Terkini Daerah
Cerita Pilu Gilang Endi Mahasiswa UNS yang Tewas saat Diklat, Terungkap Alasan Korban Masuk Menwa
Keluarga mengungkap alasan Gilang Endi masuk organisasi Menwa sebelum meninggal dunia saat Diklat.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kasus meninggalnya Gilang Endi (21) mahasiswa D4 Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menjadi sorotan serius.
Gilang Endi meninggal dunia setelah mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Resimen Mahasiswa (Menwa) di UNS.
Diduga korban menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta dengan tubuh penuh luka lebam.

Baca juga: 21 Panitia Termasuk Senior dan Pembina Diperiksa atas Kasus Tewasnya Mahasiswa saat Diklat Menwa UNS
Hingga saat ini, polisi menyelidiki penyebab kematian korban.
Sejumlah saksi telah diperiksa termasuk panitia diklat dan keluarga.
Kini, terungkap pula cerita di balik alasan mahasiswa semester tiga tersebut mengikuti organisasi Menwa.
Sepupu korban yang bernama Novarina Ekapuri menceritakan pengalaman korban saat mengikuti Menwa.
Menurut Nova, korban telah mengikuti organisasi Menwa sejak awal kuliah, semester satu lalu.
"Mas Gilang masuk Menwa itu setahu kami dari pihak keluarga sudah dari semester satu."
"Jadi sudah dari awal masuk kuliah di Prodi K3 UNS, Mas Gilang mengikuti salah satunya Menwa dan BEM Sekolah Vokasi," kata Nova dikutip TribunWow.com dari Youtube tvOne, Rabu (27/10/2021) malam.
Nova melanjutkan, korban pernah bercerita terkait alasannya mengikuti organisasi Menwa.
Berdasarkan pengakuan korban, ia memutuskan masuk Menwa karena ingin melatih fisik dan mentalnya.
Sebab, korban sebelum berkuliah di UNS sempat mendaftar di Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, tetapi tidak lolos.
Baca juga: Reaksi Gibran Soroti Latihan Fisik soal Mahasiswa UNS Meninggal seusai Ikut Diklat Menwa
"Pernah ngobrol, dulu kita sempat tanya kenapa pengin masuk Menwa, katanya pengin melatih fisik dan mentalnya karena sebenarnya dulu itu Mas Gilang pengen sekali masuk sekolah di ikatan dinas API Madiun."
"Sempat beberapa kali mengikuti tes tapi dinyatakan gagal, kemudian mengikuti SBMPTN dan akhirnya diterima di D4 Prodi K3 UNS."
"Jadi mungkin dia masih ingin melanjutkan cita-citanya di ikatan dinas makanya dia mengikuti organisasi Menwa itu," ungkap Nova.
Pernah Dapat Kekerasan?
Nova melanjutkan, korban belum pernah bercerita mengenai pengalaman kekerasan selama mengikuti organisasi Menwa.
Menurutnya, keluarga mungkin tidak akan mengizinkan Gilang masuk Menwa bila tahu ada dugaan kekerasan dalam organisasi militer kampus tersebut.
"Dari semester satu sampai semester tiga, kalau untuk masalah seperti itu (dugaan kekerasan, red) engga pernah cerita."
"Kalau pernah ada seperti itu dan Mas gilang cerita ke keluarga, otomatis pihak keluarga akan melarang ikut organisasi Menwa."
"Tapi sejauh ini tidak ada cerita seperti itu dari almarhum," ungkap Nova.
Baca juga: Kondisi Wajah Penuh Luka, Mahasiswa UNS Tewas karena Kepala Dipukul Berkali-kali
Diketahui, korban merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Gilang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarganya.
Keluarga sangat terpukul dan menyayangkan adanya dugaan yang menewaskan Gilang saat Diklatsar Menwa.
Padahal, Nova bercerita orangtua korban punya harapan besar untuk bisa melihat anak sulungnya itu sukses dengan cita-citanya bekerja di bidang pertambangan.
"Ketika mas Gilang masuk ke Prodi K3 UNS itu salah satu cita-cita mas Gilang yang sudah diamini oleh kedua orang tua dan keluarga besar."
"Rencananya ingin bekerja di bidang pertambangan, orang tua harapannya Mas Gilang menjadi anak yang sukses," ungkap Nova.
