Cerita Selebriti
Aurel Merinding Dengar Cerita Asli Layangan Putus, Mommy ASF: Suami Pulang Bawa Kabar Menikah Lagi
Penulis novel 'Layangan Putus', dokter Eca Prasetya alias Mommy ASF, menceritakan kisah nyata dari cerita yang ditulisnya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Suami Menghilang Tanpa Kabar
Eca Prasetya alias Mommy ASF, penulis cerita web series Layangan Putus, menangis menceritakan kisah hidupnya yang menjadi dasar cerita tulisannya, Kamis (20/1/2022). (Sumber: Capture YouTube The Sungkars)
Di tengah kehidupan keluarga yang bahagia, tiba-tiba sang suami menghilang tanpa kabar.
"Mereka harmonis bareng, terus tiba-tiba Mas Aris menghilang," sebut Eca Prasetya.
"Setelah berapa tahun pernikahan sama Kinan?," tanya Atta.
"Enggak disebutkan di novelnya, tapi sudah setelah anak ke empat, Mas Aris tiba-tiba menghilang," tutur Eca Prasetya.
"Enggak ngabarin, cuma pamitan iya. Pamitan titip anak-anak, kamu jaga diri baik-baik."
Setelah hampir dua minggu menghilang, suami tersebut tiba-tiba pulang dan mengatakan dirinya telah menikah siri.
Hal ini membuat sang istri bagai disambar geledek, meski kemudian terpaksa bersedia menjalani hidup berbagi suami.
"Akhirnya Mas Aris pulang, terus tiba-tiba bawa kabar dia enggak ke mana-mana, dia baik-baik saja setelah 12 hari," sebut Eca Prasetya.
"Setelah pulang itu membawa kabar bahwa dia telah menikah lagi. Agak jeder buat Kinan."
"Wow, Kinan ini luar biasa ya," sahut Aurel.
"Itu langsung tahu pas pulang nikah lagi?," tanya Atta.
"Langsung jujur, langsung ditanyakan ada apa," ujar Eca Prasetya.
"Itu syok banget sih total," ungkap Aurel.
Ia mengaku sampai merinding ketika mendengar kisah Kinan yang menjalani kehidupan poligami selama dua tahun.
Akhirnya, setelah terjadi sejumlah pergolakan, pasangan itu memutuskan untuk berpisah.
Sang suami alias Aris memilih hidup dengan istri mudanya, sementara Kinan ditinggal dan harus membesarkan empat anak lelaki mereka.
Baca juga: Zaskia Sungkar Nangis Dengar Pesan Penulis Layangan Putus untuk 4 Anaknya: Kok Gue yang Sesek
Baca juga: Penulis Layangan Putus Menangis Kisahkan Momen Kehilangan Anak, Mommy ASF: Kok Bisa Aku Takabur
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 10.13:
Kata Psikolog soal Serial Layangan Putus
Web series Layangan Putus ramai menjadi perbincangan lantaran kisahnya yang disebut bisa membuat penonton ikut merasakan emosi.
Tayangan yang diperankan Reza Rahardian, Putri Marino, dan Anya Geraldine itu bahkan dikatakan bisa menimbulkan beban mental serta kekhawatiran.
Apalagi beredar kabar bahwa cerita perselingkuhan dalam web series tersebut diambil dari kisah nyata.
Dilansir Kompas.com, Selasa (27/12/2021), Lucia Peppy Novianti, M. Psi., psikolog dari Universitas Gadjah Mada memberikan pendapatnya.
Menurut Lucia, film tersebut bisa menjadi pemicu sehingga pemirsa merasa marah, kesal dan geram dengan perilaku para pemeran.
Begitu besarnya pengaruh tayangan itu, banyak yang enggak menonton karena khawatir bisa berimbas ke dunia nyata.
"Film atau tayangan apapun sebetulnya sama dengan fenomena dunia nyata yang bisa menjadi stimulus dalam proses persepsi manusia," terang Lucia.
Efek dari menonton film tersebut bisa juga dirasakan secara lebih dalam jika cerita yang ditampilkan bisa dicerminkan pada kehidupan sehari-hari.
"Sangat mungkin apabila pernah ada proses bernalar, proses berpikir apalagi kalau mengalaminya secara personal," beber Lucia.
"Jadi tidak perlu mengalami tapi pernah memikirkan saja namun begitu penting nilainya sehingga menjadi pemicu."
Meski begitu, web series tersebut begitu populer lantaran banyak yang ingin menonton.
Menurut Lucia, fenomena ini terjadi karena ada keinginan untuk merasakan sensasi yang timbul.
"Kita sadar akan dampak tertentu tapi tetap penasaran karena kita pengen mendapat sensasi ternyata ada orang lain yang memahami kita, nyatanya ada film ini, seperti itu," terang Lucia.
Untuk mengatasi munculnya trauma atau perasaan tak nyaman akibat menonton film tersebut, Lucia memberikan beberapa saran.
Ia menganjurkan agar orang-orang yang memiliki pengalaman serupa bisa menguatkan hati lebih dulu sampai benar-benar yakin.
"Objektifnya, idealnya, kalau memang sensitif dan bisa trigger untuk kita maka sebaiknya dihindari sampai kita yakin sanggup," kata Lucia.
Selain itu, disarankan untuk tak memendam apa yang dirasakan dan menuangkan pada orang yang dipercaya.
"Cari orang yang bisa jadi tempat kita menuangkan perasaan supaya setidaknya apa yang kita khawatirkan, kegundahan, gejolak emosi itu bisa dikeluarkan," sebut Lucia.
"Karena intinya lebih baik disampaikan daripada dipendam saja." (TribunWow.com)