Virus Corona
Lansia Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac dan Sinopharm, Direkomendasikan WHO Dapat Dosis Ketiga
Terutama bagi mereka yang mendapat dua dosis vaksin Sinovac dan Shinopharm.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
Berisiko Sakit Parah meski Sudah Divaksin
Dilansir dari CNN, dijelaskan, apapun jenis vaksinnya, vaksin Covid-19 telah dinyatakan efektif untuk melindungi pasien dari mengalami keparahan hingga kematian.
Namun ada sejumlah kelompok yang nampaknya masih berisiko.
Data menyebut yang masih berisiko mengalami keparahan ialah lansia dan terutama yang memiliki komorbid.
Pada 30 Agustus, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menerima laporan jika 12.908 kasus terobosan atau kasus pasien Covid-19 yang sudah divaksin mengalami sakit parah yang mengakibatkan rawat inap atau kematian.
Mereka membandingkannya dengan jumlah populasi masyarakat yang sudah divaksin yaitu sekitar 173 juta orang pada tanggal tersebut.
Itu disebut mewakili peluang kurang dari 1 banding 13 ribu untuk mengalami kasus terobosan Covid-19 yang parah.
Setelah data tersebut dilihat lebih detail, diketahui juga jika yang memiliki risiko untuk mengalami sakit parah meski sudah divaksin adalah lansia.
70 persen dari angka tersebut adalah pasien dengan usia 65 tahun atau lebih.
Dengan rata-rata keseluruhan usia pasien yang mengalami sakit parah setelah divaksin yaitu 71 tahun.
70 persen juga memiliki komorbid seperti diabetes, penyakit jantung, kondisi autoimun, dan lainnya.
Di antara yang mengalami kematian 87 persen adalah usia 65 tahun ke atas.
Sedangkan, bagi pasien yang belum mendapat vaksin rata-rata usia yang berada di rumah sakit adalah 59 tahun.
Data CDC ini didasarkan pada pelaporan sukarela dari negara bagian dan mungkin tidak lengkap, tetapi beberapa penelitian menunjukkan tren serupa.
"Mengidentifikasi siapa yang lebih mungkin mengembangkan penyakit Covid-19 yang parah setelah vaksinasi akan sangat penting untuk upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak dari infeksi terobosan ini," kata Dr. Hyung Chun, profesor kardiologi di Yale School of Medicine.