Konflik Rusia Vs Ukraina
Jerman Turun Tangan Bantu Ukraina Lawan Rusia, Berikut Respons Presiden Volodymyr Zelensky
Pemerintah Jerman mengatakan akan mengirim senjata dan pasokan lainnya langsung ke Ukraina untuk membantu pertahanan melawan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Jerman mengatakan akan mengirim senjata dan pasokan lainnya langsung ke Ukraina untuk membantu pertahanan melawan Rusia.
Setelah selama ini teguh melarang pengiriman senjata, Jerman pun tergerak untuk membantu setelah melihat krisis yang makin memuncak di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun menyambut baik tindakan tegas Jerman untuk mencegah peperangan tersebut.

Baca juga: Ekspresi Sedih Bomber Asing Persib Bandung David da Silva Tanggapi Berita Invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Nasib WNI di Ukraina di Tengah Konflik Rusia, Cari Waktu Tepat untuk Keluar dari Zona Perang
Dilansir ABC News, Minggu (27/2/2022), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan akan mengirim 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal udara Stinger ke Ukraina secepat mungkin.
"Invasi Rusia ke Ukraina menandai sebuah titik balik. Hal ini mengancam seluruh tatanan pasca-perang kami,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz, Sabtu (26/2022) malam.
"Dalam situasi ini, adalah tugas kita untuk membantu Ukraina, dengan kemampuan terbaik kita, untuk mempertahankan diri dari serangan tentara Vladimir Putin."
Berita itu muncul tak lama setelah kementerian ekonomi Jerman mengatakan bahwa Jerman mengizinkan Belanda untuk mengirimkan 400 senjata anti-tank buatan Jerman ke Ukraina.
Pemerintah juga telah menyetujui pengiriman 9 howitzer D-30 dan amunisi yang berasal dari Estonia.
Selama ini, Jerman telah lama berpegang pada kebijakan tidak mengekspor senjata mematikan ke zona konflik, termasuk Ukraina.
Namun setelah ramai mendapat desakan dari sejumlah pihak, Jerman akhirnya turun tangan membantu krisis tersebut.
Tindakan tersebut mendapat pujian langsung dari Volodymyr Zelensky.
Melalui akun Twitter pribadinya, @ZelenskyyUA, Minggu (27/2/2022), sang presiden menuliskan utasan rasa terima kasihnya atas keputusan Kanselir Scholz.
"Jerman baru saja mengumumkan penyediaan peluncur granat anti-tank dan misil Stinger ke Ukraina. Lanjutkan, Kanselir @OlafScholz! Koalisi anti-perang beraksi!," cuit sang presiden.
Selain itu, kementerian ekonomi Jerman menyatakan bahwa pihaknya akan mengirim 14 kendaraan lapis baja dan hingga 10.000 ton bahan bakar ke Ukraina.
"Setelah serangan tak tahu malu Rusia, Ukraina harus mampu mempertahankan diri,” kata Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock dan Menteri Ekonomi Robert Habeck dalam sebuah pernyataan.
"Oleh karena itu, pemerintah federal mendukung Ukraina dalam menyediakan material yang sangat dibutuhkan.”
Selain Jerman, Amerika Serikat juga mengumumkan telah mengirim bantuan sebanyak 350 juta USD atau sekitar Rp 5 triliun ke Ukraina.
John Kirby, sekretaris pers Pentagon menuturkan bantuan tambahan termasuk baju pelindung, senjata kecil dan berbagai amunisi, pelindung tubuh dan peralatan terkait lainnya.
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan bantuan yang mencakup senjata anti tank Javelin, akan dikirimkan ke Ukraina secara bertahap dan sesegera mungkin.
Negara-negara lain juga tak tinggal diam dan menjanjikan bantuan militer.
Italia awal pekan ini mengumumkan akan mengirim peralatan militer tidak mematikan seperti peralatan de-mining dan alat pelindung untuk tentara.
Perancis mengumumkan bahwa permintaan peralatan oleh Ukraina sedang dipelajari.
Namun sebelum invasi, Perancis telah memasok sekitar 100 juta euro atau sekitar Rp 1,6 triliun senjata ke Ukraina, termasuk rudal pertahanan jarak pendek.
Baca juga: Viral Isi Percakapan Tentara Ukraina yang Tak Menyerah saat Ditodong Senjata Tentara Rusia
Baca juga: Viral Isi Percakapan Tentara Ukraina yang Tak Menyerah saat Ditodong Senjata Tentara Rusia
Negara yang Mendukung Ukraina
Sementara itu, sejumlah negara menyatakan penolakan keras atas penyerangan Rusia terhadap Ukraina.
Antara lain adalan Amerika, Inggris, Perancis, Australia, dan Jepang.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengunggah pernyataan di akun resmi Presiden AS @POTUS, Kamis (24/2/2022).
Merespons permintaan tolong Ukraina, Amerika akan mengadakan pertemuan dengan anggota G7 yang terdiri dari Inggris, Perancis, Jepang, Italia, Kanada, dan Jerman.
"Amerika Serikat dan aliansi kami akan memberikan sanksi berat terhadap Rusia.
Kita akan terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Ukraina dan masyarakatnya," cuit Biden.
Kecaman serupa dinyatakan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson lewan akun Twitter pribadinya, @borisjohnson, Kamis (24/2/2022).
"Dengan memilih untuk menyerang Ukraina tanpa adanya provokasi, Presiden Putin telah memilih jalan pertumpahan darah dan kehancuran.
Inggris dan sekutu kami akan merespons secara tegas," tulis Boris Johnson.
Sementara itu, Australia, dan Jepang telah menjatuhkan sanksi pada Rusia atas penyerangan yang dilakukan.
Sedangkan Perancis sempat melakukan langkah diplomatik dengan Ukraina beberapa hari sebelum serangan berlangsung.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi Ukraina untuk membahas proses perdamaian dan penyelesaian krisis di Ukraina.
Selain itu, NATO (North Atlantic Treaty Organization) pun telah menyatakan sikap untuk membela Ukrania atas serangan yang dilancarkan Rusia.
Dilansir laman resmi nato.int, Kamis (24/2/2022), Sekretaris Jenderal NATO, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, mengutuk keras tindakan Rusia.
"Sekutu NATO akan bertemu untuk membahas konsekuensi dari tindakan agresif Rusia. Kami berdiri bersama rakyat Ukraina pada saat yang mengerikan ini. NATO akan melakukan semua yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua Sekutu," tegas Jens Stoltenberg.
Adapun 30 negara yang tergabung dalam NATO antara lain adalah sebagai berikut.
1. Albania
2. Belgia
3. Bulgaria
4. Kanada
5. Kroasia
6. Republik Ceko
7. Denmark
8. Estonia
9. Perancis
10. Jerman
11. Yunani
12. Hungaria
13. Islandia
14. Italia
15. Latvia
16. Lithuania
17. Luksemburg
18. Montenegro
19. Belanda
20. Makedonia Utara
21. Norwegia
22. Polandia
23. Portugal
24. Romania
25. Slovakia
26. Slovenia
27. Spanyol
28. Turki
29. Inggris
30. Amerika Serikat
(TribunWow.com)