Pembunuhan di Subang
Update Kasus Subang Sepekan: Cari Waktu dan Senjata Pelaku hingga Keluarga Korban Datangi Polres
Namun, keseriusan pihak kepolisian terlihat, misalnya dalam pekan ini pihak kepolisian melakukan kerja maraton bahkan di akhir pekan.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Erdi A Chaniago, menyebut autopsi ulang dilakukan demi mencari tahu sejumlah hal seperti senjata yang digunakan pelaku pembunuhan tersebut.
"Ya itu kita mencari apakah luka korban tersebut berasal dari benda tumpul atau benda tajam, terus kemudian untuk waktu-waktu kematiannya, nah itu dari hasil autopsi pasti kita temukan waktu-waktu kematiannya, katanya, dikutip dari kanal Kompas TV yang diunggah pada Senin (4/10/2021).
Selain itu, dari autopsi ulang yang dilakukan pihak kepolisian, reka adegan pembunuhan tersebut juga kemungkinan bisa diketahui.
"Terus kemudian, ya mungkin saja dari hasil autopsi kemarin bisa kita temuka juga apa ada lebam, luka mayat dan sebagainya, kemudian kematian korban ini diduga apakah ada perlawanan atau tidak," katanya.
Keterangan Erdi bisa disimak dari menit ke-2:
2. Besoknya Langsung Datangi TKP
Hingga kini tidak ada informasi apakah autopsi ulang sudah selesai dan bagaimana hasilnya.
Erdi menyebut bahwa hasil autopsi dan temuan baru yang ada di kepolisian masih menjadi konsumsi internal penyidik.
Namun, hari setelah pembongkaran makam kedua jasad korban, polisi langsung menyambangi TKP kasus Subang.
Pada Minggu (3/10/2021), pukul 14.00 WIB terpantau puluhan polisi menggunakan baju preman mendatangi rumah korban yang menjadi TKP pembunuhan.
Aparat polisi yang datang diduga merupakan anggota dari Bareskrim Polri dan Polda Jabar
Dari informasi di lapangan, diketahui bahwa polisi bersama ahli forensik di lapangan, di antaranya adalah Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti.
Polisi tak berseragam itu terlihat melakukan pemeriksaan di sekitar garasi mobil alpard serta halaman dari TKP
Rumah yang sudah sekitar 50 hari tidak ditinggali itupun terlihat kotor tak terawat dan tidak layak huni.