Ritual di Pantai Payangan Jember
Ternyata Anak Pemimpin Ritual Pantai Payangan, Bocah 2 Tahun Lolos dari Maut, Ibu dan Kakaknya Tewas
Bocah dua tahun bernama Nuriya Fifa Kirana lolos dari maut saat 11 orang lainnya tewas dalam ritual di Pantai Payangan, Jember.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Bocah dua tahun bernama Nuriya Fifa Kirana lolos dari maut saat 11 orang lainnya tewas dalam ritual di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur, Minggu (14/2/2022) lalu.
Nuriya merupakan anak ketua kelompok Tunggal Jati Nusantara, Nur Hasan.
Ia lolos dari gulungan ombak karena saat kejadian menunggu di lokasi yang cukup jauh dari bibir pantai.
Nuriya kala itu digendong seorang pengikut Nur Hasan yang selamat.
Sedangkan ibunya, Ida, dan sang kakak tiri, Pinka, turut menjadi korban tewas dalam insiden itu.
Sebagai informasi, 11 orang anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara tewas tergulung ombak saat mengikuti ritual di Pantai Payangan.
Sang ketua kelompok, Nur Hasan berhasil menyelamatkan diri meski sempat tergulung ombak.
Baca juga: Firasat Ayah sebelum Bripda Febri Tewas dalam Ritual Pantai Payangan, Kayu Diminta Jadi Rumah Abadi
Baca juga: 5 Fakta Nur Hasan, Pimpinan Ritual di Pantai Payangan yang Berujung Maut, Dikenal sebagai Paranormal
Sekretaris Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, Budi Harto turut buka suara terkait kejadian ini.
Budi menyebut selama ini Nur Hasan tinggal di daerahnya bersama istri pertama dan orangtuanya.
Sedangkan Ida merupakan istri kedua Nur Hasan.
Diduga, Ida dan Pinka sudah masuk menjadi anggota Tunggal Jati Nusantara.
Pasalnya keduanya sudah beberapa kali mengikuti ritual yang diadakan Hasan.
Menurut Budi, selama ini Nur Hasan membuka praktik paranormal di rumahnya.
"Pak Hasan sama istrinya ketemu ketika kerja di Malaysia," jelas Budi, dikutip dari TribunJatim.com, Selasa (15/2/2022).
Mengeluh Sesak Napas
Seusai insiden itu, Nur Hasan langsung diperiksa sebagai saksi oleh Satreksrim Polres Jember.
Namun tak menutup kemungkinan Nur Hasan akan ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi telah memeriksa belasan saksi yang merupakan anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Akan tetapi, polisi sempat kesulitan saat akan memeriksa Nur Hasan.
Saat hendak diperiksa, Nur Hasan mengeluh sesak napas hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Kendati demikian, pada Rabu (16/2/2022), polisi akhirnya menjemputnya di rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.