Breaking News:

Pembunuhan di Subang

Yoris Sebut Ada yang Ingin Kuasai Yayasan Keluarga Korban Kasus Subang, Pengacara Siap Pertahankan

Kini anak Tuti, Yoris yang juga menjabat sebagai ketua yayasan, menyebut ada yang ingin mengambil alih yayasan dan menggulingkannya dari jabatannya. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TribunJabar.id/Dwiky Maulana
Sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosef yang berada di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Tiga bulan penyelidikan kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat, yayasan keluarga korban kembali menjadi perbincangan. 

Kini anak Tuti, Yoris yang juga menjabat sebagai ketua yayasan, menyebut ada yang ingin mengambil alih yayasan dan menggulingkannya dari jabatannya. 

Pengacara Yoris, Achmad Taufan Soedirjo, dalam kanal Youtube Misteri Mbak Suci, juga menyampaikan bahwa mereka siap untuk mendampingi Yoris dalam masalah yayasan. 

Baca juga: 3 Bulan Vakum dari Yayasan Keluarga Korban Kasus Subang, Yoris Tak Terima Jabatannya Diambil Yosef

Baca juga: Tokoh Masyarakat Subang Ikut Komentari Banpol yang Suruh Danu Masuk ke TKP

"Kami mohon dan kami ingatkan kepada pihak-pihak jangan terburu-buru memberi opini apalagi ada niatan pengambilalihan yayasan atau menguasai yayasan dengan alasan pendidikan, dan lain-lain, kami tahu, kami sudah selidiki, tujuan sebenarnya apa pun kami sudah paham," katanya, Selasa (16/11/2021). 

Yoris diketahui sempat tidak aktif sejak Tuti dan Amalia ditemukan tewas pada Rabu (18/8/2021), atau sekitar tiga bulan yang lalu. 

Saat itu, ketika ditanya soal yayasan, ia menyebut tidak mengetahui ke depannya akan seperti apa dan mengatakan memiliki keinginan untuk alih profesi. 

Namun, kini Yoris disebut akan kembali menjalankan yayasan sesuai dengan prosedur. 

"Apalagi Pak Yoris ini adalah ketua yang sangat bertanggung jawab atas berjalannya pendidikan di SMA tersebut, sehingga bahwa sekolah ini juga akan segera diaktifkan dengan cara-cara dan prosedur administrasi yang benar," jelasnya. 

Untuk itu, Achmad menekankan agar tidak ada pihak yang berniat untuk mengambil alih yayasan dengan alasan pendidikan di yayasan itu.

Karena, meski sudah tiga bulan tidak aktif, yayasan itu juga masih disebut berjalan dengan baik.

Baca juga: Yoris Kukuh Bilang Yosef Masuk Ambil Sesuatu dari TKP dan Kesambet saat Pulang, Begini Kronologinya

Achmad juga memandang wajar bila Yoris tidak aktif selama proses penyelidikan kasus Subang atau tiga bulan ke belakang. 

"Di sini Yoris tidak menjalakan yayasan karena yang menjadi objek tempat kejadian perkara pembunuhan ini adalah yayasan itu sendiri, yang terbunuh ini yang menjadi korban adalah pengurus yayasan," jelasnya. 

Memang seperti diketahui, Tuti merupakan bendahara yayasan dan Amalia adalah sekretaris yayasan. 

Karena itu pihak Yoris berharap agar polisi bisa segera menyelesaikan kasus ini karena telah menjadi acuan bagi Yoris dalam menjalankan yayasan. 

"Karena menjadi acuan saudara Yoris adalah pelaku segera ditetapkan sebagai tersangka sehingga yayasan bisa kembali dijalankan, dan sekolah bisa berjalan," ujarnya. 

Simak keterangan Achmad sejak menit ke-11:

Yoris Ditanya soal Yayasan

Yoris yang menjadi ketua di Yayasan Bina Prestasi Nasional vakum sejak berjalannya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. 

