Breaking News:

Virus Corona

Adakah Orang yang Benar-benar Kebal Covid-19? Para Ahli Coba Ungkap Kemungkinan Tersebut

Proyek itu dinamakan COVID Human Genetic Effort, dan merupakan kolaborasi internasional yang rencananya akan dilakukan besar-besaran. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
Tribunnews.com/Herudin
Ilustrasi tes usap atau swab. Para peneliti menyelidiki kemungkinan seseorang memiliki genetik kebal dari Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Para ahli genetika kini sedang menyelidiki kemungkinan adanya orang yang bisa benar-benar kebal Covid-19 meski tanpa intervensi apapun termasuk vaksin.

Proyek itu dinamakan COVID Human Genetic Effort, dan merupakan kolaborasi internasional yang rencananya akan dilakukan besar-besaran. 

Tujuannya adalah untuk memahami mengapa beberapa orang tampak kebal secara alami terhadap virus baru ini sementara yang lain menderita infeksi parah.

Baca juga: Setelah Isolasi Mandiri Covid-19 Jadi Mudah Lelah dan Ada Gejala Jantung? Ini Tips dari Dokter

Baca juga: Kaitkan Vaksin Covid-19 dengan AIDS, Video Presiden Jair Bolsonaro Dihapus Facebook hingga YouTube

Dilansir dari situs New Atlas, dijelaskan bahwa studi ini didasarkan pada fenomena di mana ada seseorang yang kebal dari HIV virus yang menyebabkan AIDS. 

Fenomena itu dikenal ketika pada akhir 1970-an, pasangan artis New York Stephen Crohn meninggal secara tragis karena penyakit AIDS.

Selama tahun-tahun berikutnya sejumlah teman dan mitra Crohn terkena penyakit ini, namun Crohn tidak pernah sakit.

Kemudian baru pada tahun 1994, sebuah tim ilmuwan mulai menyelidiki subjek dengan potensi resistensi genetik terhadap infeksi HIV dan Crohn.

Mereka mencurigai dia memiliki semacam perlindungan yang tidak dapat dijelaskan.

Hasilnya, para peneliti menemukan satu mutasi genetik yang tampaknya menjadi penyebab perlindungan Crohn yang tidak biasa.

Mutasi genetik tunggal ini mencegah virus HIV dan berhasil melindungi Crohn dari infeksi.

Baca juga: Sebabkan 6 Persen Kasus Covid-19, Pakar di Inggris Curiga Varian Delta Plus Lebih Menular

Dan penemuan itu akhirnya mengarah pada pengembangan obat antivirus yang sekarang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.

Salah satu karakteristik paling mencolok dari SARS-CoV-2, penyebab infeksi Covid-19 ini adalah betapa tak terduganya pengaruhnya dari orang ke orang.

Setiap orang bisa merasakan gejala yang berbeda, dan dalam kondisi fisik yang sama satu orang bisa mengalami sakit parah dan yang lain ganya mengalami gejala ringan. 

Ada orang yang hingga dua kali terinfeksi Covid-19, dan ada orang yang belum pernah terinfeksi meski hidup bersama dengan pasien.

Meski telah ada faktor risiko yang disepakati, namun itu tidak benar-benar menjawab fenomena di lapangan. 

Halaman
12
Tags:
Covid-19Virus CoronaVaksinNew York
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved