Pembunuhan di Subang
Yoris Vakum 3 Bulan dari Ketua Yayasan, Pengacara Anggap Wajar: Kami Paham Tujuan Sebenarnya
Seperti diketahui, Tuti merupakan bendahara yayasan, dan Amalia merupakan sekretaris yayasan.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Yoris kini menyatakan akan kembali aktif di Yayasan Bina Prestasi Nasional yang merupakan yayasan milik keluarga korban kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat.
Membantah adanya pihak yang mengatakan Yoris tidak bertanggung jawab, pengacaranya, Achmad Taufan Soedirjo menganggap bahwa selama tiga bulan Yoris vakum adalah hal wajar karena korban pembunuhan merupakan pimpinan yayasan.
"Di sini Yoris tidak menjalakan yayasan karena yang menjadi objek tempat kejadian perkara pembunuhan ini adalah yayasan itu sendiri, yang terbunuh ini yang menjadi korban adalah pengurus yayasan," katanya, dalam kanal Youtube Misteri Mbak Suci, Selasa (16/11/2021).
Baca juga: Tokoh Masyarakat Subang Ikut Komentari Banpol yang Suruh Danu Masuk ke TKP
Baca juga: Sudah Banyak Klarifikasi, Yoris Masih Yakin Yosef Masuk ke TKP Kasus Subang dan Ambil Barang
Seperti diketahui, Tuti merupakan bendahara yayasan, dan Amalia merupakan sekretaris yayasan.
Mereka berdua menjadi korban pembunuhan pada Rabu (18/8/2021) atau sekitar tiga bulan yang lalu.
Sejak saat itu juga Yoris menyatakan diri vakum dan tidak aktif sebagai ketua yayasan.
Bahkan dirinya sempat mengatakan ingin menjadi pedagang.
Kasus Subang sendiri hingga kini belum terungkap.
Pihak kepolisian masih belum mengungkap apa motif dan siapa dalang pelaku pembunuhan tersebut.
Masalah yayasan juga pernah menjadi bahan pemeriksaan pihak polisi, dan belum diketahui apakah yayasan itu berkaitan dengan kasus Subang.
Baca juga: UPDATE Kasus Subang, Yoris Sebut Yosef Terobos TKP Subang Lewat Pintu Belakang lalu Bawa Benda Ini
Namun Achmad Taufan menyampaikan bahwa Yoris belum aktif karena TKP masih digaris polisi dan Yoris masih berduka.
"Yang menjadi tempat kejadian pembunuhan itu masih di police line dan masih jadi konsumsi penyidik," katanya.
Hal itu disebut tidak berarti bahwa Yoris tidak memikirkan kegiatan pendidikan yang ada di sekolah.
Kata Achmad, Yoris sebagai ketua yayasan sangat bertanggung jawab.
"Terkait sekolah, kita juga sama memiliki visi, apalagi Yoris ini adalah ketua yayasan yang sangat bertanggung jawab atas berjalannya pendidikan di SMA tersebut," katanya.
Kini, sekolah akan kembali diaktifkan oleh Yoris.
Hal pertama yang akan dilakukan adalah mengganti kepala sekolah dan merapatkan terkait keberjalanan yayasan.
"Dengan cara-cara dan prosedur administrasi yang benar," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Achmad juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyelidiki dan sudah mengetahui motif dari pihak-pihak yang ingin mengambil alih yayasan.
Sayangnya, ia tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan hal itu.
"Tujuan sebenarnya apa tu kami sudah paham," ungkapnya.
Dan sebagai kuasa hukum, ia dan timnya akan turut mendampingi Yoris untuk mengawal masalah yayasan ini.
Sebagai informasi, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).
Sejak itu, kasus ini belum terungkap dan belum diketahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut.
Tim gabungan juga sudah dikerahkan mulai dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri menyatakan membantu penyelidikan kasus ini.
Kronologi penemuan jasad dimulai ketika suami Tuti, Yosef diketahui merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.
Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.
Selain menghubungi polisi, diketahui dia juga menghubungi anaknya Yoris, dan kakak Tuti, Ida (mamah Danu).
Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.
Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Akses masuk ke rumah TKP juga tidak ada tanda-tanda kerusakan, karena itu disimpulkan bahwa ada dugaan bahwa pelakunya adalah orang dekat korban.
Terakhir, polisi menyebut setidaknya sudah 55 CCTV dan 55 orang diperiksa sebagai saksi.
Bahkan sejumlah saksi diperiksa hingga belasan kali dan ada saksi yang diperiksa dengan menggunakan alat tes kebohongan.
Simak keterangan Achmad sejak menit ke-11:
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/yoris-subang-shdsdkla.jpg)