Breaking News:

Terkini Internasional

Tinggalkan Surat Wasiat, Mantan Perwira Polisi Ternyata Jadi Pembunuh Berantai di Prancis

Mantan perwira polisi mengaku jadi pelaku pembunuhan dan rudapaksa dalam serentetan kasus dingin terbesar di Prancis pada 1980-an dan 1990-an.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
desastre.mx
Ilustrasi kekerasan pada wanita. Mantan perwira polisi mengaku jadi pelaku pembunuhan dan rudapaksa dalam serentetan kasus dingin terbesar di Prancis pada 1980-an dan 1990-an. 

TRIBUNWOW.COM - Seorang pensiunan polisi telah diidentifikasi sebagai pembunuh berantai di balik serentetan kasus pembunuhan dan rudapaksa di sekitar Paris, Prancis yang terjadi pada 1980-an dan 1990-an.

Pria yang dijuluki ‘Le Grele’ (pria berbopeng), telah dalam pencarian polisi selama 35 tahun sampai dia memilih mengambil nyawanya sendiri dan meninggalkan surat wasiat berisi pengakuan kejahatannya.

Dikutip dari The Guardian, para penyidik telah mencari bukti DNA untuk menyelesaikan kasus dingin terbesar dalam sejarah kepolisian Paris, guna mengidentifikasi pembunuh berantai dan pelaku rudapaksa terkenal itu.

Ilustrasi. Belasan anak-anak di Garut kecanduan melakukan seks menyimpang setelah melihat video porno.
Ilustrasi pelecehan seksual terhadap anak (DOKUMENTASI TRIBUN MANADO)

Baca juga: Viral Kunjungi Pameran Makanan, Presiden Prancis Emmanuel Macron Justru Dilempar Telur

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Pelaku Rudapaksa dan Bunuh Gadis 13 Tahun Austria Ditemukan di Inggris

Polisi baru-baru ini mempersempit pencarian mereka ke mantan polisi militer dan perwira polisi militer yang dikerahkan di wilayah Paris saat kejadian.

Mereka bahkan memanggil ratusan orang untuk diinterogasi.

Satu di antaranya adalah Francois Verove (59) yang mendapatkan surat panggilan pada 24 September untuk wawancara dan diambil sampel DNA-nya.

Tetapi dia dilaporkan hilang oleh istrinya tiga hari kemudian.

Verove justru ditemukan tewas di sebuah apartemen sewaan di Grau-du-Roi, sebuah desa nelayan dekat pantai Mediterania pada Rabu (29/9/2021).

Verove diketahui adalah mantan polisi, yang kemudian menjadi perwira polisi sebelum pensiun.

Media Prancis melaporkan Verove telah meninggalkan catatan yang mengatakan dia tidak dalam keadaan baik pada saat melakukan aksi pembunuhan dan rudapaksa.

Dia juga mengatakan tidak melakukan kejahatan lagi setelah 1997, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Ketika penyelidik membuka kembali kasus-kasus lama dan menghubungkan berbagai kejahatan, beberapa faktor menunjukkan bahwa sang pembunuh kemungkinan adalah anggota polisi atau Gendarmerie saat itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, seorang hakim investigasi telah menanyai sekitar 750 polisi yang dikerahkan di wilayah Paris ketika aksi kejahatan dilakukan.

Pelaku beraksi dari tahun 1986 hingga setidaknya 1994, dan tidak pernah ditangkap.

Dalam satu kasus penculikan dan rudapaksa, pelaku menunjukkan kartu polisinya untuk memaksa seorang gadis masuk ke mobilnya.

Setidaknya dalam tiga kasus rudapaksa, dia dilaporkan telah mengidentifikasi dirinya sebagai petugas polisi kepada wanita dan anak perempuan.

Pelaku disebut juga menggunakan borgol dan teknik pengekangan profesional milik kepolisian dalam aksinya.

Ilustrasi pelaku kriminal diborgol.
Ilustrasi borgol. (Tribunnews.com)

Dalam kasus paling terkenal, pelaku yang diidentifikasi sebagai Verove, dicurigai merudapaksa dan membunuh seorang gadis berusia 11 tahun bernama Cecile, yang ditemukan tewas di ruang bawah tanah gedung yang ditinggalinya di Paris.

Kasus itu terjadi pada 1986 dan dilakukan ketika Cecile akan pergi ke sekolah.

Verove juga diyakini telah membunuh seorang pekerja rumah tangga dari Jerman yang berusia 26 tahun di sebuah apartemen di Paris.

Baca juga: Seorang Gadis Remaja Dirudapaksa 33 Orang selama 8 Bulan di India, Sempat Diperas Pacarnya

Baca juga: Konflik dengan Perancis karena Kapal Selam, PM Australia akan Sabar Bangun Kembali Hubungan

Bukti DNA diekstraksi dari puntung rokok dan pembalut korban yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tetapi tidak pernah dicocokkan dengan pelaku sebelumnya.

Saat kematian Verove diketahui, polisi mengambil sampel DNA dari tubuhnya dan menemukan bahwa itu cocok dengan profil genetik yang ditemukan di beberapa TKP kasus pembunuhan lama itu.

Seorang jaksa Paris, Laure Beccuau menyatakan buronan Le Grele, dicari karena daftar kejahatan yang dilakukan pada 1980-an dan 1990-an, termasuk rudapaksa anak di bawah umur, dikutip dari AFP.

Laure Beccuau juga mengungkapkan keterlibatan pria itu dalam pembunuhan, percobaan pembunuhan, perampokan bersenjata dan penculikan anak di bawah umur.

Kepolisian sempat menerbitkan sketsa Pria Berbopeng berdasarkan pernyataan saksi yang menunjukkan seorang pria berusia sekitar 25 tahun pada 1986 lalu.

Pria itu juga dikatakan memiliki rambut warna cokelat muda dengan bekas jerawat terlihat di wajahnya.

Seorang pengacara untuk keluarga Cecile, Didier Seban, berterima kasih kepada polisi atas keberhasilan mereka mengungkap pelaku.

Namun, Didier Seban juga mengatakan ‘menyakitkan mengetahui bahwa penjahat itu membawa (mati) rahasianya’.

“Kami akan meminta sistem peradilan untuk melanjutkan penyelidikan, untuk mengetahui apakah dia memiliki kaki tangan dan untuk menentukan jumlah korban. Keluarga harus punya jawaban,” katanya.

Dikutip dari BBC, bukti DNA yang ditemukan dalam kasus pembunuhan Cecile, menunjukkan keterkaitan dengan kasus pembunuhan dan rudapaksa lain, termasuk kasus Gilles Politi dan Irmgard Muller pada 1987 silam.

Media lokal turut mengabarkan, Pria Berbopeng juga berkaitan dengan pembunuhan Karine Leroy pada 1994 yang ditemukan tewas di pinggiran hutan setelah satu bulan dilaporkan menghilang.

Seorang petugas kepolisian yang diduga adalah Pria Berbopeng, juga dilaporkan terlibat dalam kasus rudapaksa gadis berusia 14 dan 11 tahun. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Prancis lain

Tags:
PrancisParisPembunuhan BerantaiTewasrudapaksaPolisi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved