Terkini Nasional
Ganjar Pranowo Buka Suara terkait Curhat Puan Maharani Tak Disambut Kepala Daerah, Ini Katanya
Respons itu diberikan Ganjar setelah dirinya kerap disebut-sebut merupakan orang yang disindir oleh Puan.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akhirnya buka suara terkait curhat Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang merasa kesal karena tak disambut kadernya yang menjabat sebagai kepala daerah saat berkunjung ke daerah.
Respons itu diberikan Ganjar setelah dirinya kerap disebut-sebut merupakan orang yang disindir oleh Puan.
Pasalnya, kala Puan meresmikan Pasar Legi di Surakarta, Jawa Tengah pada Kamis (20/1/2022), Ganjar tak nampak berada di sana.
Baca juga: Siap Dimarahi, Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Luruskan Puan Maharani: Belum Menunjukkan Kedewasaan
Baca juga: Singgung Ganjar, FX Rudy Buka Suara soal Curhat Puan Maharani Kesal Tak Disambut Kepala Daerah
Selain itu, keduanya juga sering disebut-sebut tidak akur karena memperebutkan tiket rekomendasi sebagai calon presiden dari PDIP.
Ditanya terkait curhatan Puan Maharani, Ganjar hanya menyebut bahwa dirinya siap menyambut Puan ketika datang kembali ke Jawa Tengah.
"Siap nanti kalau (Ketua DPR Puan Maharani) ke Jawa Tengah, saya sambut paling depan," ujar Ganjar kepada wartawan, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin (14/2/2022).
Sebelumnya, Ketua DPC PDIP yang juga mantan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, menduga bahwa orang yang disebut Puan adalah Ganjar Pranowo.
"Kalau daerahnya (pemilihan) Mbak Puan Dapil V, ya Gubernur Pak Ganjar, apa Khofifah ya tidak mungkinlah," kata Rudy dihubungi wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/2/2022) malam, dikutip dari Kompas.com.
Rudy juga membela Ganjar dan memberikan klarifikasi terkait ketidakhadiran Ganjar saat Puan berkunjung ke Solo.
Dia menjelaskan bahwa ada protokoler tersendiri bila Ketua DPR RI berkunjung ke daerah.
Baca juga: Pengamat soal Kepala Daerah yang Disebut Puan Maharani Bikin Kesal: Tak Perlu Pakar untuk Menebak
Menurut dia, Ganjar saat itu mendapat kabar yang mendadak dan tidak diminta untuk menyambut.
"Kalau sambut menyambut protokoler ada. Kalau Mas Ganjar dikabari Mbak Puan mau ke sini, dan suruh nyambut mesti Mas Ganjar nyambut," terangnya.
"Kalau kemarin Pak Ganjar itu ada presentasi mitigasi bencana, undangannya terlalu malam sehingga Pak Ganjar terlanjur berangkat ke Jakarta. Sebab di sana sudah dijadwalkan untuk presentasi kebencanaan," kata dia.
"Menurut saya kayak begitu nggak perlu dibesar-besarkan. Karena antara eksekutif dan legislatif beda-beda to. Lha kalau presiden hukumnya wajib jemput. Tapi kalau ketua DPR RI protokolernya tidak di situ."
"Paling pengurus partai yang jadi wali kota dan gubernur pasti jemput. Itu kalau dikabari, kalau tidak dikabari yang dijemput siapa," ungkap dia.
Simak videonya di bawah ini: