Terkini Internasional
Puteri Mako Dilaporkan Alami PTSD Jelang Pernikahan yang Resmi Diumumkan Terselenggara Bulan Ini
Badan rumah tangga kekaisaran mengumumkan Puteri Mako alami PTSD karena liputan media yang banyak menaruh perhatian pada rencana pernikahannya.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM – Pernikahan Puteri Mako (29), cucu perempuan Kaisar Akihito dari Jepang dengan kekasihnya yang seorang rakyat biasa, Kei Komuro (29), secara resmi diumumkan akan terselenggara 26 Oktober mendatang.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang menyatakan Puteri Mako dan Kei Komuro akan menggelar konferensi pers bersama pada hari pernikahan mereka nanti pada Jumat (1/10/2021).
Dilansir dari Japan Today, Puteri Mako juga dilaporkan oleh badan tersebut, telah didiagnosis menderita stress pasca-trauma (PTSD) kompleks karena liputan media yang banyak menaruh perhatian pada rencana pernikahannya.

Baca juga: Pernikahan dengan Rakyat Biasa Diumumkan Oktober, Puteri Mako akan Serahkan Status Kerajaan
Baca juga: Sempat Ditunda 2 Tahun, Pernikahan Puteri Mako akan Digelar Tahun Ini Tanpa Ritual Adat Jepang
Puteri Mako, keponakan Kaisar Naruhito itu, telah mendapat kecaman selama bertahun-tahun atas rencananya untuk menikahi Komuro.
Kontroversi publik berlangsung selama tiga tahun, menyusul laporan media tentang perselisihan keuangan yang melibatkan ibu Komuro dan mantan tunangannya.
Pasangan itu kemudian menunda pernikahan mereka, dan Komuro pindah ke Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2018 untuk untuk belajar di sekolah hukum Universitas Fordham, New York.
Langkah itu dilihat sebagai upaya untuk meredakan perhatian negatif masyarakat dan media di Jepang.
Sementara itu, Komuro telah kembali ke Jepang pada Senin (27/9/2021) untuk pertama kalinya dalam tiga tahun ini.
Penampilan terbarunya di Jepang menarik perhatian media.
Kerumunan wartawan berkumpul di luar rumah ibunya di Yokohama dekat Tokyo, di mana Komuro melakukan karantina mandiri untuk memenuhi aturan pembatasan virus Covid-19 di Jepang, dikutip dari Mainichi pada Jumat (1/10/2021).
Dalam pernikahan Puteri Mako dan Kei Komuro juga tidak akan diselenggarakan ritual tradisional Jepang, termasuk ‘Nosai no Gi’ atau upacara pertunangan resmi dan pertukaran hadiah antar keluarga serta ‘Choken no Gi’ yang berarti upacara untuk bertemu secara resmi dengan kaisar dan permaisuri sebelum menikah.
Puteri Mako juga memilih untuk tidak menerima pembayaran Rp 19 miliar dari pemerintah Jepang yang biasanya memang diberikan kepada anggota keluarga kerajaan, saat menikah dan menyerahkan status bangsawannya.
Penolakan pemberian uang lump-sum itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Pembayaran itu dimaksudkan untuk menjaga martabat wanita mantan anggota keluarga kerajaan setelah kehilangan status kekaisarannya karena menikahi rakyat biasa.
Namun, Badan Rumah Tangga Kekaisaran telah menerima permintaan Puteri Mako tersebut.