Terkini Daerah
Ketua P2TPA Garut Ungkap Santriwati Korban HW Diasingkan ke Ruang Khusus saat Hamil: Merinding Saya
Usai kasusnya heboh, fakta demi fakta kasus guru rudapaksa santriwati di pesantren di Kota Bandung, Jawa Barat mulai terungkap ke publik.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
Saat ini, pihaknya mendampingi dan memberikan perlindungan pada 29 orang dimana santriwati, 12 orang diantarnaya merupakan korban dan juga anak di bawah umur.
"Dari 12 orang santriwati di bawah umur, 7 diantaranya melahirkan anak pelaku," kata dia.
Satu korban yang berusia 14 tahun pada November lalu bahkan, disebut sudah melahirkan anak kedua karena perbuatan yang dilakukan HW.
Anak pertama korban kini berusia 2,5 tahun dan beberapa bulan lalu melahirkan anak kedua
Dia juga menjadi saksi bagaimana pertemuan para korban dengan orangtuanya yang berada di kampung.
Diah merasakan betul rasa marah dan perasaan yang berkecamuk dari para orang tua santri dari Garut yang anaknya menjadi korban perkosaan gurunya di Cibiru, Bandung, Jawa Barat, itu.
"Saya nengok ke sana (rumahnya), menawarkan (bantuan) kalau enggak sanggup merawat, ternyata mereka tidak ingin dipisahkan anaknya, dua-duanya perempuan," kata Diah
Namun, orangtua korban juga berlapang dada dan mengaku mau mengurusi anak dari anaknya itu.
"Setidaknya, mereka sudah menerima takdir ini, nanti saya berencana mau nengok juga ke sana," katanya.
Sempat Sogok Orangtua Korban
Orangtua korban, YY (44), menyebut bahwa HW pernah berusaha menyogok dirinya dan sejumlah keluarga lain agar kasus ini tak diperpanjang.
Hal itu dilakukan usai YY pertama kali mengetahui bahwa HW telah melakukan tindak rudapaksa.
Dirinta disebut terus menerus menghubungi YY via telepon.
Pelaku berniat damai dengan cara ingin membayar orangtua korban dengan sejumlah uang.
"Si Herry itu nelpon terus sama saya, dia bilang ada uang buat saya, saya tolak, saya terus tolak," ujarnya, Sabtu (11/12/2021), dikutip dari Tribun Jabar.