Terkini Internasional
Tinggalkan Surat Wasiat, Mantan Perwira Polisi Ternyata Jadi Pembunuh Berantai di Prancis
Mantan perwira polisi mengaku jadi pelaku pembunuhan dan rudapaksa dalam serentetan kasus dingin terbesar di Prancis pada 1980-an dan 1990-an.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
Setidaknya dalam tiga kasus rudapaksa, dia dilaporkan telah mengidentifikasi dirinya sebagai petugas polisi kepada wanita dan anak perempuan.
Pelaku disebut juga menggunakan borgol dan teknik pengekangan profesional milik kepolisian dalam aksinya.

Dalam kasus paling terkenal, pelaku yang diidentifikasi sebagai Verove, dicurigai merudapaksa dan membunuh seorang gadis berusia 11 tahun bernama Cecile, yang ditemukan tewas di ruang bawah tanah gedung yang ditinggalinya di Paris.
Kasus itu terjadi pada 1986 dan dilakukan ketika Cecile akan pergi ke sekolah.
Verove juga diyakini telah membunuh seorang pekerja rumah tangga dari Jerman yang berusia 26 tahun di sebuah apartemen di Paris.
Baca juga: Seorang Gadis Remaja Dirudapaksa 33 Orang selama 8 Bulan di India, Sempat Diperas Pacarnya
Baca juga: Konflik dengan Perancis karena Kapal Selam, PM Australia akan Sabar Bangun Kembali Hubungan
Bukti DNA diekstraksi dari puntung rokok dan pembalut korban yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tetapi tidak pernah dicocokkan dengan pelaku sebelumnya.
Saat kematian Verove diketahui, polisi mengambil sampel DNA dari tubuhnya dan menemukan bahwa itu cocok dengan profil genetik yang ditemukan di beberapa TKP kasus pembunuhan lama itu.
Seorang jaksa Paris, Laure Beccuau menyatakan buronan Le Grele, dicari karena daftar kejahatan yang dilakukan pada 1980-an dan 1990-an, termasuk rudapaksa anak di bawah umur, dikutip dari AFP.
Laure Beccuau juga mengungkapkan keterlibatan pria itu dalam pembunuhan, percobaan pembunuhan, perampokan bersenjata dan penculikan anak di bawah umur.
Kepolisian sempat menerbitkan sketsa Pria Berbopeng berdasarkan pernyataan saksi yang menunjukkan seorang pria berusia sekitar 25 tahun pada 1986 lalu.
Pria itu juga dikatakan memiliki rambut warna cokelat muda dengan bekas jerawat terlihat di wajahnya.
Seorang pengacara untuk keluarga Cecile, Didier Seban, berterima kasih kepada polisi atas keberhasilan mereka mengungkap pelaku.
Namun, Didier Seban juga mengatakan ‘menyakitkan mengetahui bahwa penjahat itu membawa (mati) rahasianya’.
“Kami akan meminta sistem peradilan untuk melanjutkan penyelidikan, untuk mengetahui apakah dia memiliki kaki tangan dan untuk menentukan jumlah korban. Keluarga harus punya jawaban,” katanya.
Dikutip dari BBC, bukti DNA yang ditemukan dalam kasus pembunuhan Cecile, menunjukkan keterkaitan dengan kasus pembunuhan dan rudapaksa lain, termasuk kasus Gilles Politi dan Irmgard Muller pada 1987 silam.
Media lokal turut mengabarkan, Pria Berbopeng juga berkaitan dengan pembunuhan Karine Leroy pada 1994 yang ditemukan tewas di pinggiran hutan setelah satu bulan dilaporkan menghilang.
Seorang petugas kepolisian yang diduga adalah Pria Berbopeng, juga dilaporkan terlibat dalam kasus rudapaksa gadis berusia 14 dan 11 tahun. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Prancis lain