Terkini Daerah
Kesaksian Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren, Baju Disobek Pelaku Gara-gara Menolak
Selama 1,5 tahun, seorang santriwati menyembunyikan fakta dirinya telah mempunyai anak dari kedua orangtuanya.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Awalnya diketahui ada 12 santriwati yang menjadi korban rudapaksa HW (36), seorang guru pesantren di Kota Bandung, Jawa Barat, kini jumlah korban bertambah menjadi 21 orang.
Korban sendiri telah mempunyai sembilan anak hasil hubungannya dengan para korban.
Seorang korban mengaku sempat mendapat perlakuan kasar dari tersangka ketika menolak melakukan hubungan asusila.

Baca juga: 3 Anak Dikeluarkan Sekolah, Begini Nasib Santriwati Korban Rudapaksa Guru Pesantren di Bandung
Baca juga: Guru di Bandung Sudah 5 Tahun Rudapaksa Santriwati, Istri Pelaku Disebut Tak Tahu Menahu
Dikutip dari TribunJabar.id, hal ini dialami oleh anak dari YY (44).
Sebagai ayah korban, YY awalnya tidak menyangka jika anaknya telah mempunyai anak.
Ia mulai curiga ketika anaknya itu tengah liburan di rumah setelah lebaran tahun 2021 kemarin.
Pada suatu malam, putrinya meminta ditemani untuk ke kamar mandi.
"Awalnya, saya tidak curiga apa- sama anak saya," ujar YY, Jumat (10/12/2021).
YY bercerita, setelah memerhatikan cara jalan anaknya, ia melihat ada yang aneh.
Pada saat itu YY berinisiatif mendatangi kiai untuk berkonsultasi soal kondisi sang anak.
"Akhirnya, anak saya terbuka mengaku sama ibunya, bahkan (mengaku) sudah punya anak," ucapnya.
Diketahui, anak korban ternyata sudah berusia 1,5 tahun.
Selama ini putri YY hanya pulang ke rumah pada hari-hari tertentu seperti hari raya.
YY bercerita, anaknya itu sempat menolak aksi bejat tersangka.
Namun tersangka saat itu justru menarik baju korban hingga pakaian korban sobek.
"Lalu beberapa hari kemudian dia (korban) diajak ke kantor apa saya kurang paham," kata YY.
"Nah, di situ kata anak saya diajak ke hotel," ungkapnya.
Seusai mengalami pencabulan, putri YY berubah menjadi pendiam dan selalu murung.
"Sakitnya orang tua sakitnya anak, sampe sekarang aja anak saya itu ga mau sekolah, putus sekolah," ujar YY.
YY kini berharap agar tersangka diberikan hukuman berat yakni kebiri.
Selain marah, YY mengakui sempat ingin membunuh tersangka.
"Saya marah, geram. Waktu itu dini hari saya mendengar kenyataan pahit itu, istri saya saat itu pun sampai kejang-kejang selama dua jam."
"Kalau waktu itu saja istri saya meninggal karena kejang-kejang akibat mengetahui anak saya jadi korban, saya tidak akan segan untuk bunuh dia," ungkap YY.
Bisikan Misterius
Pihak pengacara korban, Yudi Kurnia, menyampaikan hal yang bisa dibilang aneh dalam kasus ini.
Itu adalah adanya bisikan misterius yang diberikan pelaku kepada korban.
Bahkan, bisikan misterius itu bisa membuat korban luluh kepada pelaku.
"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau. Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi Kurnia saat di wawancarai LBH Serikat Petani Pasundan, Jumat (10/12/2021), dikutip dari Tribun Jabar.
Baca juga: Viral Wanita Buat Skripsi soal Perselingkuhan Berawal dari Kisah Sendiri, Ini Cerita di Baliknya
Menurut pengakuan korban, bisikan itu disampaikan di dekat telinga korban.
Namun, korban sendiri tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh pelaku dan hingga kini masih menjadi misteri.
"Korban juga seakan tidak mau melaporkan perbuatan pelaku ke orangtuanya, padahal dia setiap tahun pulang kampung," ucapnya.
Selain itu Yudi juga menyebut bahwa santri banyak menghabiskan waktunya untuk mencari donasi dibanding belajar.
Mereka seperti dimanfaatkan dan diibaratkan sebagai mesin uang.
Setiap harinya santriwati tersebut ditugaskan oleh pelaku untuk membuat banyak proposal untuk menggaet donatur agar mau berdonasi untuk pesantren tersebut.
Hal itu sudah dilakukan bahkan sejak pesantren itu berdiri pada tahun 2016.
"Belajarnya tidak full 100 persen, menurut keterangan korban, dia sebetulnya setiap harinya bukan belajar. Mereka itu setiap hari disuruh bikin proposal. Ada yang bagian ngetik, ada yang bagian beres-beres. Proposal galang dana," ucap Yudi.
Di sana, guru tetap juga hanya pelaku yang berinisiall HW seorang.
Guru lainnya tidak tetap dan hanya jarang-jarang datang ke pondok pesantren itu.
Hal yang lebih mengherankan adalah tidak ada guru perempuan di dalam pesantren yang mengurusi puluhan santriwati itu.
Saat kelakuan biadab pelaku terbongkar, diketahui ada 30 santriwati yang berada di pesantren tersebut.
"Dan laki-laki itu tinggal di sana mengajar di sana sendirian tanpa ada pengawasan pihak lain dan ini yang membuat dia melakukan berulang-ulang," ucapnya.
Kini pihaknya tengah memperjuangkan untuk menghukum pelaku dengan kebiri.
Hal ini, juga sesuai dengan keinginan keluarga korban yang menginginkan hal serupa. (TribunWow.com/Anung/Afzal Nur Iman)
Artikel ini diolah dari Tribun Jabar yang berjudul Bisikan Misterius Herry Wirawan Sebelum Rudapaksa Santriwati, yang Menolak Langsung Menurut, Orangtua Korban Aksi Bejat Herry Wirawan Buka Suara, Ungkap Mengapa Sang Putri Tak Bicara soal Anak dan 6 FAKTA TERKINI Guru Rudapaksa Santri, Korban Bertambah, Istri Pelaku Tak Tahu, Jadi Sorotan Dunia