Breaking News:

Terkini Internasional

Unggah Video Makan Pisang, 7 Pengungsi Suriah Ditangkap dan Diusir Turki seusai Dianggap Provokatif

Sebuah tren baru muncul di Turki, di mana para migran asal Suriah mengunggah video mereka memakan buah pisang, namun aksi tersebut dianggap provokatif

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Mohamad Yoenus
Kolase tangkapan layar YouTube/Kamuoyu Tv
Sebuah tren di media sosial muncul, di mana beberapa warga Suriah di Turki memposting foto dan video saat mereka sedang makan buah pisang, yang dianggap sebagai ejekan atas keluhan warga Turki dan ekonomi negara tersebut yang semakin menurun. 

TRIBUNWOW.COMTurki mengumumkan telah menangkap dan akan mendeportasi setidaknya tujuh warga Suriah pada Kamis (28/10/2021).

Rencana pengusiran itu menyusul kecaman atas postingan di media sosial yang menunjukkan para migran asal Suriah memakan buah pisang.

Layanan migrasi negara bagian menilai unggahan itu “provokatif”, karena para migran diduga mengolok-olok kesulitan ekonomi yang sedang dialami oleh banyak warga Turki, dikutip dari AFP, Jumat (29/10/2021).

Turki mengumumkan telah menangkap dan akan mendeportasi setidaknya tujuh warga Suriah pada Kamis (28/10/2021).
Turki mengumumkan telah menangkap dan akan mendeportasi setidaknya tujuh warga Suriah pada Kamis (28/10/2021). (YouTube/CNN Turk)

Baca juga: Terancam Diusir Erdogan, 10 Kedutaan Besar Asing Nyatakan Tak akan Campuri Urusan Dalam Negeri Turki

Baca juga: Erdogan Penuhi Ancamannya, Usir 10 Duta Besar Asing Termasuk AS, Isyaratkan Keretakan Hubungan?

Sebanyak tujuh migran telah ditangkap dan akan dideportasi kembali ke Suriah, kata layanan migrasi tersebut.

Sentimen anti-migran di Turki menjadi permasalahan yang disorot dalam insiden itu.

Terlebih lagi, saat ini terjadi gelombang baru gejolak ekonomi Turki, di mana negara itu mengalami inflasi dan penurunan nilai mata uang lira.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki sekarang menjadi rumah bagi lima juta pengungsi, yang kebanyakan di antaranya berasal dari Suriah yang dilanda konflik.

Skandal yang melibatkan pisang itu, dimulai ketika sebuah video menjadi viral awal pekan ini, menunjukkan seorang pria di Istanbul berteriak ke wanita muda Suriah.

Dalam video viral tersebut, pria itu mengeluh bahwa dia tidak mampu membeli pisang, tak seperti warga Suriah yang bisa membelinya.

Pria itu juga menuduh para migran menjalani kehidupan yang lebih mudah dibanding dirinya dan sejumlah warga Turki.

"Saya tidak bisa makan pisang dan Anda membelinya beberapa kilogram di pasar," kata pria itu saat kerumunan orang yang marah berkumpul di sekitar wanita Suriah tersebut.

Sebuah tren di media sosial kemudian muncul, dengan beberapa warga Suriah di Turki memposting foto dan video saat mereka sedang makan pisang.

Gerakan protes itu dilakukan sebagai bentuk tanggapan terhadap diskriminasi yang mereka rasakan.

Namun, ada pula yang menyebut aksi itu sebagai ejekan atas keluhan warga Turki dan ekonomi negara tersebut yang semakin menurun.

Konflik itu terjadi dua bulan setelah sekelompok pria menyerang toko-toko milik migran Suriah di ibu kota Ankara.

Aksi kekerasan itu dipicu oleh perkelahian jalanan, seusai seorang migran Suriah diduga menikam pria Turki hingga tewas.

