Virus Corona
Ini Obat dan Suplemen untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan dan OTG yang Isolasi Mandiri
Pasien Covid-19 yang memenuhi syarat seperti gejala ringan dan tanpa gejala bisa menjalani isolasi mandiri.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 yang memenuhi syarat seperti gejala ringan dan tanpa gejala bisa menjalani isolasi mandiri di rumah.
Tetapi pasien yang menjalani isolasi mandiri juga perlu memperhatikan perkembangan kesehatannya dan mengonsumsi beberapa jenis obat yang diberikan atau direkomendasikan untuk pemerintah.
Dalam Panduan Protokol Tatalaksana Covid-19 yang disusun oleh lima organisasi profesi kedokteran, dan diterbitkan atau disahkan Kementerian Kesehatan, telah diatur baik lama masa isolasi hingga obat yang digunakan selama masa isolasi mandiri.
Baca juga: Cegah Keparahan akibat Badai Sitokin, Ini yang Perlu Dilakukan saat Isolasi Mandiri Covid-9
Baca juga: Tips Isolasi Mandiri Covid-19: Konsumsi Vitamin B Disebut Bisa Cegah Badai Sitokin Pembekuan Darah
Lima organisasi profesi pada bulan Juli lalu mengajukan revisi terkait protokol tatalaksana Covid-19.
Tetapi Kementerian Kesehatan menyebut sedang mengkaji ajuan tersebut dan masih menggunakan Panduan Protokol Tatalaksana Covid-19 Edisi 2 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada awal tahun ini.
Juru Bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, pihaknya masih mengkaji revisi dari sejumlah organisasi profesi terkait protokol tatalaksana Covid-19 itu.
"Belum (dihapus). Kita sudah menerima rekomendasi itu tetapi masih kita diskusikan lebih lanjut," kata Juru Bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid saat dikonfirmasi Tribunnews pada, Selasa (20/7/2021).
Hal yang paling disorot dalam revisi tatalaksana tersebut adalah penggunaan obat-obatan untuk pasien isolasi mandiri.
Ada jenis obat yang tidak lagi direkomendasikan pada pasien Covid-19.
Obat yang tidak digunakan dalam revisi terbaru adalah Oseltamivir dan Azitromisin.
"Sementara masih menggunakan pedoman yang sebelumnya. Jadi masih aman di gunakan,"
Baca juga: Kenali Teknik Grounding, Bantu Atasi Gangguan Tidur saat Isolasi Mandiri Covid-19
Tetapi, Ketua Satgas Tanggap Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menuturkan jika kedua jenis obat tersebut tidak dibutuhkan saat gejala ringan Oseltamivir dan Azitromisin bagi pasien Covid-19 juga dilakukan oleh WHO.
Oseltamivir adalah obat antivirus digunakan untuk terapi infeksi Influenza dalam tubuh.
"Bukan untuk Covid-19. Jadi jelas, prinsipnya, Oseltamivir itu bukan obat Covid-19," ujarnya seperti dikutip dari akun twitternya, Senin (19/7/2021).
Sedangkan Azitromisin adalah obat antibiotik yang mengatasi bakteri.
Menurutnya juga penggunaan obat-obatan keras terutama antibiotik secara sembarangan bisa berbahaya, terlebih untuk jangka panjang.
Karena itu, penggunaan obat terutama obat keras pada pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah juga harus mendapat resep dokter sebelumnya.
Percayakan pada dokter untuk menilai obat apa dan berapa dosis yang aman dan efektif untuk digunakan.
Berikut jenis obat berdasarkan Panduan Protokol Tatalaksana Covid-19 Edisi 2:
Orang Tanpa Gejala
Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi.
Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker, perlu berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Jantung.
1. Vitamin C, dengan pilihan;
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari),
- Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, Zink.
2. Vitamin D
- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
3. Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM
dapat dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.
4. Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan.
Gejala Ringan
1. Vitamin C dengan pilihan:
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari)
- Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C, B, E, zink
2. Vitamin D
- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup)
- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)
3. Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari
4. Antivirus:
- Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5-7 hari (terutama bila diduga ada infeksi influenza), atau
- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
5. Pengobatan simtomatis seperti parasetamol bila demam.
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com yang berjudul Kemenkes Masih Pakai Azithromycin dan Oseltamivir sebagai Obat Terapi Covid-19