Breaking News:

Terkini Internasional

2 Warga Palestina Kedapatan Bekerja Sama dengan Israel di Jalur Gaza, Hamas Jatuhkan Hukuman Mati

Dua warga Palestina yang kedapatan bekerja sama dengan Israel dijatuhi hukuman mati oleh Hamas meskipun sudah dikecam oleh pemerhati HAM di negara itu

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
Kompas.com
ILUSTRASI. Dua warga Palestina yang kedapatan bekerja sama dengan Israel dijatuhi hukuman mati oleh Hamas meskipun sudah dikecam oleh pemerhati HAM di negara itu, Selasa (9/11/2021). 

TRIBUNWOW.COM – Kelompok yang menguasai Jalur Gaza, Hamas, mengatakan telah menjatuhkan hukuman mati terhadap tiga orang Palestina.

Disebutkan bahwa dua di antaranya diketahui bekerja sama dengan Israel.

Pengadilan militer Hamas melaporkan baru-baru ini, pihaknya sudah menjatuhkan hukuman mati kepada beberapa orang.

Pengunjuk rasa Palestina mengangkat sendok saat menghadapi pasukan keamanan Israel menyusul demonstrasi di desa Beita, Tepi Barat pada Jumat (10/9/2021).
Pengunjuk rasa Palestina mengangkat sendok saat menghadapi pasukan keamanan Israel menyusul demonstrasi di desa Beita, Tepi Barat pada Jumat (10/9/2021). (AFP/Jaafar Ashtiyeh)

Baca juga: Bentrokan di Tepi Barat, Tentara Israel Tembak Anak Berusia 13 Tahun hingga Tewas dan 5 Lainnya Luka

Baca juga: Kritik yang Jarang Terjadi, AS Menentang Rencana Penambahan 1.300 Pemukiman Israel di Tepi Barat

“(Putusan itu) termasuk tiga hukuman mati, dua di antaranya dijatuhkan terhadap orang yang bekerja sama dengan pengokupasi (Israel) dan yang ketiga adalah pengedar narkoba,” kata pengadilan militer Hamas dalam pernyataannya, dikutip dari AFP, Selasa (9/11/2021).

Sebelumnya, pengadilan sudah memberikan putusan atas 11 kasus lain dengan tuduhan serupa.

Semuanya dijatuhi hukuman penjara, mulai dari empat tahun hingga seumur hidup.

Namun, putusan terhadap satu tersangka yang dituduh terlibat dalam perdagangan narkoba telah dibatalkan.

Hamas juga mengumumkan pada akhir Oktober, bahwa mereka telah menghukum mati enam warga Palestina yang menjadi “informan” untuk Israel.

Pemerhati Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Gaza, Al Mezan, sudah menyerukan agar Hamas menghentikan hukuman mati tersebut.

Mereka mengatakan "sangat khawatir dengan gencarnya penjatuhan hukuman mati oleh pengadilan militer".

Dalam hukum Palestina, penegak hukum yang akan menjatuhkan hukuman mati, diharuskan untuk meminta persetujuan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Namun, Hamas kerap kali melakukan sejumlah eksekusi para terpidana mati, tanpa mendapat izin langsung dari Mahmoud Abbas.

Kendati demikian, Hamas mengatakan bahwa pihaknya telah "memenuhi semua prosedur hukum" dan memberikan hak penuh kepada para terpidana, Selasa (9/11/2021).

Dilansir dari Times of Israel, kedua warga Palestina tersebut akan dihukum mati dengan cara digantung.

Pengadilan militer Hamas mengidentifikasi mereka sebagai penduduk Kota Gaza berusia 57 dan 46 tahun.

Hamas diketahui mengambil alih Jalur Gaza pada 2007.

Sementara, Israel sudah memberlakukan blokade di wilayah tersebut.

Sejak saat itu, Hamas dan Israel telah berperang sebanyak empat kali, pada 2008, 2012, 2014, dan tahun ini.

Bentrokan di Tepi Barat

Seorang anak Palestina berusia 13 tahun tewas ditembak oleh pasukan Israel ketika terjadi bentrokan di wilayah Tepi Barat, Jumat (5/11/2021).

Dilansir dari AFP, bentrokan terjadi beberapa hari setelah Israel menyetujui rencana pembangunan 3 ribu pemukiman baru di wilayah tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa anak bernama Mohammed Daadas meninggal di rumah sakit seusai menerima tembakan di bagian perut, saat bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan pasukan Israel di Desa Deir al-Hatab, timur Nablus.

Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, Perdana Menteri Mohammed Shtayyeh mengatakan bahwa kematian Daadas adalah terorisme negara yang terorganisir, Jumat (5/11/2021).

Di sisi lain, tentara Israel mengaku sedang meninjau insiden tersebut.

"Kerusuhan terjadi di rute yang berdekatan dengan komunitas Elon Moreh," kata pasukan Israel.

Baca juga: Baku Tembak Terjadi di Tepi Barat, Serangan Israel Tewaskan 5 Orang Palestina

Baca juga: Terungkap Penguasa Dubai Retas Ponsel Mantan Istri selama Perebutan Hak Asuh, Pakai Perangkat Israel

Pihaknya menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi saat pasukan Israel mencoba membubarkan kerusuhan.

Tembakan yang dilepaskan langsung oleh mereka, dikatakan diarahkan kepada orang-orang yang melemparkan batu ke arah para pasukan.

Selain kematian remaja laki-laki tersebut, terhitung lima warga Palestina lain terluka dalam bentrokan di Desa Beita dan Beit Dajan di Tepi Barat bagian utara.

Dinyatakan oleh militer Israel, pasukannya berusaha membubarkan kerusuhan di dua lokasi di mana terdapat sekitar 140 orang yang melemparkan batu ke arah mereka.

Konfrontasi terjadi beberapa hari setelah Israel mengumumkan akan memajukan rencana untuk 3 ribu pemukiman bagi Yahudi di Tepi Barat pada 27 Oktober lalu.

Negara tersebut tak memperdulikan kritik masyarakat internasional yang menyebut wilayah tersebut ilegal.

Padahal, sebelumnya Amerika Serikat (AS) bahkan secara terbuka juga sudah melontarkan kritiknya atas rencana pembangunan tersebut.

Pada 26 Oktober, pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan "sangat" menentang pembangunan baru di Tepi Barat.

Di sisi lain, pemerintah Israel juga memajukan proyek untuk membangun sekitar 1.300 rumah bagi warga Palestina di Tepi Barat.

Sekitar 475 ribu pemukim Israel sekarang tinggal di Tepi Barat, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,8 juta warga Palestina.

Orang-orang Palestina memandang Tepi Barat sebagai bagian dari negara mereka masa depan.

Sementara, orang-orang Israel garis keras termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, mengatakan wilayah itu adalah jantung sejarah Yahudi.

Sebagaimana diketahui, Tepi Barat direbut oleh Israel dalam Perang Enam Hari 1967, namun tidak memperoleh pengakuan masyarakat internasional.

Naftali Bennet telah mengesampingkan pembicaraan damai secara formal dengan Otoritas Palestina (PA).

Pihaknya mengatakan dia lebih memilih untuk fokus pada perbaikan ekonomi. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Israel lainnya

Tags:
IsraelHamasJalur GazaPalestinaAfghanistanKonflik di Afghanistan
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved