikan sanksi kepada bank seperti yang telah dilakukan AS dan sekutu sejauh ini adalah cara yang efektif untuk membekukan aset Rusia.
Pasalnya, jika tidak ada uang untuk dipindahkan, sistem transaksi Rusia ke luar akan menjadi kacau.
Di sisi lain, negara-negara Eropa kemungkinan akan menghadapi dampak negatif terhadap ekonomi mereka sendiri dari sanksi SWIFT.
Jerman, khususnya, yang selama ini memiliki ketergantungan pada pasokan gas dan minyak Rusia. (TribunWow.com)