Breaking News:

Terkini Internasional

Upaya Pembunuhan PM Irak dengan Drone Berbahan Peledak, Biden Beri Kecaman Sebut Serangan Teroris

Serangan drone berisi bahan peledak menghantam rumah al-Kadhimi, namun PM Irak itu berhasil selamat. Joe Biden beri kecaman keras, sebut aksi teroris.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP/Ludovic Marin
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi. Serangan drone berisi bahan peledak menghantam rumah al-Kadhimi, namun PM Irak itu berhasil selamat. Joe Biden beri kecaman keras, sebut aksi teroris, Minggu (7/11/2021). 

TRIBUNWOW.COM – Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berhasil selamat dari upaya pembunuhan, Minggu (7/11/2021) pagi.

Ketika itu, sebuah pesawat tak berawak berisi bahan peledak menghantam kediamannya di Baghdad, Irak.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengutuk serangan tersebut dan mengatakan pemerintahannya akan membantu pasukan keamanan Irak mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab, Minggu (7/11/2021).

Joe Biden dalam konferensi pers virtual mengumumkan pakta keamanan trilateral, Aukus pada Rabu (15/9/2021).
Joe Biden dalam konferensi pers virtual mengumumkan pakta keamanan trilateral, Aukus pada Rabu (15/9/2021). (YouTube/BBC News)

Baca juga: 25 Orang Tewas dalam Serangan Bom dan Senjata di RS Militer Kabul, ISIS-K Klaim Bertanggung Jawab

Baca juga: Amerika Serikat Mengklaim Bunuh Pemimpin Senior Al-Qaeda dalam Serangan Pesawat Tak Berawak

“Saya mengutuk keras serangan teroris yang menargetkan kediaman Perdana Menteri Irak al-Kadhimi,” ujar Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Senin (8/11/2021).

“Saya lega Perdana Menteri tidak terluka dan memuji kepemimpinan yang telah ditunjukkannya dalam menyerukan ketenanangan, kesabaran dan dialog untuk melindungi lembaga-lembaga negara dan memperkuat demokrasi yang sangat layak bagi rakyat Irak,” tambahnya.

Mustafa al-Kadhimi lolos tanpa cedera dari serangan yang hingga saat ini belum diklaim oleh pihak mana pun.

Namun, aksi tersebut menunjukkan eskalasi baru dalam kekacauan yang terjadi pasca pemilihan umum di Irak.

Menyikapi serangan tersebut, al-Kadhimi sudah mengimbau masyarakat Irak untuk tetap tenang dan menahan diri, sebelum memimpin pertemuan di kantornya di Zona Hijau Baghdad, tempat di mana serangan sebelumnya terjadi.

Sumber keamanan setempat menyatakan ada tiga drone yang diluncurkan dari dekat jembatan Sungai Tigris, tetapi dua di antaranya berhasil dicegat.

Namun, satu drone lainnya menghantam kediaman al-Kadhimi.

Kantor Perdana Menteri menggambarkan serangan itu sebagai “upaya pembunuhan yang gagal”.

Sementara, Presiden Irak Barham Salih menyebut serangan tersebut sebagai upaya “kudeta terhadap sistem konstitusional".

Dari peristiwa itu, dua pengawal al-Kadhimi dilaporkan terluka.

“Tempat tinggal saya telah menjadi sasaran serangan pengecut. Terima kasih Tuhan, saya baik-baik saja,” kata perdana menteri berusia 54 tahun itu dalam sebuah video resmi yang dirilis pemerintah.

Serangan terjadi dua hari setelah pasukan keamanan bentrok dengan pendukung partai-partai yang didukung Iran, yang kehilangan dukungan dalam pemilihan parlemen pada 10 Oktober lalu dan menuduh adanya penyimpangan hasil suara.

Biden mengatakan bahwa “para pelaku serangan teroris di Irak harus dimintai pertanggungjawaban”.

Dia menyebut para penyerang telah menggunakan kekerasan untuk merusak proses demokrasi di Irak.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah berbicara dengan al-Kadhimi dan mengungkapkan kelegaan karena kondisi perdana menteri yang tidak terluka.

Blinken juga menegaskan kembali bahwa kemitraan AS dan Irak adalah “kuat”.

Amerika Serikat memiliki sekitar 2.500 tentara di negara itu dan Biden mengatakan dia telah menginstruksikan tim keamanan nasionalnya “untuk menawarkan semua bantuan yang sesuai kepada pasukan keamanan Irak saat mereka menyelidiki serangan ini dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab.”

NATO dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengutuk keras serangan tersebut.

Sementara, Uni Eropa mengatakan para pelaku “harus bertanggung jawab”.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta warga Irak “untuk menahan diri sepenuhnya dan menolak semua kekerasan serta segala upaya untuk mengacaukan Irak.”

Kecaman juga mengalir dari pusat kekuatan regional Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya.

Kondisi rumah Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi seusai penyerangan drone, Minggu (7/11/2021).
Kondisi rumah Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi seusai penyerangan drone, Minggu (7/11/2021). (YouTube/The Guardian)

Baca juga: Dirumorkan Telah Meninggal, Pemimpin Al Qaeda Muncul di Video Peringatan 20 Tahun Serangan 9/11 AS

Baca juga: Baku Tembak Terjadi di Tepi Barat, Serangan Israel Tewaskan 5 Orang Palestina

Dilansir dari Daily Mail, dalam beberapa foto yang diterbitkan kantor al-Kadhimi menunjukkan beberapa kerusakan di rumah Perdana Menteri Irak itu.

Puing-puing berserakan di seluruh ruangan dan bahkan pintu kediamannya terlepas dari engselnya.

Sebuah kendaraan SUV yang diparkir di garasi juga terlihat rusak saat petugas berjaga.

Seorang pejabat keamanan yang mengetahui serangan itu, mengatakan sisa-sisa pesawat tak berawak kecil bermuatan bahan peledak telah diambil oleh pasukan keamanan untuk diselidiki.

Dilaporkan terdapat tujuh anggota keamanan al-Kadhimi yang ikut terluka.

Penduduk Baghdad mengaku mendengar suara ledakan yang diikuti dengan tembakan senjata dari arah Zona Hijau, tempat di mana banyak kantor kedutaan asing dan kantor pemerintah.

Peristiwa tersebut terjadi di tengah pertikaian antara pasukan keamanan dan milisi Syiah pro-Iran.

“Masih terlalu dini untuk mengatakan siapa yang melakukan serangan itu,” ungkap seorang pejabat keamanan yang enggan disebutkan namanya.

“Kami sedang memeriksa laporan intelijen kami dan menunggu hasil penyelidikan awal untuk menunjuk pelaku.”

Protes terkait hasil pemilihan parlemen Irak telah berlangsung selama satu bulan.

Namun, protes tersebut berubah menjadi mematikan ketika para demonstran mencoba memasuki Zona Hijau dan melempari polisi dengan batu, Jumat (5/11/2021).

Polisi menanggapi dengan gas air mata dan tembakan langsung, menewaskan sedikitnya satu demonstran, menurut sumber keamanan dan rumah sakit di Baghdad.

Sementara, hasil pemilihan tersebut rencananya akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Irak lain

Tags:
IrakJoe BidenAmerika SerikatTerorisDroneMustafa al-KadhimiPercobaan Pembunuhan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved