Breaking News:

Terkini Internasional

15 Orang Tewas dan 2 Juta Warga Kena Dampak Banjir di China, Rumah hingga Peninggalan Budaya Rusak

Banjir terjadi di Provinsi Shanxi, China Utara, seusai dilanda hujan lebat terus-menerus, terhitung 15 tewas dan hampir dua juta warga kena dampak.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AFP/str
Banjir besar terjadi di Provinsi Shanxi, China Utara, seusai dilanda hujan lebat terus-menerus hingga menyebabkan setidaknya 15 orang tewas pada Selasa (12/10/2021). 

Pemerintah provinsi mengatakan curah hujan tersebut telah memecahkan rekor di beberapa daerah.

Foto-foto yang diterbitkan surat kabar negara bagian, Shanxi Evening News, menunjukkan polisi lalu lintas menggendong anak-anak sekolah di punggung mereka saat mengarungi air setinggi pinggang setelah beberapa kendaraan terjebak.

Beberapa wilayah di seluruh China telah dilanda banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini.

Baca juga: Pemadaman Listrik Massal di China karena Krisis Energi Ganggu Aktivitas Warga dan Bisnis

Baca juga: Tuai Kritik Warga hingga Pakar, China Bunuh 3 Kucing Peliharaan seusai Positif Virus Covid-19

Ribuan orang dievakuasi di provinsi Hubei dan Sichuan pada musim panas ini karena hujan deras.

Sementara lebih dari 300 orang tewas di provinsi Henan, China tengah, setelah hujan deras pada bulan lalu.

Para ahli mengatakan peristiwa cuaca yang aneh, seperti banjir besar dan kekeringan yang mengancam, menjadi semakin umum karena perubahan iklim.

Baru-baru ini, China telah dilanda pemadaman listrik yang meluas di tengah rekor harga batu bara, kontrol harga listrik negara bagian, dan target emisi yang ketat yang telah menekan pasokan listrik.

Tahun ini, ketika dunia kembali dibuka setelah pandemi virus Covid-19, permintaan atas barang-barang China melonjak.

Hal itu membuat pabrik-pabrik di negara itu membutuhkan lebih banyak daya listrik untuk aktivitas produksi.

Di sisi lain, aturan yang diberlakukan oleh Beijing saat berusaha membuat negara itu netral karbon pada tahun 2060 mendatang, telah menyebabkan produksi batu bara melambat.

Permintaan listrik yang meningkat, juga ikut mempengaruhi harga batu bara di negara itu.

Pemerintah yang secara ketat mengendalikan harga listrik, membuat perusahaan pembangkit listrik tenaga batu bara juga tidak mau beroperasi karena ancaman kerugian.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), telah menguraikan sejumlah langkah untuk menyelesaikan masalah krisis listrik di China itu.

Langkah itu termasuk bekerja sama dengan perusahaan pembangkit listrik untuk meningkatkan output, serta memastikan pasokan penuh batu bara dan mempromosikan penjatahan daya listrik. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait China lain

Tags:
BanjirChinaProvinsi ShanxiWang Qirui
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved