Virus Corona
Alami Gelombang ke-5 Covid-19, Prancis Ogah Berlakukan Lockdown Khusus seperti Negara Eropa Lain
Eropa menjadi pusat pandemi Covid-19 dan mulai memberlakukan lockdown bagi warga yang belum divaksinasi, tetapi Prancis mengaku tak punya rencana itu.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan tidak akan mengikuti kebijakan lockdown khusus, seperti negara-negara Eropa lain, Kamis (18/11/2021).
Beberapa pekan ini, Virus Corona menyebar luas ke berbagai wilayah di Benua Eropa, hingga membuat sejumlah negara memberlakukan pembatasan ketat pada orang yang tidak divaksinasi.
Dilansir dari Channel News Asia, meskipun dilanda gelombang ke-5 Covid-19, Emmanuel Macron tak mau berlakukan pembatasan.

Baca juga: Jadi Negara Pertama di Dunia, Austria Berlakukan Lockdown bagi Warga yang Belum Vaksin Covid-19
Baca juga: Tentara Wanita Mengaku Dirudapaksa di Istana Presiden Emmanuel Macron, Prancis Gelar Penyelidikan
Pihaknya menyebut, keputusan Prancis itu karena keberhasilan negaranya dalam membatasi penyebaran Covid-19.
Eropa diketahui kembali menjadi pusat pandemi, hingga mendorong beberapa negara menerapkan lockdown menjelang Natal, termasuk di Jerman dan Austria.
Fenomena virus corona yang kembali mewabah di negara-negara Eropa itu, menimbulkan perdebatan apakah vaksin saja tidak cukup untuk menghentikan Covid-19.
"Negara-negara yang membatasi aktivitas warga yang tidak divaksinasi adalah mereka yang belum memberlakukan izin (kesehatan),” kata Macron kepada surat kabar La Voix du Nord, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Kamis (18/11/2021).
“Oleh karena itu, langkah ini tidak diperlukan di Prancis," tambahnya.
Sementara itu, baru-baru ini Prancis mewajibkan warganya untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau pun hasil pengujian Covid-19 negatif, untuk bisa pergi ke restoran, kafe, bioskop, dan naik kereta jarak jauh, serta kegiatan lainnya.
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan Reuters, Eropa menyumbang lebih dari setengah jumlah kasus harian secara global pada pekan lalu.
Di sisi lain, setengah dari kematian terbaru akibat Covid-19 juga berasal dari benua tersebut.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan pembatasan kegiatan publik bagi mereka yang belum divaksinasi, di daerah-daerah di mana rumah sakit sudah mulai dipenuhi oleh pasien Covid-19, Kamis (18/11/2021).
Austria juga telah memberlakukan penguncian bagi warga yang tidak divaksinasi.
Menyusul kebijakan itu, ratusan orang melakukan protes di luar Kedutaan Besar Austria di Paris karena mereka mengkhawatirkan kemungkinan Prancis akan memberlakukan kembali kebijakan pembatasan, Rabu (17/11/2021).
Macron mengatakan pihaknya masih menunggu panduan dari otoritas kesehatan Prancis, terkait apakah dosis ketiga harus diperpanjang untuk semua yang memenuhi syarat.
Saat ini, booster tersedia bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun.
"Jika terbukti bahwa dosis ketiga efektif dan diperlukan untuk masyarakat luas, maka jelas kami akan memasukkannya ke dalam izin kesehatan," kata Macron.
Prancis dilanda gelombang kelima Covid-19 dan melaporkan lebih dari 20 ribu infeksi baru pada Rabu (17/11/2021), dikutip dari The Straits Time, Kamis (18/11/2021).
Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi untuk pertama kalinya sejak 25 Agustus.
Hal itu menunjukkan wabah virus corona gelombang kelima di Prancis menyebar lebih cepat.
Kementerian Kesehatan mencatat 20.294 kasus baru, sehingga total infeksi di Prancis menjadi 7,33 juta orang.
Sementara, rata-rata kasus yang dilaporkan selama satu pekan berjumlah lebih dari 12 ribu.
Meskipun terjadi kenaikan, tetapi jumlah infeksi di Prancis tetap jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangganya, seperti Jerman, Inggris dan Belgia.
Jumlah pasien virus corona di rumah sakit Prancis naik lebih dari 10 persen dari minggu ke minggu.

Baca juga: Terungkap Isi Pesan Macron ke Morrison soal Kapal Selam, Hubungan Prancis dan Australia Makin Panas
Baca juga: Berbaring hingga Tidur di Rel, 4 Migran Aljazair Tertabrak Kereta di Prancis, 3 Tewas dan 1 Terluka
Prancis juga melaporkan 56 kematian akibat Covid-19 baru, sehingga totalnya menjadi lebih dari 118 ribu jiwa.
Juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan sebelumnya bahwa Prancis sedang dilanda gelombang infeksi kelima pada Rabu (17/11/2021).
Namun, pihaknya menambahkan bahwa tidak ada rencana memberlakukan pembatasan tambahan untuk saat ini.
Sementara, kebijakan lockdown bagi masyarakat yang belum atau tidak menerima vaksin Covid-19 sudah diberlakukan di Austria sejak Senin (15/11/2021) lalu.
Melalui kebijakan itu, warga berusia 12 tahun ke atas yang tidak divaksinasi dilarang meninggalkan rumah mereka, kecuali untuk kegiatan tertentu.
Termasuk bekerja, berbelanja bahan makanan, atau pun melakukan vaksinasi Covid-19.
Dikutip dari Associated Press, pihak berwenang Austria mengkhawatirkan peningkatan infeksi dan kematian yang disebabkan oleh Covid-19 di negara tersebut.
Tak hanya itu, fasilitas rumah sakit juga dikhawatirkan tidak akan lagi dapat menangani jumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat.
Kanselir Alexander Schallenberg mengungkapkan lockdown khusus direncanakan berlangsung selama 10 hari.
Anggota kepolisian juga akan berpatroli guna memeriksa orang-orang yang berada di luar rumah, hanya mereka yang sudah divaksinasi.
Bagi mereka yang tidak divaksinasi Covid-19 dan melanggar aturan lockdown, dapat didenda hingga Rp 23,5 juta.
Austria menjadi satu di antara negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 terendah di Eropa Barat.
Hanya sekitar 65 persen dari total populasi yang sudah divaksinasi lengkap. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Prancis lain