Alami Luka di Kepala
Misteri kematian GE, mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) saat mengikuti diklat calon anggota Menwa UNS akhirnya terungkap.
Dilansir TribunWow.com, GE diduga tewas karena mengalami benturan keras dikepalanya.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan ada beberapa bekas pukulan di kepala korban.
"Korban meninggal diduga akibat terjadi penyumbatan di bagian otak," ungkap Iqbal, dikutip dari TribunSolo.com, Selasa (26/10/2021).
"Untuk berapa titik (kekerasan) saya belum bisa sebutkan."
Hasil autopsi jasad GE akan diumumkan pekan depan.
Hingga saat ini, polisi belum menetapkan satu pun tersangka.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
"Semua sudah kami periksa, pemeriksaan dilakukan secara maraton, secepat akan kami sampaikan."
Baca juga: 4 Fakta Mahasiswa UNS Tewas seusai Diklat Menwa, Disebut Kesurupan hingga Wajah Luka-luka
Baca juga: Sosok GE, Mahasiswa UNS yang Tewas saat Ikuti DIklat Menwa, Dikenal Baik dan Aktif Organisasi
Wajah Babak Belur
Dilansir TribunWow.com, kabar kematian GE didapat keluarga pada Senin (25/10/2021) sekitar pukul 02.00 WIB.
Saat itu pihak keluarga langsung diajak ke RSUD dr Moewardi Surakarta untuk melihat kondisi GE.
Nahas, saat keluarga tiba di rumah sakit, GE sudah terbujur kaku di ruang jenazah.
Paman korban, Sutarno menyebut awalnya pihak keluarga tak mencurigai kematian korban.
Namun saat di rumah duka, keluarga melihat wajah dan tubuh korban dipenuhi luka tak wajar.
"Kondisi jenazah memang tidak diperiksa, karena tidak tega, inginnya segera dibawa pulang," ungkap Sutarno, dikutip dari TribunSolo.com, Senin (25/10/2021).
"Yang terlihat bagian mata lebam, bawah mata sudah menghitam, bibir juga berdarah, selain itu juga keluar cairan bening di kepala bagian belakang."
Bersamaan dengan kedatangan polisi di rumah duka, keluarga akhirnya setuju untuk dilakukan autopsi terhadap jasad GE.
Baca juga: Pengakuan Kapolres Nunukan Viral Hajar Anggotanya, Emosi saat Zoom Korban Malah Menghilang
Baca juga: Soal Insiden di Laga Bhayangkara FC Vs Persib Bandung, Paul Munster Sebut Ada Upaya Provokasi
Menurut Suratno, korban terakhir kali berpamitan untuk mengikuti diklat Menwa.
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kematian korban.
"Sebelumnya memang pamit ikut diklat menwa itu, sejak hari Jum'at, tapi dia pulang pergi, pulang pergi."
Saat itu, kata Sutarno, ada dua orang datang ke rumah sekira pukul 02.00 WIB.
Kedua orang tersebut tak menjelaskan maksud menemui ayah GE dan hanya menyebut ada hal penting.
"Ada dua orang yang datang, sepertinya mahasiswa, datang mencari rumah Pak Nardi ayahnya, jam 02.00 WIB," ungkap Sutarno.
"Kemudian, orang tuanya diajak ke rumah sakit Moewardi, dan jam 03.00 WIB ada kabar datang kesini, kalau GE meninggal dunia."
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Djohan Andika membenarkan adanya kejadian itu.
Menurutnya, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kematian korban.
"Untuk mengetahui penyebab pasti kematian dari korban. Saat ini para anggota sudah berada di Rumah Duka," katanya.
"Untuk laporan resmi belum ada, tapi dari informasi sementara, di kawasan Jurug ada kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa UNS." (TribunWow.com/Rilo/Tami)
Sebagian atikel ini telah diolah dari TribunSolo.com dengan judul Keluarga Setuju Autopsi, Ada Luka Lebam di Wajah Mahasiswa UNS Solo yang Meninggal saat Diklat , Kronologi Mahasiswa UNS Tewas Diklat Menwa : Banyak Luka, Tapi Keluarga Diberi Tahu karena Kesurupan