Pembunuhan di Subang
Ternyata Anak Polisi, Masa Lalu Tuti Korban Pembunuhan di Subang Diungkap Mantan Ketua RT
Masa lalu Tuti diungkap oleh satu di antara penggali makamnya, Carman. Tuti disebut sebagai sosok yang baik dan merupakan putri dari mantan polisi.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM – Masa lalu Tuti Suhartini (56), korban pembunuhan di Subang, Jawa Barat terungkap.
Dikutip TribunWow.com dari Surya.co.id, Tuti ternyata adalah putri seorang mantan anggota polisi.
Keterangan itu dibeberkan oleh mantan ketua RT setempat, Carman, yang juga ikut membantu penggalian makam Tuti dan putrinya, Amalia Mustika Ratu (23).

Baca juga: Yoris Kecewa Rencana Damai dengan Yosef Batal, Sempat Saling Tuduh soal Pembunuhan di Subang
Baca juga: Kondisi Psikis Kelelahan, Yosef Justru Kembali Dipanggil Kepolisian terkait Rekening Bank Amalia
Carman yang mengaku mengenal dekat keluarga Tuti, mengatakan sosok istri Yosef itu sebagai orang yang baik.
Begitu pula dengan keluarganya, termasuk sang ayah, mendiang Urip.
"Sosok Ibu Tuti orang baik, keluarganya orang baik,” kata Carman dalam kanal YouTube Heri Susanto yang diunggah Jumat (8/10/2021).
“Almarhum Bapak Urip juga orang baik," tambahnya.
Carman juga mengaku mengetahui masa muda Tuti Suhartini saat duduk di bangku sekolah menengah.
"Malah pacarannya juga saya tahu masih SMA terbuka," ungkap Carman.
Diketahui kepolisian sempat melakukan autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia untuk menemukan bukti-bukti tambahan pembunuhan ibu dan anak yang terjadi 18 Agustus lalu.
Proses pembongkaran makam sebelumnya juga dilakukan pada Sabtu (2/10/2021).
Terkait penggalian makam tersebut, Carman ikut terlibat bersama lima orang lain yang ditunjuk oleh desa.
Mereka adalah Mamat, Wariana, Oman, Enak, dan Ujang.
Carman menyebut tugasnya hanya sebagai penggali makam.
Seusai mengambil jasad Tuti dan Amalia dari dalam kuburan, Carman langsung menyerahkannya ke dokter forensik, yakni dr Hastry untuk kemudian diautopsi.
Selama proses autopsi itu pun, Carman mengaku, baik dirinya dan rekan lainnya tidak diperbolehkan untuk menyaksikan.
Baca juga: Yosef Kembali Gelar Pengajian untuk Tuti dan Amalia di Subang, Doa Bersama Hari ke-50, Ini Pesannya
Mereka langsung diminta meninggalkan tenda autopsi yang dipasang di Tempat Pemakaman Umum Istuning, Desa Jalancagak, Kabupaten Subang.
"Yang pertama saya gali itu (jenazah) Ibu Tuti selama 1,5 jam. Sesudah itu saya mengambil jenazah dalam keadaan sudah membusuk dan baunya menyengat. Langsung saya angkat ke meja autopsi. Setelah itu saya disuruh ke luar oleh petugas kepolisian," ungkap Carman.
Setelah jasad Tuti selesai diautopsi, Carman dan lima rekannya langsung menguburkannya kembali dan beralih menggali makam Amalia.
Rekan Carman, Dede Oman menambahkan bahwa tidak sembarang orang bisa melakukan tugas penggalian makam tersebut.
Hanya orang-orang yang mendapat perintah langsung dari desa, yang bekerja sama dengan kepolisian yang bisa ikut terlibat.
"Saya sudah resmi diperdeskan menjadi pengurus makam Istuning Desa Jalan Cagak, Dusun 1. Saya dulu pas pembunuhan yang menggali dan menguburkan (Tuti dan Amalia). Jadi saya sudah ada perdesnya dengan ketetapan hukum," ungkap Dede Oman.
"Setelah saya menguburkan itu, sudah diambil alih sama Mabes, baru ada informasi mau ada penggalian. Diinformasikan oleh Polsek Jalancagak bahwa ada penggalian lagi," sambungnya.
Dede Oman mengaku sampai tidak bisa makan selama tiga hari setelah melakukan tugas penggalian makam Tuti dan Amalia tersebut.
Dia juga kesulitan tidur selama dua hari karena teringat dengan jasad Tuti dan Amalia.
Terlebih lagi, kegiatan itu menjadi yang pertama kali dilakukannya, setelah hanya melihat proses autopsi ulang dalam siaran televisi.
Namun, Dede Oman mengaku berharap kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang itu cepat selesai.
"Mudah-mudahan dengan autopsi ulang kembali, secepatnya terungkap," harap Dede Oman.
Simak videonya dari menit 12:38 :
Sementara itu, terkait hasil autopsi ulang terhadap jasad Tuti dan Amalia, kepolisan mengaku tak ingin berandai-andai dalam mengungkap pelaku.
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Erdi A Chaniago.
"Ya, belum lah (ditentukan pelaku). Jadi, sekarang kita fokus mencari petunjuk-petunjuk, kesesuaian dengan penyebabnya, kematiannya,” ujar Erdi saat dihubungi Rabu (5/10/2021), dikutip TribunWow.com dari TribunJabar.id.
“Setelah itu baru kita simpulkan rangkaian penyelidikannya, lalu mengarah ke tersangkanya, jadi kita tidak berandai-andai," tambahnya.
Baca juga: Ikut Olah TKP Kasus Subang, Kades Ungkap Perlakuan Pelaku pada Korban, Kalung Amalia Jadi Petunjuk
Sejak kasus pembunuhan ibu dan anak itu terkuak pada 18 Agustus lalu, pelaku yang bertanggung jawab belum juga ditetapkan oleh kepolisian.
Pihak berwajib masih melakukan penyelidikan dengan harapan bisa segera menemukan tersangka.
Terkait dengan autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, Kombes Pol Erdi A Chaniago mengungkap kepolisian mencoba temukan petunjuk baru.
"Dia dibunuh, apakah melakukan perlawanan, kemudian untuk menentukan waktu kematiannya, karena ini kita cari kesesuaian kembali."
"Sehingga setelah melihat hasil autopsi tersebut, di antaranya juga mengenai alat yang digunakan, apakah tumpul atau tajam," katanya.
Kombes Pol Erdi juga menyatakan hasil autopsi kedua itu akan dievaluasi untuk dicocokkan dengan petunjuk baru yang sudah dimiliki kepolisian sebelumnya.
"Kalau memang ada kesesuaian, Insya Allah dalam waktu dekat kita temukan tersangkanya," ucapnya.
Sementara terkait hasil autopsinya sendiri, Erdi mengaku belum dapat menyampaikan kepada publik.
"Ini masih dalam konsumsi penyidik, mereka membutuhkan evaluasi, analisa, dan fokus dulu terhadap hasil temuannya," katanya. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Pembunuhan di Subang lain
Artikel ini diolah dari Surya.co.id dengan judul Masa Lalu Tuti Suhartini, Korban Pembunuhan di Subang Terungkap, Istri Yosef Ternyata Anak Polisi dan TribunJabar.id dengan judul UPDATE Kasus Subang, Polisi tak Ingin Berandai-andai dan Fokus Cari Petunjuk, Apa yang Ditemukan?