Virus Corona
Beda Gejala Flu Biasa dan Virus Corona Omicron, Waspada saat Tubuh Rasakan Hal Ini
Masyarakat diminta semakin waspada dan memperketat protokol kesehatan, di tengah meningkatnya kasus positif Virus Corona varian Omicron.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Masyarakat diminta semakin waspada dan memperketat protokol kesehatan, di tengah meningkatnya kasus positif Virus Corona varian Omicron.
Dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, gejala yang paling banyak diderita pasien varian Omicron adalah batuk dan pilek.
Kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan.
Baca juga: Kata Ahli soal Jenis Masker yang Bisa Menangkal Virus Corona Omicron, Simak Kriterianya
Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.
Hal terkait gejala varian Omicron, juga pernah disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi.
Nadia mengatakan, gejala yang dialami oleh pasien Omicron, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala.
Gejala paling banyak adalah batuk sebanyak 49 persen dan pilek 27 persen.
"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri."
"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala."
"Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen)," kata dr Nadia dalam keterangannya, dilansir laman Kemenkes.
Dikutip dari bbc.com, bagi sebagian orang, gejala Omicron tampak lebih seperti pilek, dengan gejala umum yang dilaporkan termasuk sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala.
Sementara itu, pada varian Covid sebelumnya cenderung menyebabkan hilangnya rasa atau bau, batuk, dan suhu tinggi - meskipun ini masih merupakan tiga gejala resmi.
Meski menyebar jauh lebih cepat dari varian sebelumnya yaitu Delta, pakar kesehatan mengatakan, Omicron lebih ringan dan kecil kemungkinannya membuat orang sakit atau membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Hal ini karena perlindungan dari vaksin penguat (booster) dan dari infeksi sebelumnya.
Masih dari bbc.com, aplikasi studi Zoe Covid pernah meminta ratusan ribu orang untuk mencatat gejala.