Terkini Daerah
5 Saksi Diperiksa Buntut 8 Santri Tewas dalam Kebakaran Ponpes di Karawang, Polisi Ungkap Tujuan
Pihak kepolisian mengungkapkan tujuan pemeriksaan lima saksi terkait kasus kebakaran yang terjadi di Ponpes Miftahul Khoirot di Karawang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Proses penyelidikan masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian terkait kebakaran yang terjadi di pondok Pesantren Miftahul Khoirot, Desa Manggungjaya, Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (21/2/2022).
Dalam insiden itu sebanyak delapan santri meninggal dunia, sedangkan beberapa korban lainnya menderita luka-luka.
Menurut keterangan seorang korban selamat, kebakaran disebabkan oleh api yang berasal dari kipas angin lalu mengenai kasur.

Baca juga: 5 Fakta Kebakaran Ponpes di Karawang, Tewas Berpelukan hingga Relawan Menangis Lihat Korban
Baca juga: Meninggal dengan Senyum, Alif sempat Berusaha Selamatkan Teman saat Kebakaran Pesantren di Karawang
Dikutip dari TribunBekasi.com, sementara itu, polisi masih melakukan pendalaman terkait kasus ini.
"Kami sudah periksa 5 orang saksi dalam peristiwa kebakaran Pondok Pesantren Miftahul Khoirot," kata Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono pada Rabu (23/2/2022).
Saksi yang diperiksa oleh polisi di antaranya adalah pengurus ponpes hingga santri lain.
"Kami periksa 5 saksi untuk menggali kronologi, dan menyelidiki penyebab kebakaran," ujar AKBP Aldi.
Sejauh ini, Puslabfor Mabes Polri telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti.
Barang bukti yang diamankan oleh Tim Puslabfor Mabes Polri di antaranya adalah instalasi listrik, kipas angin, soket listrik, dan abu hasil kebakaran.
"Barang bukti ini harus kami periksa di lab dengan alat, untuk bisa bicara penyebab kebakaran. Makanya kami butuh waktu paling cepat satu hari, besok kami seleaaikan. Kemudian baru bisa kami simpulkan penyebab kebakaran," ujar Kasubdit Laka Bakar Puslabfor Mabes Polri, Kompol Nurkolis, Selasa (22/2/2022).
Pengakuan Korban Selamat
Berdasarkan pengakuan saksi, kebakaran disebabkan oleh percikan api dari kipas angin.
"Kalau dari keterangan saksi yang kami terima, informasi awal bahwa kebakaran bermula dari percikan api dari kipas angin," ujar Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono, Senin (21/2/2022).
"Kepastiannya masih didalami, kami sudah melakukan olah TKP, langkah-langkah kami saat awal kejadian Muspika Cilamaya berkoordinasi dengan pihak Damkar, BPBD, stakeholder terkait untuk membantu dan menolong di lapangan," katanya.
Menurut pengakuan saksi, api menyebar dan membesar secara cepat.
Saksi bernama Hilman Faqih (22) mengaku sempat berusaha memadamkan api kebakaran.
"Saya dapat telepon dari teman, katanya pesantren kebakaran, saya langsung buru-buru ke sini," ujarnya.
Hilman menyebut, kepulan asap terlihat berasal dari kamar santri di lantai dua.
"Saya langsung ke Pom Bensin, buat pinjam alat pemadam. Saya minta dijelasin dulu cara menggunakannya, itu sekitar 20 menit baru ke pesantren lagi," katanya.
Keluarga Korban Ikhlas
Kepergian santri anak-anak yang tewas dalam kebakaran di Pondok Pesantren Miftakhul Khoirot, Desa Manggungjaya, Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
Kerabat terutama orangtua delapan anak yang tewas dalam kebakaran di Pondok Pesantren Miftakhul Khoirot tersebut masih meratapi kehilangan buah hatinya.
Termasuk satu di antaranya keluarga seorang santri bernama SKA, yang berasal dari Kampung Hegarmanah, Desa Purwadadi Barat, Purwadadi, Subang, Jawa Barat.
Dilansir TribunJabar.id, Selasa (22/2/2022), jasad SKA sudah disemayamkan di rumah keluarga sejak subuh.
Terlihat sejumlah orang mengelilingi peti jenazah SKA yang diselimuti kain jarik berwarna cokelat.
Mewakili keluarga, kerabat SKA bernama Yayan Sunaryo menuturkan sikap keluarganya atas kejadian tersebut.
Menurut Yayan, keluarga sudah ikhlas dan menerima musibah tersebut.
Ia pun meminta doa agar korban mendapat tempat di sisi tuhan.
Selain itu keluarga pun mendapatkan kesabarana merelakan kepergian SKA yang begitu memilukan tersebut.
"Terimakasih atas doanya, jenazah tiba di rumah duka tadi Subuh, diantar dari RSUD Karawang," tutur Yayan, Selasa (22/2/2022).
"Juga mohon dia semoga segala iman islam almarhum bisa diterima di sisi-Nya."
Selain SKA, seorang korban bernama Arif Satria juga tercatat sebagai warga Purwadadi.
Camat Purwadadi Dadang Darmawan menerangkan bahwa santri tersebut awalnya didata sebagai warga Cikampek.
Namun rupanya, Arif tinggal dengan sang kakek di Purwadadi, sementara orangtuanya berada di Cikampek.
"Berdasarkan informasi pihak keluarga, Arif ini masuk pesantren dari TK sampai umur saat ini 12 tahun," ujar Dadang.
"Korban akan di makamkan hari ini di TPU Purwadadi," imbuhnya.
Adapun dua santri lainnya asal Subang yakni RA (7) dan AFP (11).
Di sisi lain, Enjang Lukmanul Hakim (42) masih belum bisa mengetahui nasib keponakannya, Ahmad Akmal Maulana.
Diduga, keponakannya tersebut ikut menjadi korban meninggal yang saat ini sedang diidentifikasi pihak kepolisian.
"Keponakan saya Ahmad Akmal Maulana termasuk dalam daftar yang hilang dalam kebakaran tersebut, pihak dan memang kobongnya (kamar tidur-red) dia persis di lokasi kebakaran," tutur Enjang.
Sementara anak kandungnya yang juga menjadi santri, Muhammad Daffa Lukmanul Hakim, berhasil selamat dari peristiwa nahas itu.
"Kalau anak saya selamat, dia yang mengabari saya kalau saudaranya di lokasi kebakaran, mereka sudah pesantren selama 3 tahun. Menjelang bulan puasa ini mereka akan diwisuda," terang Enjang.
"Anak saya baru selesai mengjafal 13 juz, sedangkan keponakan saya sudah tamat 30 juz. Rencananya dia akan diwisuda nanti." (TribunWow.com/Anung/Via)
Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul BREAKING NEWS: Ponpes Miftahul Khoirot Karawang Kebakaran, Dikabarkan Ada Santri Meninggal, Kebakaran Melanda Ponpes Miftahul Khoirot Karawang, Enam Santri Hafiz Quran Tewas Terpanggang Api, Polres Karawang Periksa 5 Saksi Kasus Kebakaran Pesantren Miftahul Khoirotdan TribunJabar.id dengan judul Cerita Relawan Saat Evakuasi Jasad 8 Santri yang Terbakar, Teteskan Air Mata Lihat Para Korban serta Suasana Duka Selimuti Rumah Santri Asal Subang yang Jadi Korban Kebakaran, Keluarga Minta Doa Ini"