Dilansir dari The Straits Time, video viral terkait pisang yang memicu pertikaian di Turki, diunggah pada 17 Oktober lalu.

Seorang wanita Turki saat itu juga bergabung dengan pria yang berteriak dalam video, menuduh orang-orang Suriah menikmati gaya hidup mewah di negaranya.

Mereka menyebut para migran memilih tinggal di Turki daripada pulang ke rumah untuk berperang.

Wanita Suriah yang ternyata adalah seorang mahasiswi itu, mengatakan bahwa dia tidak memiliki tempat lagi untuk pulang di Suriah.

Namun, mereka menolak untuk menerima penjelasan tersebut.

Layanan migrasi negara bagian menilai unggahan mereka “provokatif” karena para migran diduga mengolok-olok kesulitan ekonomi yang sedang dialami oleh banyak warga Turki
Layanan migrasi negara bagian menilai unggahan mereka “provokatif” karena para migran diduga mengolok-olok kesulitan ekonomi yang sedang dialami oleh banyak warga Turki (Kolase tangkapan layar YouTube/Kamuoyu Tv)

Baca juga: Presiden Turki Erdogan Sebut Presiden AS Joe Biden Tulis Sejarah dengan Tangan Berdarah

Baca juga: Turki Tegaskan pada Rusia bahwa Israel Harus Diberi Pelajaran, Ini Pesan Erdogan pada Vladimir Putin

Turki memang menampung populasi pengungsi terbesar di dunia, tetapi penurunan ekonomi membuat beberapa pekerjaan di sana lebih sulit didapat. 

Tingginya biaya hidup, meningkatnya pengangguran dan ketidakpuasan terhadap ekonomi secara keseluruhan, telah memantik kemarahan terhadap para pengungsi.

Sejumlah warga Turki mengungkapkan ketidakpuasan mereka atas kebijakan migran yang diberlakukan pemerintahan Erdogan.

Sekitar empat juta warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara di negara mereka, sebagian besar hidup berdampingan secara damai dengan orang Turki selama beberapa tahun.

Pemerintah juga selalu berusaha untuk menahan sentimen anti-migran yang telah meningkat secara nasional.

“Tujuh warga negara asing telah ditangkap dalam penyelidikan atas postingan media sosial yang provokatif dan mereka akan diproses untuk dideportasi,” kata otoritas migrasi Turki dalam sebuah pernyataan.

Departemen Kepolisian Istanbul mengambil tindakan terhadap total 31 tersangka dalam kasus terkait pisang, dikutip dari The Jerusalem Post, Kamis (28/10/2021).

Menurut media Turki, pihak berwenang menangkap 11 migran Suriah, sementara 11 lainnya masih buron.

Para tersangka yang ditangkap, didakwa melakukan kejahatan menghasut atau menghina publik untuk kebencian dan permusuhan.

Menurut Direktorat Jenderal Manajemen Migrasi Turki, lebih dari 3,7 juta pengungsi Suriah tinggal di negara yang dipimpin Erdogan tersebut, pada Oktober 2021.

Protes anti-migran yang keras, sempat pecah di Ankara awal tahun ini, setelah seorang warga negara Turki tewas dalam perkelahian dengan pengungsi Suriah.

Kemal Kilicdaroglu, pemimpin partai oposisi utama di Turki, bersumpah pada September lalu, untuk mengirim semua pengungsi Suriah dan Afghanistan kembali ke rumah mereka dalam waktu dua tahun setelah berkuasa, menurut Hurriyet Daily News.

“Saya sangat sensitif dengan masalah ini.  Saya tidak rasis.  Saya tidak marah pada orang-orang yang datang ke sini, tetapi pada orang-orang yang membuat mereka datang ke sini,” kata Kilicdaroglu.

Pihaknya juga menambahkan bahwa Turki “hampir tidak bisa makan sendiri dan tidak bisa menanggung beban para pengungsi.” (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Turki lain

Tags:
VideoTurkiSuriahPisang
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved