Pembunuhan di Subang
4 Bulan Kasus Subang, Kriminolog Singgung Kemungkinan Saksi Beri Keterangan Palsu saat Diperiksa
Pasalnya, sejumlah saksi memiliki kemungkinan untuk mengarang cerita jika telah berulang kali diperiksa pihak penyidik.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala menilai lamanya proses penyelidikan di kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang Jawa Barat, membuat pengungkapan kasus semakit sulit.
Pasalnya, sejumlah saksi memiliki kemungkinan untuk mengarang cerita jika telah berulang kali diperiksa pihak penyidik.
"Secara ilmu, orang yang kita duga sebagai pelaku yang sudah berkali-kali oleh polisi dalam perencanaan kurang jelas apa yang mau ditanya, dia tidak akan menjawab berbasis dengan apa yang dia ketahui," ujarnya dalam tayangan AIMAN di Youtube Kompas TV pada Rabu (5/1/2022).
Baca juga: Pakar Kriminologi Sebut Kasus Subang Belum Dipastikan Terencana: Belum Tentu Dilakukan Profesional
Baca juga: Diperingatkan Pengacara Jangan Sering Keluar karena Kasus Subang, Ini Kondisi Terbaru Danu

Menurutnya, dalam kondisi seperti itu, seseorang akan cenderung untuk memberikan keterangan yang menjauhkan dirinya dari kemungkinan menjadi pihak yang tertuduh.
Saat itu, apa yang didapat pihak kepolisian bukan lagi merupakan fakta, namun hanya opini saksi belaka.
"Dia sudah mengarang cerita, dalam kata lain jika polisi mengatakan 'kita akan periksa lagi' itu tidak akan membuat polisi menemukan sebuah fakta baru," ujar Adrianus Meliala.
Terlebih jika saks-saksi itu merupakan saksi kunci, dia bisa mengarang skenario yang membuat saksi itu terkesan tak terlibat.
Pihak kepolisian sendiri sejak menemukan jasad Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) pada Rabu (18/8/2021) menyebut sudah memeriksa sekitar 69 saksi.
Sejumlah saksi bahkan diperiksa berkali-kali dan sempat diperiksa menggunakan alat pendeteksi kebohongan.
Nama-nama yang diketahui kerap diperiksa ialah Yosef (suami Tuti), Yoris (anak pertama Tuti), dan Danu (keponakan Tuti).
Semuanya merupakan keluarga dekat dari korban kasus Subang.
Beberapa waktu lalu, pihak kepolisian juga mengungkap sketsa dan kriteria orang yang diduga merupakan pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia.
Namun, sketsa itu hanya menampilkan tampak belakang dan sebelah sisi dari terduga pelaku.
Menurut Adrianus, itu juga belum cukup untuk dijadikan bukti untuk bisa menjerat pelaku jika pelaku sudah tertangkap.
"Meski ada faktor pendukung lain, seperti misalnya ada gerakan tubuh, ada pakaian yang diperkirakan bahwa dia adalah dia (pelaku, -red)," jelasnya.