Terkini Daerah
Mahasiswi UNRI Dilecehkan saat Bimbingan, Polisi Soroti Obrolan Terduga Pelaku dan Korban
Beberapa hari belakangan ini sempat viral pengakuan seorang mahasiswi UNRI yang mengaku dilecehkan ketika menjalani bimbingan proposal skripsi.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Bibir Mana Bibir"
Berdurasi 13 menit, video yang viral tersebut menampilkan sosok korban yang bercerita lengkap mulai dari kronologi hingga bagaimana pihak kampus justru berusaha membungkam dirinya.
Korban yang diketahui merupakan mahasiswi jurusan HI di UNRI itu mengaku mendapat pelecehan dari dekan bernama Syafriharto pada 27 Oktober 2021 lalu.
Kejadian itu ia sebut terjadi ketika dirinya hendak melakukan bimbingan proposal skripsi.
Baca juga: Foto-foto Suasana Pemakaman Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah, TPU Sesak dan Riuh Tangis Duka Cita
Bimbingan skripsi saat itu dilakukan di ruangan Dekan Fisip UNRI di mana hanya ada mereka berdua.
"Bapak Syafriharto mengawali bimbingan proposal skripsi dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang menuju kepada personal saya," kata korban.
"Tentang pekerjaan, tentang kehidupan. Namun, dalam percakapan tersebut, beberapa kali Pak Syafriharto mengatakan beberapa perkataan yang membuat saya tidak nyaman."
Korban bercerita, dekan tersebut menggodanya menggunakan kata-kata seperti I love you.
Menurut cerita korban, pelecehan terjadi seusai dirinya hendak pamit selesai melakukan bimbingan.
"Ketika, saya ingin menyalim bapak itu untuk berpamitan, namun beliau langsung mengenggam kedua bahu saya. Mendekatkan badannya kepada diri saya, lalu beliau menggengam kepala saya dengan kedua tangannya," tutur korban.
"Setelah itu, ia mencium pipi sebelah kiri saya, dan mencium kening saya. Saya sangat merasa ketakutan dan saya langsung menundukkan kepala saya."
"Namun Bapak Syafriharto segera mendongakan kepala saya, dan ia berkata, mana bibir - mana bibir."
"Yang membuat saya sangat terasa terhina, membuat saya terasa terkejut, badan saya terasa lemas, saya ketakutan."
"Namun setelah saya mendorong Bapak Syafriharto, ia mengatakan, ya udah kalau gak mau."
"Saya langsung buru-buru meninggalkan ruangan dekan. Saya langsung meninggalkan kampus dalam keadaan yang sangat gemetar."