Hari Pahlawan
Sejarah Hari Pahlawan 10 November tentang Tragedi Pertempuran di Surabaya, Simak Maknanya
Hari Pahlawan ditetapkan bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan serta tragedi pada 10 November 1945 di Surabaya.
Editor: Atri Wahyu Mukti
(Semboyan yang diajarkan saat Ki Hajar Dewa ntara merintis Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih dipakai dalam dunia pendidikan).
3. Pesan Pahlawan Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo
"Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!"
4. Pesan Pahlawan Nasional Tjut Nyak Dien
"Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan".
5. Pesan Pahlawan Nasional Gubenur Suryo
"Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali".
(Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya)
6. Pesan Pahlawan Nasional R.A. Kartini
"Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung".
7. Pesan Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman
"Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.
(Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya).
8. Pesan Pahlawan Nasional Prof. Moh. Yamin, SH
"Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri".