Breaking News:

Virus Corona

Lansia Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac dan Sinopharm, Direkomendasikan WHO Dapat Dosis Ketiga

Terutama bagi mereka yang mendapat dua dosis vaksin Sinovac dan Shinopharm.

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
HO/TribunWow.com
Vaksinasi yang dilaksanakan oleh RACYM pada hari Sabtu, (24/7/2021) di Auditorium Koinonia UKDW. Lansia disebut masih memiliki risiko sakit parah meski sudah divaksin Covid-19 dosis lengkap. 

Berisiko Sakit Parah meski Sudah Divaksin

Dilansir dari CNN, dijelaskan, apapun jenis vaksinnya, vaksin Covid-19 telah dinyatakan efektif untuk melindungi pasien dari mengalami keparahan hingga kematian.

Namun ada sejumlah kelompok yang nampaknya masih berisiko.

Data menyebut yang masih berisiko mengalami keparahan ialah lansia dan terutama yang memiliki komorbid. 

Pada 30 Agustus, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menerima laporan jika 12.908 kasus terobosan atau kasus pasien Covid-19 yang sudah divaksin mengalami sakit parah yang mengakibatkan rawat inap atau kematian.

Mereka membandingkannya dengan jumlah populasi masyarakat yang sudah divaksin yaitu sekitar 173 juta orang pada tanggal tersebut.

Itu disebut mewakili peluang kurang dari 1 banding 13 ribu untuk mengalami kasus terobosan Covid-19 yang parah.

Setelah data tersebut dilihat lebih detail, diketahui juga jika yang memiliki risiko untuk mengalami sakit parah meski sudah divaksin adalah lansia. 

70 persen dari angka tersebut adalah pasien dengan usia 65 tahun atau lebih.

Dengan rata-rata keseluruhan usia pasien yang mengalami sakit parah setelah divaksin yaitu 71 tahun.

70 persen juga memiliki komorbid seperti diabetes, penyakit jantung, kondisi autoimun, dan lainnya.

Di antara yang mengalami kematian 87 persen adalah usia 65 tahun ke atas. 

Sedangkan, bagi pasien yang belum mendapat vaksin rata-rata usia yang berada di rumah sakit adalah 59 tahun.

Data CDC ini didasarkan pada pelaporan sukarela dari negara bagian dan mungkin tidak lengkap, tetapi beberapa penelitian menunjukkan tren serupa.

"Mengidentifikasi siapa yang lebih mungkin mengembangkan penyakit Covid-19 yang parah setelah vaksinasi akan sangat penting untuk upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak dari infeksi terobosan ini," kata Dr. Hyung Chun, profesor kardiologi di Yale School of Medicine.

Halaman
123
Tags:
VaksinCovid-19WHOLansiaSinovacSinopharm
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved