Konflik Rusia Vs Ukraina
Dibantu Israel soal Konflik Lawan Rusia, Ukraina Justru Protes Gara-gara Ini
Pemerintah Ukraina sempat mengeluhkan soal bantuan yang diberikan oleh Israel terkait konflik melawan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seusai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022), Ukraina menerima simpati dan bantuan dari banyak negara, khususnya negara-negara barat.
Israel adalah satu dari banyak negara yang turut memberikan bantuan kepada Ukraina.
Namun ada suatu permasalahan sehingga pemerintah Ukraina sempat mengeluhkan soal bantuan yang diberikan oleh Israel.
Baca juga: Tuduh Ukraina Kembangkan Senjata Biologis, Rusia Dinilai Hanya Cari-cari Alasan
Baca juga: Perundingan Ukraina dan Rusia Kembali Gagal, Ini Hal yang Tak Disepakati Wakil Putin dan Zelensky
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.tv, keluhan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk.
Korniychuk mengutarakan kekecewaannya karena pemerintah Israel enggan memberikan bantuan pertahanan.
Di hadapan para wartawan di Tel Aviv, Korniychuk lalu mengenakan helm bantuan Israel sambil menyampaikan sebuah sindiran.
"Tolong beri tahu saya bagaimana Anda bisa membunuh dengan benda ini? Ini tidak mungkin. Jadi saya tidak tahu apa yang ditakuti orang-orang ini," ujar Korniychuk pada Senin (7/3/2022) waktu setempat.
Kendati demikian, Korniychuk tetap menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terkait upaya Israel menjadi mediator.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengumumkan pembentukan sebuah pasukan baru untuk menghadapi invasi pasukan Rusia.
Pasukan baru Ukraina itu memiliki nama Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina.
Legiun tersebut diketahui beranggotakan warga negara lain yang suka rela ingin datang ke Ukraina untuk menghadapi pasukan Rusia.
Zelensky juga telah menghilangkan kewajiban visa untuk sementara bagi warga negara lain yang mau bergabung dengan Ukraina melawan Rusia.
Kebijakan ini efektif berlaku mulai Selasa (1/3/2022) hingga status darurat militer berakhir.
Berdasarkan informasi dari media asal Jerusalem, The Jerusalem Post, ajakan bergabung ini sempat disuarakan oleh Kedutaan Besar Ukraina untuk Israel di Tel Aviv.
Pengumuman disampaikan lewat akun media sosial Kedutaan Ukraina.