Virus Corona
Studi Ungkap Obesitas Jadi Berpengaruh pada Kenaikan Angka Kematian Covid-19, Ini Alasannya
Studi ini menganalisis hubungan antara kematian Covid-19 dan kelebihan berat badan pada hampir 5,5 miliar orang dewasa dari 154 negara di dunia
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
Studi lain yang dilansir dari Medical Xpress, telah membuat para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), mendukung seruan bagi orang Amerika yang gemuk untuk mendapat prioritas vaksin covid-19.
"Temuan ini menyoroti implikasi klinis dan kesehatan masyarakat dari BMI yang lebih tinggi, termasuk kebutuhan untuk manajemen intensif penyakit terkait Covid-19, prioritas vaksin lanjutan, dan kebijakan untuk mendukung perilaku sehat," tulis tim yang dipimpin oleh Lyudmyla Kompaniyets, dari Tim Penanggulangan Covid-19 CDC.
Dalam studi tersebut, para peneliti meneliti data lebih dari 148 ribu pasien yang dirawat karena Covid-19 di 238 rumah sakit AS antara Maret dan Desember 2020.
Dalam kelompok ini, 28,3 persen didapati mengalami kelebihan berat badan dan 50,8 persen mengalami obesitas.
"Kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko untuk pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis invasif, dan obesitas merupakan faktor risiko rawat inap dan kematian," kata tim CDC.
Ini bahkan meningkatkan risiko keparahan Covid-19 bahkan pada anak muda yang bukan bagian dari kelompok berisiko tinggi.
Ketika dokter mengembangkan rencana perawatan untuk pasien Covid-19, mereka harus mempertimbangkan risiko hasil yang parah pada pasien dengan BMI yang lebih tinggi, terutama bagi mereka yang mengalami obesitas parah, tambah mereka.
Temuan ini mungkin tidak mengejutkan bagi dokter yang telah melihat kombinasi obesitas dan infeksi Virus Corona yang terkadang mematikan terjadi di bangsal rumah sakit.
“Sejak awal pandemi, banyak dari kita yang merawat pasien telah mencatat kecenderungan individu obesitas dan kelebihan berat badan untuk memiliki penyakit yang lebih parah,” kata Dr. Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, di Baltimore.
"Ini juga berlaku untuk virus pernapasan lainnya, karena obesitas mengganggu kebugaran pernapasan dan memiliki banyak efek metabolisme lainnya."
Dalam tinjauannya, Robert Glatter adalah dokter pengobatan darurat di Lenox Hill Hospital di New York City, mencatat bahwa obesitas sudah menghasilkan efek inflamasi di dalam tubuh secara kronis.
Hal itu disebut sudah menempatkan pasien pada posisi yang kurang menguntungkan ketika Covid-19 menyerang.
Glatter mengatakan temuan itu menggarisbawahi pentingnya strategi pencegahan, seperti prioritas vaksin lanjutan dan pembatasan kegiatan.
Pekan lalu, satu penyelidikan global menemukan bahwa risiko kematian akibat infeksi Virus Corona sekitar 10 kali lebih tinggi di negara-negara di mana sebagian besar penduduknya kelebihan berat badan.
Laporan Federasi Obesitas Dunia menemukan bahwa 88 persen kematian akibat Covid-19 pada tahun pertama pandemi terjadi di negara-negara di mana lebih dari setengah populasinya tergolong kelebihan berat badan.
Lebih tepatnya pada penduduk yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25 atau dianggap kelebihan berat badan. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya