Konflik Rusia Vs Ukraina
Adu Klaim Rusia Vs Ukraina, Putin Sewa Pembunuh Bayaran hingga Ukraina Manfaatkan Napi Pembunuh
Sejak konflik pecah pada Kamis (24/2/2022), pemerintah Ukraina dan Rusia memiliki informasinya sendiri-sendiri yang kerap berlawanan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Dalam video itu prajurit dari Batalion Azov mengucapkan kalimat provokatif sebagai berikut:
"Wahai saudara muslimku. Di negara kami kau tidak akan masuk surga. Kau tidak akan diperbolehkan masuk ke surga. Tolong pulang lah, di sini kau akan menemui masalah. Terima kasih atas perhatianmu, sampai jumpa," ucap prajurit Azov tersebut sembari melumuri peluru pakai lemak babi.
Sementara itu akun Garda Nasional Ukraina tampak mendukung tindakan yang dilakukan oleh prajurit Batalion Azov tersebut.
Batalion Azov sendiri merupakan milisi ultranasionalis di Ukraina yang disebut termasuk sebagai grup neo Nazi.
Para prajurit batalion Azov diketahui juga masih memakai lambang-lambang Nazi di dalam pasukannya seperti logo Wolfsangel yang dipakai oleh prajurit Nazi selama perang dunia ke-2.
3. Rusia Klaim Hanya Incar Kombatan
Invasi Rusia ke Ukraina langsung terjadi tak lama setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan agresi pada Kamis (24/2/2022).
Tak berselang lama setelah pengumuman Putin, ledakan besar terjadi di sejumlah titik di Ukraina.
Terekam kamera, ledakan tersebut diketahui terjadi di Kota Dnipro, Mariupol, Kharkiv, dan Sumy.
Dalam video itu nampak api bekas ledakan masih menyala terang.
Ledakan terekam terjadi di daerah perkotaan hingga daerah seperti pedesaan.
Pihak militer Rusia mengklaim serangan itu bertujuan untuk menghancurkan aset militer Ukraina.
Di sisi lain, per Senin (28/2/2022), Kementerian Kesehatan Ukraina menyatakan 352 warga sipil Ukraina tewas termasuk 14 anak-anak.
4. Tentara Rusia Disiksa secara Sadis
Pemerintah Ukraina sempat menyatakan beberapa prajurit Rusia telah berhasil ditangkap dan dijadikan tahanan perang sepanjang invasi yang terjadi sejak Kamis (24/2/2022).