Dia pun menyebut memilih beralih profesi bersama istrinya dan meninggalkan posisi ketua yayasan. 

"Kalau saya itu memang berencana sama istri mau dagang sih, saya menggeluti dagang sekarang," katanya saat diwawancara di kanal Youtube tvOneNews, Senin (4/10/2021). 

Sebagai informasi Yoris merupakan anak dari Tuti Suhartini (55) sekaligus kakak dari Amalia Mustika Ratu (23) yang jadi korban pembunuhan di Subang. 

Selain Yoris, Tuti dan Amalia juga menjadi pimpinan di yayasan yang didirikan oleh suami Tuti, Yosef. 

Sejak kasus ini berjalan, Yoris mengaku sudah tidak mengetahui bagaimana nasib yayasan yang didirikan ayahnya itu. 

Kondisi sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosef yang berada di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021).
Kondisi sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosef yang berada di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021). (Tribun Jabar/Dwiki MV)

"Vakum aja kayaknya, saya juga enggak tahu sih ke depan gimana," ujarnya. 

Yayasan yang didirikan Yosef diketahui juga ikut menjadi bahan pemeriksaan di kepolisian. 

Yoris mengaku bahwa di yayasan juga terdapat polemik kepengurusan. 

"Kalau polemik sih dari dulu juga udah jadi polemik yah, apalagi ada ini yah istri muda sama mamah lah, dari dulu juga gitu," katanya. 

Yosef diketahui menikah lagi pada tahun 2009 bersama dengan Mimin. 

Sejak itu, Mimin diangkat Yosef menjadi bendahara yayasan, sebelum dia digantikan Amalia pada tahun 2011.

Karena keterangan-keterangannya soal istri muda Yosef dan yayasan, dia merasa ada opini publik yang menyebutnya menyudutkan Yosef.

Dia kemudian menyangkal hal tersebut dan mengatakan bahwa apa yang dia katakan semuanya adalah fakta. 

"Pertama juga sih saya enggak pernah menyudutkan papah atau gimana kan, kalau itu di media itu kan cuma berkata sesuai BAP aja sih, sesuai kenyataan yang ada," jelasnya. 

Yoris mengaku hidupnya banyak berubah karena kasus ini. 

Dia mengaku kini hidupnya lebih tertutup dan merasa ketakutan menjadi target selanjutnya. 

Bahkan dia kerap berpindah-pindah karena tidak tenang tidur di rumah. 

"Sekarang mungkin iya sih, menutup diri kita, kadang-kadang kita enggak berani tidur di rumah, iya kita kadang tidur di saudara, kadang di luar, ketakutan juga ada," ungkapnya. 

Sebagai informasi, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).

Sejak itu, kasus ini belum terungkap dan belum diketahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut. 

Tim gabungan juga sudah dikerahkan mulai dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri menyatakan membantu penyelidikan kasus ini.

Kronologi penemuan jasad dimulai ketika suami Tuti, Yosef diketahui merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah. 

Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.

Selain menghubungi polisi, diketahui dia juga menghubungi anaknya Yoris, dan kakak Tuti, Ida (mamah Danu).

Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.

Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.

Akses masuk ke rumah TKP juga tidak ada tanda-tanda kerusakan, karena itu disimpulkan bahwa ada dugaan bahwa pelakunya adalah orang dekat korban. 

Terakhir, polisi menyebut setidaknya sudah 55 CCTV dan 55 orang diperiksa sebagai saksi.

Bahkan sejumlah saksi diperiksa hingga belasan kali dan ada saksi yang diperiksa dengan menggunakan alat tes kebohongan. 

Keterangan Yoris bisa disimak sejak menit ke-15:

(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya

Tags:
YosefDanuTutiAmalia Mustika RatuYorisPembunuhan di SubangSubangAchmad Taufan Soedirjo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved