Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Hanya Mie Instan, Konflik Rusia-Ukraina juga Berdampak pada Kenaikan Emas hingga BBM

Invasi Rusia ke Ukraina menghambat sirkulasi ekspor-impor gandum dunia, serta bidang lain terkait.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube The Telegraph
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Terbaru, invasi Rusia ke Ukraina sebabkan kenaikan harga barang di Indonesia. 

TRIBUNWOW.COM - Invasi Rusia ke Ukraina menghambat sirkulasi ekspor-impor gandum dunia, serta bidang lain terkait.

Tercatat, harga gandum berjangka kini melejit di titik tertinggi sejak 2008, hingga mengakibatkan berkurangnya bahan mentah untuk membuat roti hingga mie instan.

Di sisi lain, konflik yang terjadi turut pula berimbas pada sektor lain seperti harga minyak bumi dan emas.

Sejumlah kendaraan melakukan pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2021). Terbaru, konflik Ukraina-Rusia berdampak pada kenaikan minyak mentah dunia, Sabtu (5/3/2022).
Sejumlah kendaraan melakukan pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2021). Terbaru, konflik Ukraina-Rusia berdampak pada kenaikan minyak mentah dunia, Sabtu (5/3/2022). (Tribunnews/Jeprima)

Baca juga: Hasil Perundingan Kedua Ukraina dan Rusia, Akhirnya Temui Kesepakatan terkait Hal Berikut

Baca juga: Putin Umumkan Bayaran Tentara Rusia yang Ikut Invasi Ukraina, Ini Kompensasi untuk Korban Tewas

Dilansir Kompas.com, Jumat (4/3/2022), Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman, memberikan keterangan.

Ia belum bisa memberikan kesimpulan lantaran pihak produsen masih menunggu perkembangan dari konflik tersebut.

Kenaikan harga produk olahan gandum juga masih belum bisa diprediksi dan membutuhkan pembahasan lebih lanjut.

"Informasi masih minim. Karena sekarang produsen masih wait and see," tutur Adhi, Jumat (4/3/2022).

"Industri produk jadi memang tidak bisa naik turun harga terlalu sering. Karena perubahan harga biasa harus runding dengan peritel."

"Baru setelah itu, berlaku harga baru."

Ukraina dan Rusia merupakan pemasok produksi gandum sekitar 29 persen dari total suplai dunia.

Berkurangnya pasokan gandum akibat konflik ini mengakibatkan adanya kenaikan harga gandum berjangka yang kini menyentuh hingga 9,85 USD per gantang atau sekitar Rp 140.712.

Selain itu, harga minya dunia dilaporkan telah menyentuh level tertinggi setelah 14 tahun belakangan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan keputusan Menteri nomor 18.K/MG.03/DJM/2022 tentang harga minyak mentah yang ditetapkan pada Selasa (1/3/2022).

“Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Februari 2022 ditetapkan sebesar 95,72 dollar AS per barel,” bunyi aturan tersebut.

Disinyalir, kenaikan ini akan berdampak pada meningkatnya harga bahan bakar minyak tanpa subsidi.

Tak ketinggalan, harga emas turut melonjak ketika Rusia menjatuhkan serangan berskala penuh ke Ukraian.

Namun Bank Sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed) berencana menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap hal tersebut.

Sehingga pemegang emas justru akan menghadapi potensi kerugian karena emas tersebut tak menghasilkan bunga seperti perkiraan.

"Emas sebagian besar telah diperdagangkan di bawah dukungan berita utama Ukraina-Rusia, tetapi juga mulai menghidupkan kembali hubungannya dengan imbal hasil yang riil jelang pertemuan FOMC Maret," tulis analis Standard Chartered Suki Cooper dalam sebuah catatan.

Baca juga: Reputasi China Dipertaruhkan, Disebut Tahu Rencana Rusia Invasi Ukraina hingga Bertukar Info Rahasia

Baca juga: Ramai-ramai Menyerah, Tentara Rusia Akui Ditipu, Mengira akan Disambut Rakyat Ukraina dengan Bunga

Dampak Positif dan Negatif Konflik Rusia-Ukraina terhadap Indonesia

Ketegangan yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, turut menimbulkan dampak langsung pada Indonesia.

Terutama dari sisi ekonomi yang sangat dipengaruhi dari bidang ekspor-impor.

Meski begitu, sisi negatif timbul berdampingan dengan sisi positif sebagai efek samping konflik tersebut.

Dilansir Kompas.com, Jumat (25/2/2022), Ukraina rupanya memiliki hubungan dagang yang erat dengan Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina menjadi pengimpor gandum utama ke Indonesia.

Pada tahun 2020 saja, impor gandum Ukraina ke Indonesia mencapai 2,96 juta ton.

Jumlah ini mengalahkan impor dari Argentina sebesar 2,63 juta ton dan Kanada 2,33 juta ton.

Secara keseluruhan, Ukraina memasok lebih darui 20 persen stok gandum ke Indonesia.

Selain gandum, Indonesia juga bergantung pada pasukan besi baja Ukraina.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menyebutkan perang tersebut akan  mempengaruhi stok di pasaran.

"Ini dikhawatirkan akan mempengaruhi stok gandum dan produsen makanan di dalam negeri,” kata Bhima.

Disinyalir, perang ini akan meningkatkan inflasi sehingga harga kebutuhan pokok meninggi.

Selain terdampak dari Ukraina, Indonesia juga akan terkena dampak dari adanya embargo global pada Rusia.

Hal ini akan berpengaruh pada suplai minyak dan gas di tanah air.

Meski begitu, relasi ekspor-impor yang melibatkan Rusia maupun Rusia masih tergolong minim.

"Jadi dampak konflik ini secara langsung terhadap relasi perdagangan dan investasi di Indonesia tidak signfikan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani.

“Hanya saja konflik ini akan mengganggu rencana Indonesia untuk melakukan kerja sama ekonomi lebih lanjut dengan Rusia dan Ukraina, karena kondisi konflik yang tidak kondusif."

Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), menyampaikan pernyataan senada.

Menurutnya, inflasi di Indoensia masih akan terkendali dan relatif terlindungi dari konflik tersebut.

Apalagi konflik Rusia dan Ukraina saat ini masih dalam batasan wilayah.

“Dibandingkan perang dunia kedua, ketegangan antara Rusia dengan Ukraina lebih terbatas dari segi wilayah, sehingga dampaknya diprediksi akan relatif terbatas. Biasanya, dampak terhadap pasar finansial akan lebih singkat dibandingkan dampak terhadap perekonomian,” ujar Katarina.

Justru Indonesia sebagai produsen komoditas ekspor akan diuntungkan dengaan kenaikan barang yang terjadi akibat embargo Rusia.

Apalagi ada sebagaian kesamaan komoditas yang dihasilkan Indonesia dan Rusia.

“Inflasi Indonesia yang masih relatif rendah, dan juga sebagai negara produsen dan eksportir energi, komoditas, dan logam terkemuka di dunia, Indonesia juga diuntungkan dari kenaikan harga produk-produk tersebut,” terang Katarina. (TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Harga Emas Dunia Naik ke 1.933 Dollar AS, Dipicu Inflasi, Konflik Ukraina-Rusia, hingga Rencana The Fed", "Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Mentah Indonesia Melejit", dan "Terimbas Perang Rusia-Ukraina, Harga Mi Instan Bakal Naik?"

Tags:
RusiaUkrainaMie InstanEmasBBM
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved