Breaking News:

Terkini Internasional

Terungkap Pria Ini Tak Hanya Bunuh 2 Wanita tapi Juga Merudapaksa Hampir 100 Jasad di Kamar Jenazah

Seorang pria yang berprofesi sebagai teknisi listrik rumah sakit, mengaku membunuh dua wanita dan diduga merudapaksa hampir 100 jasad di kamar jenazah

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube/Sky News
David Fuller mengaku bertanggung jawab atas terbunuhnya Wendy Knell (25) dan Caroline Pierce (20), dalam serangan terpisah di Tunbridge Wells, Inggris pada 1987. David Fuller yang berprofesi sebagai teknisi listrik rumah sakit, mengaku membunuh dua wanita dan diduga merudapaksa hampir 100 jasad di kamar jenazah 

TRIBUNWOW.COM – Seorang pria yang berprofesi sebagai teknisi listrik di rumah sakit, mengaku bersalah atas pembunuhan dua wanita pada 1987.

Tak hanya itu, dia juga mengatakan telah melecehkan secara seksual sejumlah mayat dan disebut sebagai kasus nekrofilia terburuk dalam sejarah hukum Inggris.

Dilansir dari The Guardian, kepolisian Kent melaporkan bahwa David Fuller mengaku bertanggung jawab atas terbunuhnya Wendy Knell (25) dan Caroline Pierce (20), dalam serangan terpisah di Tunbridge Wells, Inggris pada 1987.

David Fuller dilaporkan telah melecehkan secara seksual hampir 100 mayat di kamar jenazah dua rumah sakit.
David Fuller dilaporkan telah melecehkan secara seksual hampir 100 mayat di kamar jenazah dua rumah sakit. (YouTube/Sky News)

Baca juga: Lihat Foto Suami dengan Wanita Lain, Seorang Ibu Tenggelamkan 5 Anaknya di Bak Mandi hingga Tewas

Baca juga: Kronologi Seorang Pria Rudapaksa Putrinya dan Paksa Putranya Lecehkan Ibunya yang Mabuk di Singapura

Pria berusia 67 tahun itu mengubah kesaksiannya pada Kamis (4/11/2021), di tengah persidangannya di Pengadilan Maidstone, Inggris, yang mendengar bahwa dia telah melakukan pelecehan seksual terhadap kedua wanita itu seusai membunuh mereka.

Pengadilan juga mendengar Fuller melakukan pelecehan seksual terhadap mayat wanita di kamar jenazah Rumah Sakit Kent and Sussex serta Rumah Sakit Tunbridge Walls, saat dia bekerja di sana.

Polisi telah mendeteksi setidaknya 99 calon korban Fuller, dalam apa yang diyakini sebagai kasus nekrofilia terburuk dalam sejarah hukum Inggris.

Sebelum persidangan pembunuhannya, Fuller mengaku bersalah atas 51 pelanggaran lainnya, termasuk dakwaan terkait 78 korban yang berhasil diidentifikasi diserang secara seksual di kamar jenazah.

Hal itu memungkinkan, karena Fuller bekerja selama bertahun-tahun sebagai teknisi listrik di rumah sakit sehingga memiliki akses ke semua ruangan.

Aksinya itu diyakini telah dilakukan antara 2008 hingga November 2020.

Kepolisian Kent merilis wawancara yang dilakukan oleh Fuller dengan detektif, di mana pria itu mengakui seluruh perbuatannya.

"Saya ingin mengakui. Saya mengakui pelanggaran tetapi saya tidak benar-benar ingin menjelaskan secara rinci,” kata Fuller dalam rekaman tersebut.

Ketika rumah Fuller digerebek, polisi menemukan 4 juta gambar yang menunjukkan aksi pelecehan seksual.

Sebagian besar diunduh dari internet, tetapi Fuller juga merekam dirinya sendiri dengan para mayat.

“Penggeledahan di rumah Fuller setelah penangkapannya, menemukan hard drive yang disembunyikan di tempat persembunyian di rumahnya, mengungkapkan bukti pelanggaran seksual yang produktif dari apa yang belum pernah dilihat pengadilan Inggris sebelumnya,” kata Crown Protection Service (CPS).

“Antara 2008 dan 2020, Fuller telah merekam dan memotret dirinya sendiri yang melakukan pelecehan seksual terhadap tubuh lusinan wanita dan gadis di dua kamar jenazah rumah sakit Tunbridge Wells, yang dapat dia akses melalui pekerjaannya sebagai supervisor pemeliharaan.”

Halaman
123
Tags:
PembunuhanrudapaksaInggris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved