Konflik di Afghanistan
Evakuasi di Bandara Kabul Kacau, Pasangan Ini Titipkan Bayinya ke Tentara AS tapi Kini Justru Hilang
Pasangan ini menitipkan bayi mereka kepada seorang tentara AS saat terjebak di antara kerumunan di bandara Kabul, namun hingga kini anak mereka hilang
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM – Pasangan suami dan istri di Afghanistan, menitipkan bayi mereka kepada seorang tentara Amerika Serikat (AS) ketika berada di dalam kerumunan yang kacau di luar bandara Kabul.
Lantaran khawatir sang bayi akan ikut berdesakan, mereka memilih menyerahkannya kepada tentara tersebut.
Tapi, hingga saat ini keberadaan bayi mereka justru tidak diketahui.

Baca juga: Terjebak Krisis, Keluarga Afghanistan Jual Anak Berusia 9 Tahun sebagai Pengantin Seharga Rp 31 Juta
Baca juga: Dilanda Kemiskinan dan Kelaparan, Keluarga di Afghanistan Terpaksa Jual Bayinya Seharga Rp 7 Juta
Dilansir dari NBC News, Mirza Ali Ahmadi dan istrinya, Suraya, beserta lima anak mereka, terjebak di antara banyak orang Afghanistan yang berebut ingin memasuki pesawat evakuasi AS pada 19 Agustus lalu.
Ketika itu, seorang tentara AS yang melihat mereka dari atas pagar tinggi, bertanya apakah pasangan tersebut membutuhkan bantuan.
Mirza Ali dan Suraya yang khawatir jika bayi mereka yang baru berusia dua bulan, Sohail, terjebak dalam kerumunan orang, akhirnya memutuskan untuk menyerahkannya kepada tentara tersebut.
Keduanya berpikir bahwa mereka akan segera sampai ke pintu masuk, yang berjarak hanya 16 kaki atau sekitar lima meter.
Namun, saat itu, kata Mirza Ali, pasukan Taliban mulai mendorong kembali ratusan warga yang berharap bisa ikut dalam evakuasi.
Butuh waktu lebih dari setengah jam bagi Mirza Ali dan keluarganya untuk bisa sampai ke seberang pagar bandara.
Tetapi, begitu mereka berada di dalam, Sohail justru tidak bisa ditemukan.
Mirza Ali, yang mengaku bekerja sebagai satpam di kedutaan AS selama 10 tahun, merasa mulai putus asa.
Dia kemudian bertanya kepada setiap petugas yang ditemuinya tentang keberadaan Sohail.
Mirza Ali juga menyebutkan seorang komandan militer mengatakan kepadanya, bahwa bandara Kabul saat itu terlalu berbahaya untuk bayi dan bahwa Sohail mungkin telah dibawa ke area khusus untuk anak-anak.
Tapi sayangnya, ketika Mirza Ali mendatangi tempat tersebut, ternyata kondisinya kosong.
“Dia berjalan dengan saya di sekitar bandara untuk mencari di mana-mana,” ucap Mirza Ali dalam sebuah wawancara melalui penerjemah, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Mirza Ali mengaku tidak pernah mengetahui siapa nama komandan tersebut, karena dia tidak berbicara bahasa Inggris.
Dia hanya mengandalkan rekan-rekan Afghanistan dari kedutaan untuk membantu berkomunikasi.
Tiga hari lantas berlalu begitu saja tanpa ada kejelasan.
“Saya berbicara dengan mungkin lebih dari 20 orang,” kata Mirza Ali.
“Setiap petugas (baik) militer atau sipil, saya bertanya kepada mereka tentang bayi saya.”
Dia mengatakan salah satu pejabat sipil yang dia ajak bicara memberitahunya bahwa Sohail mungkin telah dievakuasi sendiri.
“Mereka berkata ‘kami tidak memiliki sumber daya untuk menjaga bayi di sini’,” ujar Mirza mengulang pernyataan pejabat tersebut.
Keluarga Mirza Ali (35) yang beranggotakan Suraya (32) dan anak-anak mereka lainnya, berusia 17,9,6 dan 3 tahun, dievakuasi ke Qatar.
Mereka kemudian berangkat ke Jerman dan akhirnya mendarat di AS.
Keluarga itu sekarang berada di Fort Bliss di Texas, bersama dengan pengungsi Afghanistan lainnya yang menunggu untuk dimukimkan kembali di suatu tempat di negara tersebut.
Di sisi lain, mereka juga tidak memiliki kerabat di AS.
Mirza Ali mengatakan dia melihat keluarga lain menyerahkan bayi mereka di atas pagar bandara Kabul kepada tentara pada saat yang bersamaan.
Dalam salah satu rekaman video, memperlihatkan bayi kecil dengan popok diangkat dengan lengannya di atas kawat berduri.
Video tersebut menjadi viral di media sosial dan berhasil dipertemukan kembali dengan orangtuanya.
Baca juga: Kedapatan Dengarkan Musik, 3 Orang Tewas Ditembak di Acara Pernikahan oleh Penyerang Diduga Taliban
Baca juga: Seorang Asisten Profesor di Afghanistan Tak Dapat Gaji hingga Jadi Buruh Bangunan untuk Cari Uang
Menurut Mirza Ali, sejak bayinya menghilang, hari-hari menjadi kabur.
Setiap orang yang dia temui, baik pekerja bantuan hingga pejabat AS, semuanya dia beritahu tentang Sohail.
“Semua orang berjanji mereka akan melakukan yang terbaik, tapi itu hanya janji,” katanya.
Suraya, yang juga berbicara melalui penerjemah, mengatakan bahwa dia sering menangis dan anak-anaknya yang lain putus asa.
“Yang saya lakukan hanyalah memikirkan anak saya,” kata Suraya.
“Semua orang yang menghubungi saya, ibu saya, ayah saya, saudara perempuan saya, mereka semua menghibur saya dan berkata ‘jangan khawatir, Tuhan baik, anakmu akan ditemukan.’”
Sebuah kelompok pendukung pengungsi Afghanistan membuat pemberitahuan berupa poster “Bayi Hilang” dengan gambar Sohail.
Mereka mengedarkannya di antara jaringan mereka dengan harapan seseorang akan mengenalinya.
Seorang pejabat pemerintah AS yang mengetahui situasi tersebut, mengatakan bahwa kasus Mirza Ali telah dilaporkan ke semua lembaga yang terlibat, termasuk pangkalan AS dan lokasi di luar negeri.
Anak itu terakhir terlihat diserahkan kepada seorang tentara AS selama kekacauan di bandara Kabul, tetapi “sayangnya tidak ada yang dapat menemukan anak itu,” kata pejabat tersebut.
Seorang juru bicara Departemen Pertahanan dan juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang mengawasi upaya pemukiman kembali, mengajukan pertanyaan tentang masalah tersebut ke Departemen Luar Negeri, karena peristiwa pemisahan terjadi di luar negeri.
Hal tersebut lantas ditanggapi oleh seorang juru bicara Departemen Luar Negeri.
Dia mengatakan pemerintah bekerja sama dengan mitra internasional dan masyarakat luar negeri “untuk mengekplorasi setiap jalan guna menemukan anak tersebut”.
Mereka bahkan juga membuat peringatan kuning internasional yang dikeluarkan melalui Pusat Internasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Konflik di Afghanistan lain