Breaking News:

Pembunuhan di Subang

Ikut Autopsi Ulang Korban Kasus Subang, Ahli Forensik Polda Jateng Komentari Hasil Autopsi Pertama

Dia pun ikut memberi komentar terkait hasil autopsi pertama yang dilakukan setelah kedua jasad tersebut ditemukan di TKP. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube/Tribunnews
Dokter ahli forensik Sumy Hastry Purwanti dalam wawancara yang diunggah kanal YouTube Tribunnews pada Senin (18/10/2021). 

Profil Sumy Hastry Purwanti

Dilansir dari Kompas.com, diketahui bahwa Hasrty merupakan polwan pertama yang menjadi dokter forensik. 

Hastry menekuni bidang forensik karena mendapat saran dari Kepala Satuan Reserse Kriminal Poltabes Semarang Ajun Komisaris Purwo Lelono. 

”Ketika mendapat saran itu, saya termotivasi karena keahlian forensik ketika itu belum dimiliki polwan lain. Saya adalah polwan pertama yang menjadi dokter forensik,” katanya dalam Kompas Edisi 2015.

Sejak saat itu, Sumi bergabung dalam berbagai operasi tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Tugas pertamanya ialah mengidentifikasi korban bom Bali I pada tahun 2002.

Sumi Hastry kemudian melanjutkan studi kedokteran forensik di Universitas Diponegoro antara tahun 2002-2005.

Hastry juga diketahui terus menjalani pendidikan untuk mengasah kemampuannya seperti mengikuti kursus DVI di Singapura pada 2006, kursus DNA di Malaysia (2007) dan kursus identifikasi luka ledakan di Perth, Australia (2011).

Hastry juga pernah mengikuti sejumlah pertemuan ahli forensik dunia untuk mewakili Indonesia.

Kata-katanya yang terkenal adalah terkait akurasi identitas jenazah ketika autopsi.

”Saya lebih memilih tidak mengidentifikasi jenazah dibandingkan melakukan identifikasi yang salah,” kata dia.

Hastry menyebutkan, kendala Tim DVI Indonesia terletak pada keinginan pihak keluarga atau pemerintah untuk segera mengetahui hasil identifikasi dalam waktu singkat.

"Ada dugaan, kami mempersulitlah. Padahal, semua membutuhkan proses agar hasil identifikasi kami dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.

Diketahui dia juga terlibat dalam beberapa kasus penting seperti:

Mengidentifikasi korban bom Kedutaan Besar Australia di Jakarta (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), dan bom Bali II (2005).

Halaman
1234
Tags:
Pembunuhan di SubangPembunuhanSubangYosefTutiYorisAmalia Mustika Ratu
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved